Klasifikasi Kekerasan Batugamping Berdasarkan Nilai Kuat Tekan di Kecamatan Ponjong, Kecamatan Semanu, dan Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta

  • Rety Winonazada Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta
  • Listiyawati Nugraha
  • S. Koesnaryo
Kata Kunci: Batugamping, Kuat Tekan, Gunung Kidul

Abstrak

Dalam bidang pertambangan maupun sipil, mengetahui kekerasan dan kekuatan material batuan sangatlah penting untuk menghindari kesalahan dalam perencanaan geoteknik. Nilai kekuatan batuan dapat diperoleh dari pengujian langsung di lapangan menggunakan Schmidt Hammer atau melalui pengujian laboratorium misalnya kuat tekan uniaksial. Berdasarkan penelitian sebelumnya, hanya dari nilai kuat tekan uniaksial dapat diketahui kekerasan batuan yang diuji. Metode penelitian yang dilakukan adalah melakukan analisis data-data hasil uji kuat tekan batugamping di Gunung Kidul dari beberapa jurnal penelitian terdahulu dan dari pengujian laboratorium yang dilakukan oleh penulis. Berdasarkan hasil analisis, kekerasan batugamping di Kecamatan Ponjong, Kecamatan Semanu, dan Kecamatan Tanjungsari menurut klasifikasi Bieniawski tergolong dalam kategori Lunak dan Sangat Lunak. Sedangkan menurut klasifikasi Tamrock, tergolong dalam kategori Lunak dengan skala Mohs 2-3 dan Cukup Lunak dengan skala Mohs 3-4.5 serta tingkat kekasaran yang Buruk. Dan menurut klasifikasi Attawell dan Farmer, tergolong dalam kategori Sangat Lemah dan Lemah. Range nilai kuat tekan batugamping di ketiga kecamatan tersebut umumnya berkisar antara 10 – 40 MPa.

Referensi

[1] Atmoko DD, Anastasia DT, dan Arifudin Idrus. "Mineralogi dan Geokimia Batugamping Merah Ponjong, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta–Indonesia." RISET Geologi dan Pertambangan 26.1 (2016): 55-67.
[2] Attewal PB dan Farmer IW. Principles of engineering geology. Chapman dan Hall. London. 1976.
[3] Bieniawski ZT. Estimating the strength of rock materials. J. S. African Institute of Mining and Metallurgy, 1974, Vol. 74, No. 8: 312-320.
[4] Fitria AN,dkk. Pengaruh Penambahan Larutan MgCl2 pada Sintesis Kalsium Karbonat Presipitat Berbahan Dasar Batu Kapur dengan Metode Karbonasi. Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol. 1, No. 1, September 2012.
[5] Jasruddin,dkk. Karakterisasi Kalsium Karbonat (Ca(Co3)) dari Batu Kapur Kelurahan Tellu Limpoe Kecamatan Suppa. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 11, No. 2, Agustus 2015.
[6] Made AR, Suseno K, dan Ridho KW. Mekanika Batuan. Bandung: Penerbit ITB. 2014: 94-95.
[7] Munasir,dkk. Uji XRD Dan XRF Pada Bahan Meneral (Batuan Dan Pasir) Sebagai Sumber Material Cerdas (CaCO3 dan SiO2). Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA). Vol. 2, No. 1, Juni 2012.
[8] Nugroho B, Pulung AP, dan Edi PU. "Kualitas Batugamping Berdasarkan Analisis Klasifikasi Geomekanik Di Goa Seropan, Gunung Kidul, Yogyakarta." Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY 14.1 (2016): 55-62.
[9] Sukandarrumidi. Bahan Galian Industri. Yogyakart: Gajah Mada University Press. 1998: 39.
[10] Wijaya RAE dan Dianto I. "Estimasi Kekuatan Batugamping Dengan Menggunakan Schmidt Hammer Tipe L Pada Daerah Prospek Tambang Kuari Batugamping Di Gunung Sudo Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta." ReTII (2015).
[11] Wiloso DA, dan Ratmy Ratmy. "Analisis Porositas Batugamping Sebagai Akuifer Di Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta." Jurnal Teknologi 11.2 (2018): 125-132.
Diterbitkan
2020-10-27