PERUBAHAN MUKA AIR LAUT DI CEKUNGAN SERAYU UTARA BAGIAN BARAT SELAMA MIOSEN TENGAH HINGGA PLIOSEN DI DAERAH KUNINGAN JAWA BARAT

  • Bernadeta Subandini Astuti Staf pengajar Jurusan Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Abstract

Daerah penelitian secara regional termasuk dalam Cekungan Serayu Utara bagian barat yang terisi oleh batuan Neogen berupa batuan  Formasi Rambatan, Halang, dan Pemali. Cekungan Serayu Utara mempunyai prospek minyak dan gas bumi. Hal ini terlihat dengan di jumpai potensi hidrokarbon berupa batuan induk, reservoir, batuan penudung, serta manifestasi rembesan minyak dan gas bumi. Maksud penelitian adalah melakukan analisis paleontologi, guna menentukan umur, system track dan lingkungan pengendapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan muka air laut di Cekungan Serayu Utara bagian Barat selama Miosen Tengah hingga Miosen Akhir.

Cekungan Serayu Utara pada Miosen hingga Plio-Pleistosen merupakan cekungan yang mengalami penurunan aktif pada Miosen Awal sebagai akibat isostasi dari pengangkatan (uplift) Serayu Selatan, dan diikuti peningkatan sedimentasi dan gerakan meluncur batuan secara gravitasi yang berasal dari selatan, dari blok anjakan yang naik  atau naiknya Zona Serayu Selatan yang terangkat. Adanya gravitational sliding movements saat sedimentasi, juga akibat tektonik saat proses sedimentasi berlangsung, hal ini akan berpengaruh terhadap perubahan muka air laut. Berdasarkan dari kenampakan lingkungan pengendapan, system track, dan analisis fosil, di daerah penelitian terjadi 3 (tiga) kali perubahan muka air laut selama Miosen Tengah – Pliosen, yaitu naiknya muka air laut pada N13-N18 pertengahan dan turunnya muka air laut sejak N18 pertengahan hingga N19, dan naiknya muka air laut kembali pada N19-N20.

Kata Kunci : Serayu Utara, Cekungan, muka air laut, penurunan cekungan, sedimentasi

References

Armandita, C., Mukti, M.M., dan Satyana, A. H., 2009, Intra arc trans-tension duplex of Majalengka to Banyumas area : prolific petroleum seeps and opportunities in west-central Java border, Indonesian Petroleum Association Annual Convention Proceedings.

Astuti, 2012, Stratigrafi dan Sedimentasi Batuan Neogen di Cekungan Serayu Utara, Daerah Kuningan, Jawa Barat – Larangan, Brebes, Jawa Tengah, Thesis, tidak dipublikasikan.

Boggs, S. Jr., 2006, Principles of Sedimentology and Stratigraphy, fourth edition, Upper Saddle River, New Jersey, p. 662.

Bouma, A. H, 2000, Fine-Grained, Mud-Rich Turbidite systems: Model and Comparison with Coarse-Grained, Sand-Rich Systems, AAPG Memoir 72/SEMP Special Publication 68, p. 9-20.

Kastowo, 1975, Peta Geologi lembar Majenang, Jawa, Majenang 10/XIV-B, skala 1 : 100.000, Direktorat Geologi, Bandung.

Kastowo dan Suwarno, N., 1996, Peta Geologi Lembar Majenang , Jawa, skala 1 : 100.000, edisi ke dua, Direktorat Geologi, Bandung.

Koesoemadinata, R. P. dan Martodjojo, S., 1974, Penelitian Turbidit di Pulau Jawa, Laporan research no. 1295174, Badan research Institut Teknologi Bandung, 237 hal.

Koesoemadinata, R. P, 1997 Sequence Stratigraphy pergeseran Paradigma dalam ilmu Geologi, Berita IAGI, hal 6 – 10.

Martodjojo, S., 2003, Evolusi Cekungan Bogor, Institut Teknologi Bandung.

Mutti, E., Tinterri, R., Remacha, E., Mavilla, N., Angella, S., dan Fava, L., 1999, An Introduction to the Analysis of Ancient Turbidite Basins from an Outcrop Perspective, American Association of Petroleum Geologist, Oklahoma, U. S. A.

Mutti, E., dan Lucchi., F.R., 1978, Turbidites of The Northern Apennines : introduction to facies analysis, American Geological Institute, USA.

Posamentier, H. W., dan James, D. P., 1993, An overview of sequence-stratigraphic concepts : uses and abuses, The International Association of Sedimentologists, Blackwell scientific Publications, p. 3-18.

Satyana, A. H., 2007, Central Java, Indonesia – “A Terra Incognita†in Petroleum Exploration : New Considerations on The Tectonic Evolution and Petroleum Implications, Proceedings of Indonesian Petroleum Association Annual Convention, IPA07-G-085, p. 22.

Sujanto, F.X. dan Sumantri, Y.R., 1977, Preliminary Study on the Tertiery Depositional Patterns of Java, IPA Annual Convention Proceedings, p. 183-213.

van Bemmelen, 1949, The Geology of Indonesia, vol 1, Martinus Nijhoff, The Haque. P. 732.

van Wagoner, J. C., Mitchum, R. M., Campion, K. M., and Rahmanian, V. D., 1990, Silisiclastic Stratigrafi sekuen in Well Logs, Cores and Outcrops, The American Association of Petroleum Geologists Methods in exploration series, no. 7, Exxon production research company, Houston Texas, p. 55.

Walker, R.G., 1978, Deep Water sandstone facies and ancient submarine fans : models for exploration for stratigraphic traps, Bull A.. G., 62, 932-966

Walker, R.G., 1981, Facies Models, Ainsworth Press Limited, Kitchener, Ontario, Canada, p.211.

Walker, R.G., 1990, Facies Modeling and Sequence Stratigraphy, Journal of Sedimentology Petrology, vol 60, No. 5 September 1990, hal 777-786.

Walker, R.G., and James, N. P., 1992, Facies Models : response to muka air laut change, Geological Association of Canada, p. 409.

Published
2016-02-11
How to Cite
Subandini Astuti, B. (2016) “PERUBAHAN MUKA AIR LAUT DI CEKUNGAN SERAYU UTARA BAGIAN BARAT SELAMA MIOSEN TENGAH HINGGA PLIOSEN DI DAERAH KUNINGAN JAWA BARAT”, ReTII, 00. Available at: //journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/160 (Accessed: 4December2024).