//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/issue/feed5TH CEEDRIMS 20242024-08-21T09:02:46+07:00Sely Novitasarisely@itny.ac.idOpen Journal Systems<p>CEEDRiMS (Civil Engineering, Environmental, Disaster, and Risk Management Symposium)</p>//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5035Pemanfaatan FMEA sebagai Instrumen Identifikasi Potensi Bahaya pada Pekerjaan Pondasi Bore Pile2024-08-21T09:02:44+07:00Chairunnisa Yusriliya22914011@students.uii.ac.idFitri Nugrahenifitri.nugraheni@uii.ac.id<p>Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa faktor yang dapat menjadikan proyek tersebut mengalami kendala dan hambatan. Adapun beberapa risiko yang dapat mempengaruhi suatu keberhasilan proyek. Risiko merupakan sesuatu yang melekat pada setiap kegiatan konstruksi, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap proyek konstruksi juga memiliki risiko tertentu. Konstruksi Pembangunan Gedung bertingkat merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan memerlukan perhatian khusus terhadap risiko yang mungkin timbul selama proses pembangunannya. Proyek Pembangunan Gedung Rusun Polsek pada Kawasan Mandalika ini berlokasi di Jalan Pariwisata Kuta Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Luas <br>lahan yang digunakan adalah 1.764 m2 sedangkan untuk luas bangunan yang digunakan adalah 1.228 m2. Kondisi tanah pada Proyek Pembangunan Rusun Polsek ini adalah tanah lunak karena pada awalnya lahan tersebut merupakan lingkungan persawahan, sehingga perlu adanya penggalian dan penimbunan untuk mencapai ketinggian yang ideal sehingga perbedaan elevasi dengan jalan tidak terlalu tinggi. Terdapat banyak faktor risiko yang dapat terjadi dalam item pekerjaan pondasi karena kondisi tanah yang lunak maka perlu adanya pengeboran, sehingga kemungkinan risiko kecelakaan kerja dapat terjadi. Sebagai upaya pengendalian risiko, dapat dilakukan identifikasi potensi bahaya sehingga risiko yang dapat terjadi dapat di minimalisir. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi potensi bahaya adalah dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang terjadi pada pekerjaan pondasi bore pile Proyek Pembangunan Rusun Polsek Kawasan Mandalika. Dengan melakukan analisis FMEA pada pekerjaan pondasi bore pile didaptkan hasil bahwa pada pekerjaan persiapan, pengeboran, pemasangan tulangan besi, pengecoran dan perawatan <br>pada Proyek Pembangunan Rusun Polsek Kawasan Mandalika dengan 6 uraian pekerjaan diketahui memiliki 14 kegagalan (failure mode) dengan 36 potensi bahaya. terdapat 4 penyebab potensi bahaya terbanyak adalah adanya kegagalan pada kurang pengawasan dan komunikasi, dimana dapat menimbulkan 8 potensi bahaya, operator tidak berkompeten dapat menimbulkan 5 potensi bahaya, dan kesalahan dalam penggunaan mesin potong atau alat pemotong dapat menimbulkan 4 potensi bahaya.</p>2024-08-21T08:56:13+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5027Analisis Ruang Kerja untuk Optimalisasi Durasi Proyek Konstruksi pada Proyek Gedung Bioteknologi Ubaya2024-08-21T09:02:45+07:00Nisrina Sausan Putri1100200001@students.itny.ac.idRizal Maulanarizalmaulana@itny.ac.idSely Novita Sarisely.novita@itny.ac.id<p>Terdapat tiga hal proyek tersebut dinyatakan berhasil, yaitu dilihat dari segi mutu, waktu dan biaya. Faktor yang mempengaruhi dari keberhasilan tersebut salah satunya ialah melakukaan pengaturan waktu yang sesuai dengan batas yang telah ditetapkan. Sebuah proyek tentunya membutuhkan sebuah lokasi fisik untuk menyelesaikan pekerjaan dan menghasilkan sebuah produk atau jasa, hal itu dapat disebut dengan ruang kerja. Umumnya ruang kerja disebut dengan lapangan pada proyek namun lapangan yang dimaksud ialah dalam skala besar seperti lokasi proyek dan area proyek, pada penelitian ini lapangan yang dimaksud adalah lebih detail lagi. Tenaga kerja perlu di analisis terlebih dahulu agar kegiatan proyek dapat berjalan sesuai lebih optimal dari segi waktu maupun biaya. Maka dari itu perlu adanya perencanaan tenaga kerja. Optimalisasi tenaga kerja adalah strategi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari tenaga kerja dengan tujuan agar perencanaan tenaga kerja dapat lebih maksimal yang dimana akhirnya dapat meminimalisir pengeluaran biaya. Optimalisasi tenaga kerja dilakukan dengan mengatur kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan ketersediaan tenaga kerja dan pekerjaan yang ada. Metode pengambilan data diambil dari data historis dan dan data sekunder yaitu berupa gambar kerja, laporan harian, dan time schedule. Berdasarkan hasil analisis didapat jumlah optimal didapat tukang batu dengan jumlah 6 orang yang dimana hanya fokus pada pekerjaan pemasangan bata saja diluar plesteran, pemasangan kolom praktis dan opening di setiap harinya</p>2024-08-21T08:56:44+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5024Analisis Perancangan Anggaran Biaya Pembangunan Rumah Dinas Kepala Sekolah SD 01 Ngabang Sesuai dengan Permen Pupr No 1 Tahun 20222024-08-21T09:02:45+07:00Jepri Matias110018027@students.itny.ac.idSely Novita Sarisely.novita@itny.ac.idAnggi Hermawananggi@itny.ac.id<p>Rumah Dinas Sekolah SD Negeri 01 Ngabang didirikan pada tahun 1980. Kecamatan ngabang dapat dikategorikan sebagai daerah hujan dengan intensitas tinggi. Rumah dinas menjadi sarana pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Berfungsi sebagai rumah tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas pejabat atau pegawai negeri. Proses pembangunan akan dimulai dari tahapan perencanaan. Pada beberapa kasus proses pembangunan akan dimulai dari tahapan-tahapan yang lainnya sesuai situasi, kondisi dan tujuan proyek yang telah disepakati. Mencapai tujuan yang semaksimal mungkin, sistem pengawasannya berorientasi pada Pengawasan Mutu, Pengawasan Biaya, dan pengawasan waktu. Metode penelitian yang digunakan dalam penetian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian ini digunakan untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data, klasifikasi, analisis, kesimpulan dan laporan. Dilakukan juga beberapa studi literatur dengan memanfaatkan analisa yang lebih mendalam yang diwujudkan dengan pengolahan data yang lebih fokus serta menyeluruh. Dari hasil analisa Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk Pembangunan Rumah Dinas Kepala Sekolah SD Negeri 01 Ngabang Sesuai Dengan PERMEN PUPR No 1 Tahun 2022 adalah sebesar Rp. Rp 158.962.880,- (Seratus Lima Puluh Delapan Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Dua Ribu Delapan Ratus Delapan Puluh Rupiah).</p>2024-08-21T08:57:04+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5028Optimalisasi Waktu Pembangunan Gedung PKB 2 Line Dinas Perhubungan Kabupaten Seleman Menggunakan Metode CPM2024-08-21T09:02:45+07:00Indira Pratiwi Jamali1100190032@students.itny.ac.idRizal Maulanarizalmaulana@itny.ac.idSely Novita Sarisely.novita@itny.ac.id<p>Proyek pembangunan Gedung PKB 2 Line ini baru menggunakan kurva S dan belum menggunakan metode CPM (Critical Path Method), sehingga terjadi keterlambatan kerja pada minggu keempat sampai dengan minggu kedelapan karena tidak diketahui durasi optimal dan jalur kritis. Untuk itu perlu mengetahui durasi maksimal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung PKB 2 line dengan menggunakan metode CPM (Critical Path Method), dan bagaiman kurva S setelah mendapatkan durasi maksimal menggunakan metode CPM (Critical Path Method).Tahapan dalam analisis data merupakan langkah yang dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah sehingga didapat hasil yang optimal. Analisis data pada penelitian ini dilakukan menggunakan metode CPM dengan bantuan software Microsoft project 2019 untuk dapat merencanakan penjadwalan proyek Proyek pembangunan PKB 2 line dilaksanakan dengan durasi rencana yang terdapat pada time schedule yaitu 180 hari. Oleh karena itu, data time schedule proyek digunakan sebagai acuan melakukan analisis percepatan durasi. Dari perhitungan durasi dengan batuan Microsoft Project dengan menggunakan metode Critical Path Method ditemukan 44 item pekerjaan yang merupakan pekerjaan kritis, setelah dioptimalisasi dengan menambahkan 25% tenaga kerja menjadi 11 item pekerjaan yang merupakan pekerjaan kritis. Durasi optimum yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proyek pembangunan Gedung PKB 2 line adalah 150 hari, sehingga peningkatan efesiensi waktu pada proyek pembangunan Gedung PKB 2 line sebanyak 20%. Pada Kurva S baru proyek hanya pekerjaan yang termasuk dalam lintasan kritis, setelah optimalisasi dari 27 minggu kerja dioptimalisasikan menjadi 19 minggu kerja</p>2024-08-21T08:57:19+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5049Analisis Kekauan dan Pola Retak Kolom Akibat Asial Eksentris Balok Ditinjau Terhadap Gaya Geser Kolom (Studi Kasus: Proyek X di Kota Tegal)2024-08-21T09:02:45+07:00Antonius Erlandaerlandh31@gmail.comGabriel J. P. Ghewaghewa@unika.ac.idHermawanhermawan.mrk@unika.ac.id<p>Kegagalan dan kecacatan pekerjaan konstruksi merupakan fenomena yang umum terjadi pada dunia konstruksi. Identifikasi lebih jauh terhadap kegagalan konstruksi bangunan tanpa penanganan yang baik dapat berdampak terjadinya kegagalan bangunan pada segi teknis. Hasil pelaksanaan konstruksi Gedung Rumah Sakit X di Kota Tegal, didapati adanya eccentric beam column joint dengan balok pada struktur bekerja sebagai beban eksentris. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tahap demi tahap pengaruh dari gaya aksial eksentris yang bekerja pada balok terhadap perilaku kolom menggunakan software Abaqus CAE, menganalisis dan mengevaluasi pola retak yang terjadi pada kolom bangunan. Metode review design secara sistematis dilakukan untuk melihat perilaku kekakuan struktur dan pola retak pada kolom dengan melakukan analisis variabel 5 titik beban yaitu sentris, eksentris 10 cm, 20 cm, 30 cm, dan 45 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin jauh letak beban eksentris dari column centerline, reaksi kolom dilihat dari pola disipasi energi semakin terpusat pada area beam column joint. Grafik hubungan tegangan dan regangan meningkat secara linear hingga pada titik eksentris 45 cm terjadi peningkatan secara eksponensial. Grafik terputus saat beton mengalami keretakan dengan nilai tegangan 25,1 x 106 N/m2 dan regangan 8,8 x 10-4. Retak pada parameter 45 cm terjadi akibat tegangan tekan dan tegangan tarik dengan keretakan joint merekah hingga 30 cm ke area joint balok G5C dan 20 cm ke area badan kolom. Hanya variabel sentris yang tidak mengalami keretakan. Eksentrisitas beban berpengaruh terhadap kekakuan dan elastisitas struktur. Nilai kekakuan dapat diperbaiki dengan meningkatkan mutu material atau dimensi penampang sesuai dengan sasaran desain struktur.</p>2024-08-21T08:57:41+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5050Sistem Distribusi Air Bersih Berdasarkan Parameter Debit dan Tekanan Aliran pada Reservoir Guwo ke Argosari2024-08-21T09:02:45+07:00Maria oktaviana kolomariaoktavianakolo@gmail.comAndrea Sumarah Asihandreasumarah@sttnas.ac.idAnggi Hermawananggi@itny.ac.id<p>Sistem penyediaan air bersih yang kompleks sering sekali bermasalah dalam distribusi debit dan tekanan yang berkaitan dengan kriteria hidrolis yang harus terpenuhi dalam sistem pengaliran air bersih. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis distribusi air bersih berdasarkan parameter debit, tekanan aliran, menghitung diameter, kecepatan aliran air bersih, dan mengetahui besar kebutuhan air yang harus didistribusikan ke Desa Argosari. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari PDAM Kabupaten Bantul berupa data kebutuhan air bersih, instalasi pengelolaan air bersih dan yang diperoleh dari PDAB Kabupaten Bantul berupa lokasi sumber air dan skema jaringan pipa. Sedangkan data jumlah penduduk, data pokok pendidikan dan industri kecil menengah tahun 2023 di peroleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis melalui tahap awal ialah menghitung kebutuhan air bersih berdasarkan SNI 2000. Tahap kedua yaitu mensimulasi jaringan pipa untuk mendapatkan tekanan dan kecepatan aliran . Metode yang digunakan yaitu Metode Hazen Williams dengan alat bantu <em>software</em> EPANET 2.0 dan <em>Microsof Excel</em> 2016. Jika hasil simulasi EPANET 2.0 nilai tekanan dan kecepatan kurang dari standar maka perlu dilakukan perubahan diameter pipa.Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai tekanan dan kecepatan aliran tidak memenuhi syarat pada titik 6,7,10, 12 dan 13. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pada titik 6 dan 7 diameter pipa diubah menjadi 25 mm, titik 10 diubah menjadi 80 mm dan titik 12 dan 13 diubah menjadi 25 mm.</p>2024-08-21T08:57:57+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5099Analisa Kinerja Ruas Jalan Simpang 3 Cepit – Perempatan Kasongan Berdasarkan Derajat Kejenuhan2024-08-21T09:02:45+07:00Febriana Ramadhanifebriana@ustjogja.ac.idWidarto Sutrisnowidarto.sutrisno@ustjogja.ac.idM. Bayu Anggaram.bayuanggaraaa@gmail.com<p>Ruas Jalan Simpang 3 Cepit – Perempatan Kasongan merupakan salah satu ruas jalan yang mengalami aktifitas masyarakat yang disebabkan oleh adanya kantor pemerintah daerah dan padat pemukiman masyarakat. Jumlah kendaraan bermotor di ruas jalan Simpang 3 Cepit – Perempatan Kasongan dari hari ke hari semakin meningkat, sehingga menimbulkan kemacetan lalul lintas terutama pada jam puncak. Sehingga tingkat pelayanan ruas jalan Simpang 3 Cepit – Perempatan Kasongan tidak sebanding lagi melayani volume lalu lintas yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kinerja jalan berdasarkan nilai derajat kejenuhan yang menggambarkan layak tidaknya jalan tersebut digunakan secara nyaman. Ruas Jalan Simpang 3 Cepit – Perempatan Kasongan merupakan tipe jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD). Analisis yang digunakan pada penelitian ini sesuai dengan analisis yang ada pada MKJI 1997. Sebelum melakukan analisis terlebih dahulu dilakukan survei lapangan dengan mengambil data diantaranya data geometri jalan, data lalu lintas dan hambatan samping. Dari hasil analisis yang dilakukan, didapat DS sebesar 0,79, maka tingkat pelayanan ruas jalan Simpang 3 Cepit – Perempatan Kasongan termasuk tingkat pelayanan C dengan karakteristik kondisi lalu lintas arus stabil, kecepatan dapat dikontrol</p>2024-08-21T08:58:15+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5133Analisis Percepatan Waktu Menggunakan Metode Fast Track pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi2024-08-21T09:02:45+07:00Krisna Andrea Sugiarto Krisna1100200005@studens.itny.ac.idRizal Maulanarizalmaulana@itny.ac.idAnggi Hermawananggi@itny.ac.idSely Novita Sarisely.novita@itny.ac.id<p>Untuk mencapai tujuan sebuah proyek maka perlu memperhatikan perencanaan serta pengendalian yang baik agar suatu proyek dapat berjalan secara efektif dan efisien. Namun masalah yang sering dihadapi dalam pekerjaan proyek konstruksi yaitu terjadinya ketidak sesuaian antara apa yang sudah direncanakan dengan yang terealisasi dalam pelaksanaan proyek, sehingga dapat mengakibatkan keterlambatan dalam penyelesaiannya. Untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan pada suatu proyek. Peneliti melakukan percepatan dengan menjadwalkan ulang proyek Pembangunan Gedung PKB 2 Line dengan tujuan mengetahui durasi optimal. Dalam penelitian ini menggunakan metode Fast Track. Fast track merupakan metode percepatan dalam pembangunan dengan melakukan pelaksanaan aktivitas-aktivitas secara paralel/tumpang tindih dengan waktu pelaksanaan lebih cepat dan biaya lebih efisien. Percepatan dilakukan pada jenis kegiatan yang berada pada lintasan kritis dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan metode fas track dengan bantuan Microsoft Project 2019. Percepatan dilakukan hingga lintasan kritis mencapai titik jenuh atau tidak dapat dipercepata lagi. Hasil dari analisi penerapan metode fast track pada proyek pembangunan Gedung PKB 2 LINE, Kabupaten Sleman, Yogyakarta durasi awalnya yaitu 180 hari kerja, setelah dilakukan percepatan menggunakan metode fast track dengan bantuan microsoft project terjadi percepatan durasi pekerjaan menjadi 162 hari kerja atau mengalami percepatan durasi sebesar 10%.</p>2024-08-21T08:58:32+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5138Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Mall Pelayanan Publik di Kabupaten Sleman2024-08-21T09:02:45+07:00Wiraldi Thalib1100190054@studentsitny.ac.idRizal Maulanarizalmaulana@itny.ac.idAnggi Hermawananggi@itny.ac.idSely Novita Sarisely.novita@itny.ac.id<p>Secara umum keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) masih sering terabaikan pada proyek kontruksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan sistem manajemen pada proyek Pembangunan Mall Pelayanan Publik (MPP) di Kabupaten Sleman. tujuan penelitian ini untuk mengetahui kegiatan yang berisiko tinggi, potensi kecelakaan kerja tertinggi, pengendalian kecelakaan kerja, serta penerapan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menyebarkan kuisioner sebagai media untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden, selain itu melakukan observasi lapangan atau pengamatan langsung proyek yang menjadi objek penelitian. Kemudian pengolahan data di analisis dengan menggunkan microsoft Excel dan SPSS statistics dan hasil kuesioner dihitung dengan metode IKR dan diurutkan berdasarkan nilai tertinggi dari setiap variabel. Hasil analisis penelitian meliputi risiko kecelakaan kerja, potensi kecelakaan kerja, kegiatan pelaksanaan serta pengawasan dan penerapan pengendalian kecelakaan kerja. Berdasarkan hasil dari penelitian dapat disimpulkan risiko kecelakaan kerja tertinggi adalah terjatuh dari ketinggian menjadi risiko tertinggi di Lokasi proyek dengan kategori kecelakaan kerja risiko sangat tinggi dan nilai IKR 0,91. Serta potensi kecelakaan kerja tertinggi adalah tidak memakai APD menjadi factor tertinggi terjadinya potensi kecelakaan kerja, dengan kategori sangat berpengaruh dan dapat dibuktikan dengan nilai IKR 0,94. Penerapan pengendalian dan pengawasan kecelakaan kerja pada proyek pembangunan Mall Pelayanan Publik (MPP) di Kabupaten Sleman sudah rutin dilaksanakan dan tepat untuk dilaksanakan sebagai pengawasan pengendalian kecelakaan kerja. dengan nilai rata-rata atau mean di atas 3,51</p>2024-08-21T08:58:46+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5187Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Menggunakan Software PTV Vissim (Studi Kasus Jalan PGRIi II Sonosewu, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta)2024-08-21T09:02:45+07:00Yohanes Afriyanto Jalus1100200009@students.itny.ac.idIrchamircham@itny.ac.idHerna Puji Astutikherna@itny.ac.id<p>Daerah Istimewa Yogyakarta semakin hari semakin berkembang mempunyai tingkat keramaian dan kepadatan semakin tinggi. Wilayah Kabupaten Bantul menjadi salah satu Kabupaten di Yogyakarta dengan persimpangan yang memiliki arus lalu lintas cukup padat. Salah satunya yaitu Simpang Bersinyal yang berada di jalan PGRI II Sonosewu. Pada jam sibuk persimpangan ini sering kita jumpai kemacetan maupun konflik antara pengendara serta belum tertibnya beberapa pengendara menjadi faktor munculnya permasalahan tersebut. Penelitian pada Simpang PGRI II Sonosewu Bantul bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang dengan pemodelan menggunakan <em>Software PTV Vissim </em>serta memberikan alternatif dan solusi untuk meningkatkan kinerja simpang.</p> <p> Metode analisis deskriptif yaitu menganalisis data yang dikumpulkan kemudian melakukan pemodelan menggunakan <em>Software PTV Vissim</em> dengan melakukan kalibrasi dan validasi model simpang serta uji GEH terhadap volume kendaraan.</p> <p> Berdasarkan hasil analisis dengan pemodelan menggunakan <em>Software PTV Vissim</em> pada kondisi eksisting diperoleh panjang antrian rata-rata 23,98 m, serta tundaan rata-rata 40,67 det/kend dengan tingkat pelayanan LOS_D (kurang). Alternatif dan solusi terbaik untuk meningkatkan kinerja simpang dengan menggunakan <em>Software PTV Vissim</em> yaitu dengan melakukan perubahan pada waktu siklus dan urutan <em>intergreen</em> pada <em>signal Control,</em> sehingga diperoleh panjang antrian rata-rata 8,76 m, serta tundaan rata-rata 21,40 det/kend dengan tingkat pelayanan LOS_C (sedang).</p>2024-08-21T08:59:01+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5210Analisis Faktor-Faktor Keinginan Masyarakat Korban Bencana Terhadap Rumah Hunian Sementara2024-08-21T09:02:45+07:00Agustinus Yansen Dendo1100190031@students.itny.ac.idSely Novita Sarisely.novita@itny.ac.idAnggi Hermawananggi@itny.ac.id<p>Indonesia merupakan salah satu wilayah yang dilalui jalur rangkaian gunung api aktif sehingga mengakibatkan sebagian besar wilayah indinesia rawan terhadap bencanana. Penangan pasca bencana di Indonesia sejau ini dinilai masi terkesan lamban dan tidak siap kususnya dalam memenuhi kebutuhan hunian bagi pengungsi. Permasalahannya bagaimana mewadahi hunian sementara untuk para korban dengan mudah dan tepat waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor keinginan Masyarakat korban bencana terhadap hunian sementara di Kabupaten Bantul, kecamatan imogiri, kelurahan karangtengah dan sriharjo imogiri. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan pengumpulan data yang langsung berhubungan dengan responden dengan menyebarkan kuisioner kepada pihak yang terkait atau Masyarakat di Kabupaten Bantul, , kecamatan imogiri, kelurahan karangtengah dan sriharjo imogiri. Kemudian data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode mean, standar deviasi dan uji regresi linier dengan bantuan program SPSS 22.0. Berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor prioritas tertinggi pada Keinginan Masyarakat adalah Pembangunan hunian yang memiliki ruang privasi dengan nilai mean 3,37, dan standar deviasi 0,45. Dimana besarnya hubungan faktor keinginan Masyarakat dengan faktor prioritas keinginan Masyarakat pada hunian sementara adalah menunjukan bahwa sebesar 93,3% dapat mempengaruhi hubungan keinginan masyarakat, sisanya 6,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Disimpulkan bahwa pada penelitian ini faktor mudah/cepat) dan kenyaman berpengaruh atau berhubungan besar terhadap keterlambatan pembayaran dimana besar hubungan lebih dari 50% yaitu sebesar 93,3%.</p>2024-08-21T08:59:13+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/4996Analisa Perilaku Pengendara Terhadap Potensi Kecelakaan Lalu Lintas Menggunakan Software Smart PLS2024-08-21T09:02:45+07:00Firmansyah Syamsuddin Ahmad1100200019@students.itny.ac.idVeronica Diana Anis. Averonica.diana@itny.ac.idHerna Puji Astutikherna@itny.ac.id<p>Permasalahan kecelakaan lalu lintas yang akhir-akhir ini sering terjadi dan banyak menimbulkan kerugian bahkan sampai dapat menimbulkan korban jiwa. Oleh karena itu permasalahan lalu lintas ini masih sangat di perhatikan agar dapat mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas. Adapun tujuan dari penelitian ini sendiri yaitu mengendetifikasi perilaku pengendara terhadap potensi kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan <em>Software Smart PLS</em>, mengetahui pengaruh masing-masing indicator yang ada dalam permasalahan penelitian ini, mengetahui Tingkat pemahaman pengendara terhadap peraturan lalu lintas, mengetahui besarnya pengaruh variable X terhadap potensi kecelakaan lalu lintas (Y).</p> <p>Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan cara pengambilan data kuesiner dan pengelolahan data. Penelitian kuantitatif deskriptif sendiri digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan atau merigkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena, maupun berbagai variable penelitian menurut kejadian sebagaimana adanya yang dapat dipotret, diwawancara, diobservasi serta yang dapat digunakan.</p> <p>Hasil pengolahan data serta analisis yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa 73,5% perilaku seorang pengendara berpengaruh besar terhadap potensi kecelakaan lalu lintas. Dan dikrtahui juga bahwa dari ketigav variabel yang digunakan yaitu pengetahuan, sikap disiplin dan kecepatan. Variabel sikap displin mempunyai pengaruh lebih tinggi terhadap kecelakaan, selanjutnya yaitu variabel kecepatan dan terakhir variabel pengetahuan.</p>2024-08-21T08:59:42+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5303Studi Komparasi Tiang Pancang Berdasarkan Data CPT dan N-SPT (Studi Kasus : Gedung Bappeda Kalimantan Utara)2024-08-21T09:02:45+07:00Rafvly Novan1100200003@students.itny.ac.idRetnowati Setioningsihrsetioningsih@itny.ac.idMarwantomarwanto@itny.ac.id<p>Salah satu bagian struktur bangunan yang berurusan dengan tanah adalah fondasi. Secara umum fondasi menyalurkan beban yang berasal dari struktur atas ke lapisan tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari diameter tiang pancang yang paling ekonomis dan efektif juga untuk mengetahui berapa besar nilai penurunan yang terjadi. Studi kasus dari penelitian ini adalah Gedung Bappeda Kalimantan Utara. Penelitian ini menggunakan metode Guy Sanglerat berdasarkan data CPT dan metode Mayerhoff berdasarkan data N-SPT. Hasil perhitungan perbandingan daya dukung fondasi tiang pancang dan penurunan tiang pancang yang paling efektif dan aman yaitu berdasar uji N-SPT yaitu: titik joint C38 dengan diameter 50 cm jumlah tiang pancang 5 dengan penurunan 22,95 cm.</p>2024-08-21T09:00:07+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5211Analisis Indikator Faktor Perencanaan Hunian Sementara di Kabupaten Bantul, Yogyakarta2024-08-21T09:02:45+07:00Stefanus Ardiyanto Ndelo1100190020@studentsitny.ac.idSely Novita Sarisely.novita@itny.ac.idOggi Heicqal Ardianoggiheicqal@itny.ac.id<p>Gempa bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa bumi tektonik kerak dangkal yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Sabtu pagi, 27 Mei 2006 kurang lebih selama 57 detik. Menurut BMKG gempa tersebut berkekuatan 5,9 pada skala richter. Gempa pada 27 Mei 2006 ini adalah salah satu peristiwa gempa bumi terbesar, dengan jumlah korban tewas terbanyak. Wilayah tersebut mengalami kerusakan dan korban jiwa paling besar, karena gempa bumi khususnya berdampak pada rumah-rumah warga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keinginan masyarakat akan hunian sementara pada masa tanggap darurat bencana berdasarkan kebutuhan penghuni. Penelitian lapangan dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara langsung pada masyarakat yang berada di Kabupaten Bantul, Kecamatan Imogiri. Tujuan dari data ini adalah demi mendapatkan data yang valid, sehingga hasil dan kesimpulan penelitian pun tidak akan diragukan kebenarannya. Hasil analisis linear pada penelitian ini konstanta sebesar -15,049 artinya jika faktor ketahanan/kekuatan (X1), faktor fleksibelitas (X2), nilainya adalah 0, maka keinginan Masyarakat (Y) nilainya adalah -15,049. Koefisien regresi faktor ketahanan/kekuatan (X1) sebesar +0,426, artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan faktor ketahanan/kekuatan mengalami kenaikan 1%, maka keinginan masyarakat (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,426, koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif faktor ketahanan/kekuatan dengan keinginan masyarakat. Koefisien regresi faktor fleksibelitas (X2) sebesar +0,582 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan faktor fleksibelitas mengalami kenaikan 1%, maka keinginan masyarakat (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,582, koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif atau searah antara faktor fleksibelitas dengan keinginan masyarakat.</p>2024-08-21T09:00:22+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/4974Analisis Banjir di Sungai Cokroyasan Bagian Hilir2024-08-21T09:02:45+07:00Dian Ayu Rahmadanidianrahmadani267@gmail.comAnggi Hermawananggi@itny.ac.idOggi Heicqal Ardianoggiheicqal@itny.ac.id<p>Sungai Cokroyasan merupakan sungai yang mengalami permasalahan akibat adanya penyempitan mulut muara. Kondisi tersebut diakibatkan oleh adanya sedimen sejajar pantai yang terbawa oleh gelombang laut ke mulut muara yang menyebabkan genangan banjir. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui debit banjir rancangan tahunan dan memetakan luas wilayah yang berpotensi terkena genangan banjir di sekitar Sungai Cokroyasan dengan kala ulang 25 tahunan (Q25). Metode dalam penyusunan penelitian ini adalah pengumpulan data, studi pustaka, analisis data hidrologi, perhitungan elevasi maksimum pasang surut air laut, pemodelan hasil analisis hidrologi, pembuatan peta genangan banjir. Sungai Cokroyasan yang ditinjau sepanjang 18,54 km dengan hulu berada di Bendung Bandung Selis dan Hilir berada di Laut (Pantai Keburuhan). Analisis hidrologi menggunakan data curah hujan DAS Cokroyasan dari tahun 2012 – 2022 dan menggunakan metode Thiessen Polygon. Analisis hidrograf satuan menggunakan metode HSS Nakayasu, dalam pemodelan genangan banjir menggunakan software Hec-RAS dan ArcGIS. Hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data debit banjir kala ulang 25 tahunan sebesar 857.947 m3/detik dan total luas wilayah yang berpotensi terkena genangan banjir sebesar 24.063 km2. Daerah Kecamatan yang berpotensi terkena genangan banjir yaitu Kecamatan Kutoarjo, Kecamatan Bayan, Kecamatan Banyuurip, Kecamatan Ngombol dan Kecamatan Grabag</p>2024-08-21T09:00:43+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5025Mitigasi Risiko Keterlambatan Pembangunan Jembatan Perawang di Kecamatan Tasik Putripuyu Menggunakan Simulasi Monte Carlo2024-08-21T09:02:45+07:00Muhammad Arafatmarafat400@gmail.comAri Sandhyavitriari.sandhyavitri@eng.unri.ac.idManyuk Fauzimanyuk.fauzi@eng.unri.ac.id<p>Penelitian ini menganalisis risiko keterlambatan pembangunan Jembatan Perawang di Kecamatan Tasik Putripuyu dengan menggunakan Simulasi Monte Carlo. Identifikasi risiko menunjukkan beberapa faktor utama yang berpotensi menyebabkan keterlambatan, antara lain perubahan desain, persetujuan dokumen yang tertunda, dan masalah keuangan kontraktor. Simulasi Monte Carlo yang dilakukan memperkirakan adanya potensi keterlambatan proyek lebih dari 30 hari serta peningkatan biaya hingga 15% dari anggaran awal. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini mengusulkan beberapa strategi mitigasi yang meliputi peningkatan koordinasi antar pemangku kepentingan, perencanaan proyek yang lebih efektif, serta manajemen risiko cuaca dan keamanan. Implementasi strategi-strategi ini diharapkan dapat mengurangi risiko keterlambatan dan meningkatkan keberhasilan proyek infrastruktur di masa depan. Hasil penelitian ini memberikan panduan praktis untuk pengelolaan proyek yang lebih baik dan dapat diterapkan pada proyek infrastruktur serupa.</p>2024-08-21T09:01:03+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/4993Identifikasi dan Analisis Tingkat Risiko Proyek EPC Tangki Timbun dan Submarine Pipeline TBBM Tanjung Batu2024-08-21T09:02:46+07:00Vendie Abmavendie.abma@uii.ac.idViony Azhar Fadhilah20511311@students.uii.ac.idIntan Mega Rustanti20511404@students.uii.ac.idFitri Nugrahenifitri_n@uii.ac.idTri Nugroho Sulistyantorotri.nugroho.sulistyantoro@uii.ac.id<p>Semakin besar skala proyek konstruksi menyebabkan peningkatan potensi terjadinya masalah dengan melibatkan berbagai pekerjaan yang saling berkaitan. Manajemen risiko diperlukan guna menangani potensi permasalahan tersebut melalui proses terstruktur untuk mengidentifikasi, memantau, merancang solusi, dan melaporkan risiko agar dapat mengoptimalkan peluang dan meminimalisir dampak negatif yang dapat terjadi. Dalam proyek EPC Tangki Timbun dan <em>Submarine Pipeline</em> TBBM Tanjung Batu Pemerintah Kota Balikpapan, manajemen risiko menjadi bagian yang utama dengan harapan dapat mengurangi biaya operasional, meningkatkan keandalan stok nasional, dan meningkatkan pelayanan pelanggan. Manajemen risiko menjadi bagian yang krusial seiring dengan kompleksitas proyek, banyaknya variabel, sumber daya, dan pihak yang terlibat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tingkat risiko dalam proyek tersebut. Metode pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada pihak yang terlibat dalam proyek. Rekapitulasi dari kuisioner kemudian dilakukan analisis risiko menggunakan <em>saverity index</em> dan <em>mean</em>, yang diikuti dengan proses evaluasi risiko untuk mengklasifikasi tingkat risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari identifikasi risiko didapatkan 11 kriteria risiko dengan 47 jenis peristiwa risiko. Secara umum hasil analisis tingkat risiko terdapat 1 risiko ektrim, 40 risiko tinggi, 6 risiko sedang, dan 0 risiko rendah. Tingkat risiko tertinggi merupakan risiko kategori A “Risiko Finansial” dengan nilai tingkat risiko 13, sementara risiko kategori E “Risiko Sosial” memiliki tingkat risiko terendah dengan nilai tingkat risiko 7,5.</p>2024-08-21T09:01:34+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5337Penerapan Metode Lean Project Management (LPM) pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Gedung Rumah Sakit Mata Telogorejo & Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Soegijapranata)2024-08-21T09:02:46+07:00Mikchel Wadhanto17b10041@student.unika.ac.idNatanael Evan Adilaksono17b10096@student.unika.ac.idHermawanhermawan.mrk@unika.ac.idBudi Setiyadibudi_setiadi@unika.ac.id<p>Dalam pelaksanaan proyek konstruksi pasti akan menimbulkan pemborosan pada proyek atau waste yang terjadi pada proyek berupa waktu, material dan biaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah lean project management (LPM) untuk mengurangi serta menangani waste proyek yang timbul di lokasi proyek. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner sebanyak 26 responden dan juga dilakukan wawancara terhadap pekerja proyek yang ada di proyek Gedung RS Mata Telogorejo dan proyek Gedung Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata yang memiliki kriteria responden dengan umur 20-50 tahun, jenis kelamin lakilaki dan perempuan, tingkat pendidikan SMA hingga S1 dan jabatan manajemen material, manajer konstruksi, manajer proyek, mandor, staf teknik, dan logistik. Penelitian ini menggunakan alat bantu yaitu fishbone, matriks evaluasi, critical chain project management (CCPM) dan SPSS terhadap pengujian validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waste yang timbul pada proyek konstruksi melalui pembobotan skala likert meliputi waste desain sebagai pemborosan terbesar dengan score 250, waste pelaksanaan menjadi pemborosan urutan kedua dengan score 221, waste pengadaan menjadi pemborosan urutan ketiga dengan score 108, waste penanganan menjadi pemborosan urutan keempat dengan score 105, waste residual menjadi pemborosan yang paling sedikit dengan score 97. Faktor-faktor yang menimbulkan waste proyek pada desain diakibatkan adanya kesalahan pemasangan plafon, waste pada tempat penyimpanan material yang tidak dipersiapkan dan waste proyek yang terjadi karena kesalahan pekerja sebesar 15%. Metode ini juga dapat mengurangi pemborosan waktu waktu pada pekerjaan proyek konstruksi yang dapat menghasilkan waktu lebih cepat dari 41 minggu dari waktu yang awalnya 43 minggu. </p>2024-08-21T09:01:58+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024//journal.itny.ac.id/index.php/CEEDRIMS/article/view/5325Perencanaan Ulang Struktur Dermaga Pelabuhan Waikelo, Sumba Barat Daya2024-08-21T09:02:46+07:00Clara Anggreini Ines Benge1100190050@students.itny.ac.idAndrea Sumarah Asihandrea.sa@itny.ac.idAnggi Hermawananggi@itny.ac.id<p>Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Struktur dari dermaga Pelabuhan Waikelo sudah mengalami kerusakan yang cukup parah akibat terjangan ombak yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan ulang struktur dermaga Pelabuhan Waikelo, untuk mengetahui beban dan gaya yang bekerja pada dermaga. Dalam perencanaan ulang struktur dermaga pelabuhan Waikelo ini dimulai dengan pengumpulan literatur dan data yang berupa gambar eksisting dermaga, data kapal terbesar yang berlabuh sesuai dengan tambatan pada dermaga, data angin, arus, gelombang dan data tanah menggunakan N-SPT untuk mengetahui jenis tanah dan kedalaman pondasi yang dibutuhkan. Perencanaan yang dilakukan meliputi perhitungan dimensi, analisis data angin, arus dan gelombang, perhitungan gaya dan pembebanan yang mengacu pada OCDI 2002 dan PBI 1971, perencanaan pelat lantai dan tiang pancang dengan analisis pembebanan menggunakan program bantu SAP2000 dan penggambaran hasil perencanaan menggunakan program bantu autocad. Hasil perencanaan ulang dermaga yang telah dilakukan diperoleh ketebalan pelat lantai 35 cm, dengan mutu beton fc’ 35 Mpa. Dermaga ini direncanakan ulang dengan panjang 150 m dan lebar 20 m, menggunakan kelompok Tiang Pancang berdiamater 1016 mm dengan tebal 19 mm (STK 41-JIS) pada kedalaman -20 mLWS. Elevasi puncak : +5.5 mLWS.</p>2024-08-21T09:02:15+07:00Copyright (c) 2024 5TH CEEDRIMS 2024