Pengaruh Kemiringan Lereng Terhadap Infiltrasi Air Hujan Menggunakan Model Green-Ampt

  • Isma Nurul Fadhilah Universitas Sebelas Maret
  • Bambang Setiawan Universitas Sebelas Maret
  • Cahyono Ikhsan Universitas Sebelas Maret

Abstrak

Curah hujan tinggi dapat memicu longsor karena air yang meresap ke dalam tanah mengisi rongga udara dan menjadikannya jenuh. Infiltrasi air hujan ke dalam tanah disebabkan oleh faktor geologis dan hidrologis seperti tekstur tanah, struktur dan porositas tanah, kemiringan lereng, intensitas dan durasi hujan, serta penggunaan lahan. Kemiringan lereng dapat mempengaruhi laju dan kedalaman infiltrasi air hujan melalui perubahan dalam distribusi air permukaan dan perkolasi ke dalam tanah. Analisis hidrologi perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya intensitas hujan dalam durasi tertentu untuk menentukan besarnya infiltrasi air hujan yang masuk ke dalam permukaan tanah pada lereng. Hasil analisis hidrologi berupa intensitas hujan sebesar 10,80 mm/jam hingga 37,01 mm/jam pada kala ulang hujan 2 tahun hingga 200 tahun, dengan durasi hujan tetap berlangsung selama 6 jam. Analisis infiltrasi pada lereng dilakukan dengan metode Green-Ampt, karena metode tersebut mampu menggambarkan dinamika infiltrasi berdasarkan sifat-sifat fisik tanah. Hasil analisis laju infiltrasi pada kemiringan lereng 0°, 25°, 45°, 60°, dan 75° menghasilkan nilai antara 0,636 mm/jam hingga 0,493 mm/jam, bergantung pada besaran intensitas hujan dan kecuraman lereng. Nilai kedalaman tanah jenuh yang dihasilkan juga bergantung pada tingkat kemiringan lereng dan intensitas hujan, yaitu antara 30,515 cm hingga 26,627 cm. Hasil penelitian menghasilkan nilai laju infiltrasi yang lebih cepat pada lereng yang lebih landai, dan lebih lambat pada lereng curam. Kedalaman infiltrasi semakin dalam pada kemiringan lereng landai, dan semakin dangkal pada lereng dengan kemiringan curam. 

Diterbitkan
2024-08-06