Studi Kecukupan Ruang Terbuka Hijau Ideal Di Kampus Perguruan Tinggi Untuk Perencanaan Kampus Hijau Kasus Amatan Wilayah Aglomerasi Kota Yogyakarta Utara

  • Deni Hermawan Arsitektur UGM
  • Diananta Pramitasari Arsitektur UGM
  • Slamet Sudibyo Arsitektur UGM

Abstract

Pengembangan Kota Hijau merupakan konsep perencanaan pembangunan Kota berkelanjutan untuk menjamin keseimbangan lingkungan perkotaan dan sebagai respon terhadap kerusakan lingkungan. Ruang terbuka Hijau merupakan salah satu atribut Kota Hijau  yang telah di atur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.5/PRT/M/2008, tentang penataan ruang. Untuk mewujudkan Kota Hijau, pemerintah telah mengatur proporsi penyediaan Ruang Terbuka Hijau yaitu sebanyak 30 %, terdiri dari paling minimal 20 % RTH publik dan paling minimal 10 % RTH privat. Total 10 % RTH privat merupakan kompilasi dari 3 kategori RTH diantaranya, (1) RTH Pekarangan/halaman, (2) RTH Taman, (3) RTH Jalur hijau jalan. Sehingga dapat di asumsikan masing-masing kategori paling minimal harus berkontribusi sekitar 3,33 % dari luas wilayah. Kampus Perguruan Tinggi merupakan fasilitas umum pendidikan sehingga masuk dalam kategori 1. Menurut Yunus, (1997) kampus merupakan salah satu faktor terjadinya urbanisasi horizontal yang memicu adanya perkembangan Kota (urban sprawl). Hal tersebut akan mengakibatkan daerah pedesaan berubah menjadi kekotaan, dengan mengalih fungsikan tata guna lahan yang mengakibatkan berkurangnya Ruang Terbuka Hijau. Oleh karena itu Kampus sebagai fasilitas umum seharusnya memiliki peran penting terhadap kontribusi Ruang Terbuka Hijau privat. Kecamatan Depok Sleman merupakan salah satu Kecamatan yang termasuk dalam kawasan Aglomerasi Kota (KPY) bagian utara, yang memiliki jumlah sebaran perguruan tinggi cukup banyak, sehingga memiliki potensi penyumbang RTH. Kampus STIE YKPN merupakan salah satu kampus, terletak di Kec Depok Sleman yang berada di kawasan padat penduduk. Oleh karena itu Kampus STIE YKPN, seharusnya memiliki peran penting terhadap kontribusi RTH yang berpengaruh pada kenyamanan lingkungan sebagai produsen Oksigen. Tujuan dari penelitian ini adalah, (1) mengetahui kontribusi Ruang Terbuka Hijau Kampus STIE YKPN terhadap Kec Depok Sleman (2) menganalisis kecukupan penyediaan Ruang Terbuka Hijau ideal Kampus berdasarkan kebutuhan O2 penghuni kampus dan kendaraan (3) memberikan rekomendasi perencanaan desain pengembangan master plan pada kampus, untuk memenuhi kebutuhan Ruang Terbuka Hijau ideal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : interprestasi citra satelit sebagai data sekunder, survey di lapangan untuk mengidentifikasi koefisien lantai bangunan (KLB), setting parkir permukaan dan Ruang Terbuka Hijau existing guna pengembangan konsep rekomendasi master plan kampus. Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN memiliki luas Ruang Terbuka Hijau existing seluas 1 Ha. Dari hasil perhitungan kebutuahan Ruang Terbuka Hijau ideal Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN perlu penambahan untuk memenuhi kebutuhan oksigen penghuni Kampus. Kampus STIE YKPN masih kekurangan Ruang Terbuka Hijau sekitar 1,5 Ha. Konsep apa yang sesuai dalam perencanaan pengembangan master plan Kampus agar dapat memenuhi kecukupan Ruang Terbuka Hijau ideal. Konsep dalam pengembangan perencanaan Ruang Terbuka Hijau kampus, yaitu dapat menerapkan konsep green campus, yaitu dengan merevitalisasi master plan, pengembangan konsep pembangunan kompak vertical, pengembangan Ruang Terbuka Hijau disekitar bangunan dan jalur-jalur jalan dan mengkonversi parkir permukaan.

Kata Kunci: Kota Hijau, Kampus Hijau, Perencanaan Kampus Hijau, RTH Ideal.

References

Bader M Rosemary, (2009). Lafanette Kampus Mater Plan Design Guidline. 2017

Cropper M, Griffiths C., (1994). The Interaction of Population Growth and Environmental Quality. American Economic Review, 84: 250-254

Lucas Linda dkk, (2015). Universitas of Alabama at Birmingham Campus Master Plan. UAB FOUNDATION DOKUMEN. 2017

Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. 2007. Undangundang No 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Penataan Ruang Menteri Pekerjaan Umum.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, No.5/PRT/M/2008. Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Menteri Pekerjaan Umum

Putra Hardika Erwin, (2012). Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan Pendekatan kebutuhan oksigen menggunakan citra Satelit

Quways Faiz, 2015. Konsep Kampus Hijau (Green Campus). SlideShare. Di akses dari : http://www.slideshare.net/faizquways/konsep-green-campus

Yunus, H.S., (1987). Permasalan Daerah Urban Fringe dan Alternative Pemecahannya. Kursus Perencanaan Regional untuk Penyusunan Kerangka Pembangunan Strategis (KPS).

Ratnasari Amalia dkk (2015). Perencanaan kota hijau yogyakarta berdasarkan penggunaan lahan dan kecukupan rth. Volume 17 nomor 4, november 2015, 196 – 208

Todaro MP, Smith S.C., (2006). Pembangunan Ekonomi. Terjemahan. Edisi kesembilan. Munandar, H (penterjemah). Jakarta (ID): Erlangga.

Published
2018-03-21
How to Cite
Hermawan, D., Pramitasari, D. and Sudibyo, S. (2018) “Studi Kecukupan Ruang Terbuka Hijau Ideal Di Kampus Perguruan Tinggi Untuk Perencanaan Kampus Hijau Kasus Amatan Wilayah Aglomerasi Kota Yogyakarta Utara”, ReTII. Available at: //journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/726 (Accessed: 27November2024).