CENDEKIA MEKANIKA //journal.itny.ac.id/index.php/cendekia <p>JURNAL TEKNIK MESIN</p> INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA en-US CENDEKIA MEKANIKA 2622-2736 <p>This journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.</p> <p>All articles published Open Access will be immediately and permanently free for everyone to read and download.&nbsp; We are continuously working with our author communities to select the best choice of license options, currently being defined for this journal as follows:<br>• Creative Commons Attribution-ShareAlike (CC BY-SA)</p> Analisis Kinerja Dinamis Kendaraan Daihatsu Xenia 1.3 2010 //journal.itny.ac.id/index.php/cendekia/article/view/4745 <p>Analisis kinerja dinamis yaitu suatu analisis untuk mengetahui atau menghitung perkiraan dari sebuah kendaraan dengan melakukan pengujian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui atau menghitung perkiraan dari sebuah kendaraan dengan pengujian yaitu meliputi : System Pengereman, system kemudi, serta menghitung rasio roda gigi untuk kekuatan menanjak pada sudut tanjakan tertentu. Penelitian ini menujukan bahwa ada perbedaan dari hasil pengujian dengan spesifikasi kendaraan sesuai dengan Manual Book terutama pada Torsi dan Daya mesin yang di uji sebesar 134 Nm lebih besar dari spesfikasi kendaraan yaitu sebesar 120 Nm dan untuk Daya mesin sebesar 91 Ps atau 66 kW lebih kecil dari spesifikasi kendaraan sebesar 92 Ps atau 67 Kw. Dengan torsi 134 Nm maka di dapat kemampuan menanjak pada kemiringan sudut tanjakan sebesar 50,99° pada kecepatan 21.6 km/jam di gigi 1. Maka untuk daya 91 ps di dapat kecepatan 160 km/jam di gigi 5 dengan beban driver penguji 62 kg membutuhkan waktu 24.87s di jalan datar dan lurus. Dengan hasil proporsi gaya rem bagian depan dan belakang masing-masing sebesar 0.425 N dan 0.576 N. Dan hasil jarak pengereman sebesar 30 km/jam di 3.64 m lebih kecil dari spesfikasi kendaraan di jarak 4.06 m.</p> <p>&nbsp;</p> Saptono Aji Muhammad Abdulkadir Dandung Rudy Hartana Copyright (c) 2024 Saptono Aji, Muhammad Abdulkadir, Dandung Rudy Hartana https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-03-20 2024-03-20 5 1 1 9 Pengaruh Variasi Putaran Tools Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekuatan Lengkung (Bending) Sambungan FSW Butt-Joint Pada Almunium Paduan //journal.itny.ac.id/index.php/cendekia/article/view/4770 <p><em>Friction Stir Welding (FSW) </em>adalah sebuah metode penyambungan logam dengan gesekan, yang pada proses penyambungannya tidak memerlukan bahan pengisi atau bahan tambah. Penelitian ini bertujuan agar penulis dan pembaca mengetahui pengaruh variasi RPM pengelasan <em>Friction stir welding (FSW) </em>pada bahan aluminium paduan seri 6061 terhadap sifat mekanik (kekuatan Tarik dan ketahanan <em>bending</em>), struktur mikro. Memposisikan <em>tool </em>sedekat mungkin dengan spesimen. Posisi <em>tools </em>jangan sampai melewati sisi terluar karena akan menghilangkan <em>downward </em>dari <em>shoulder tools</em>. Dari hasil pengujian uji komposisi terdapat perbedaan di bagian <em>HAZ</em>, <em>WELD METAL</em>, <em>TMAZ. </em>Perbedaan tersebut berupa corak berwarna hitam dan putting yang berbeda beda, bulir bulatan yang dominan banyak dibagian <em>WELD METAL </em>di bandingkan dengan <em>HAZ </em>dan <em>TMAZ</em>, Berdasarkan hasil struktur mikro dapat disimpulkan bahwa perubahan struktur mikro mempengaruhi keuletan daerah pengelasan, Hasil pengujian Tarik pada rpm 1500 mempunya nilai rata-rata yang baik di bandingkan dengan 910 rpm dan 2200 rpm yaitu di angkat 174,0 MPa lalu di urutan kedua 910 rpm diangka 150,0 MPa dan 2200 rpm di angka 90,4 MPa, Hasil pengujian <em>Bending </em>menunjukan bahwa hasil rata-rata dari variasi putaran 2200 rpm mempunyai angka yang tinggi yaitu 317 MPa lalu di ikuti dengan variasi putaran 910 rpm dengan angka 302 MPa dan terakhir 1500 rpm 268 MPa.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>Friction Stir Welding, </em>Tarik, <em>Bending, </em>Putaran <em>Tools, </em>Struktur mikro.</p> <p>&nbsp;</p> Fransisko Ready Usman Wartono Didit Setyo Pamuji Copyright (c) 2024 Fransisko Ready Usman, Wartono, Didit Setyo Pamuji https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-03-20 2024-03-20 5 1 10 20 Mitigasi Resiko Kerusakan Pada Engine Underground LHD Berdasarkan Metode Oil Analysis di Tambang Bawah Tanah Grasberg Block Caving (GBC) PT. Freeport Indonesia //journal.itny.ac.id/index.php/cendekia/article/view/4797 <p><em>Underground LHD</em> merupakan sebuah unit yang digunakan pada tambang bawah tanah pada perusahaan PT. Freeport Indonesia, pada unit tersebut memiliki komponen terpenting yaitu <em>engine</em> untuk menghasilkan tenaga. Kerusakan yang terjadi pada <em>engine </em>dapat terjadi pada beberapa komponen seperti <em>Oil Filter, Valve Train, Air Cleaner, Oil Cooler, Oil Pump, Thrust Washers, Liner Silinder, Transfer Pump, Air Filter </em>yang timbul akibat adanya kontaminasi dari luar ataupun dari dalam kompartemen mesin itu sendiri serta berbagai faktor lainnya seperti tekanan yang diberikan atau benturan dari luar. Tujuan pada mitigasi ini untuk menurunkan angka resiko kegagalan pada <em>engine underground LHD </em>sehingga didapatkan tindakan-tindakan perawatan yang dilakukan. Metode yang digunakan untuk menurunkan angka resiko kerusakan yaitu metode <em>Failure Mode and Effect Analysis</em> (FMEA).&nbsp; Sebagaimana tindakan mitigasi yang diberikan maka akan menunjukan bahwa komponen dengan RPN tinggi dapat diturunkan. Tindakan mitigasi serta usulan perawatan yang diberikan meliputi interval jarak waktu pemantauan kondisi serta pengambilan sampel oli guna dilakukan analisis dengan peralatan <em>oil analysis</em>, guna tercapainnya tujuan <em>proactive maintenance</em> dan <em>condition monitoring</em> serta dapat mengklasifikasikan indikasi kerusakan atau penyebab kerusakan berdasarkan hasil sampel oli <em>engine underground LHD</em> jenis <em>caterpillar </em>R1700K. sehingga kegagalan yang dapat terjadi secara berulang pada saat operasional produksi pada <em>underground LHD</em> dapat dicegah lebih awal</p> Micere Cordias Domini Rumbino Yohanes Agus Jayatun Sutrisna Copyright (c) 2024 Micere Cordias Domini Rumbino, Yohanes Agus Jayatun, Sutrisna https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-03-20 2024-03-20 5 1 21 28 Perancangan Sistem Hoisting Pada Tower Crane dengan Beban Angkat 5 Ton, Kecepatan Angkat 10m/menit dan Tinggi Angkat Maksimal 25 M //journal.itny.ac.id/index.php/cendekia/article/view/4800 <p><em>T</em><em>ower crane</em> merupakan mesin yang paling efektif yang digunakan untuk mengangkat produk yang berkapasitas besar untuk memperlancar gerakan produk dari satu ketinggian ke ketinggian lain. Tujuan tugas akhir ini adalah merencanakan sebuah sistem <em>hoisting</em> pada <em>tower crane</em><em>. </em>Hasil penelitian disajikan secara studi literatur, studi observasi dan studi wawancara. Jenis mesin pemindah bahan yang dirancang adalah <em>Hoisting </em>pada <em>Tower Crane </em>dengan spesifikasi kapasitas angkat maksimum 5 ton, kecepatan angkat 10 m/menit, dan tinggi angkat 25 meter.</p> Eko Pramana Putra Wartono Dandung Rudy Hartana Copyright (c) 2024 Eko Pramana Putra, Wartono, Dandung Rudy Hartana https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-03-20 2024-03-20 5 1 29 33 Analisis Kinerja Dinamis Mobil Suzuki Katana Tipe Country Tahun 1996 //journal.itny.ac.id/index.php/cendekia/article/view/4803 <p>Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dinamik Negeri Katana 1996 yang meliputi performa mesin, kecepatan maksimum, kemampuan menanjak dan sistem kemudi. Analisis didasarkan pada persamaan dari literatur dan spesifikasi kendaraan yang ada. Spesifikasi kendaraan Suzuki Katana tahun 1996 dibekali mesin 4 silinder 1000cc dengan tenaga maksimal 45 kW pada 5.500 rpm dan torsi 54 Nm pada 3.500 rpm. Menggunakan transmisi manual 5 percepatan dengan power steering hidrolik. Kendaraan Suzuki Katana Tipe Country Tahun 1996 mempunyai kecepatan maksimal 52 m/s, Kemampuan memanjat maksimal 21˚ pada kecepatan 15 m/s, Kendaraan dapat berbelok tanpa gesekan hingga sudut belok maksimal 40°, sehingga selisih sudut δo trapesium dengan sudut δo Ackerman menjadi semakin besar, hal ini akan menyebabkan kendaraan mempunyai resiko roda tergelincir pada saat berbelok karena tidak mencapai kondisi Ackerman yang semestinya.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: konversi energi, perancangan, manufaktur, pengolahan material, teknik mesin.</p> Andre Oktavianto Muhammad Abdulkadir Eka Yawara Copyright (c) 2024 Andre Oktavianto, Muhammad Abdulkadir, Eka Yawara https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-03-20 2024-03-20 5 1 34 38 Analisis Tingkat Keausan Pada Ban Dump Truck Hino Dutro 136 HDX di CV. Sari Mulia //journal.itny.ac.id/index.php/cendekia/article/view/4812 <p>Ban merupakan material yang menutupi <em>velg </em>dan berfungsi sebagai bantalan kendaraan yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan, serta untuk meredam, memperlembut kejutan dari permukaan jalan dan kenyamanan berkendara. Oleh karena itu ban mempunyai peran yang penting, dalam mengevaluasi kinerja ban dump truck indikator utama disebut KPI (<em>key performance indicator</em>) dari ban. Diantaranya <em>Tread Utilization Rate</em> (TUR), (<em>lifetime)</em> umur pakai ban. Nilai TUR tertinggi untuk semua posisi ban masih dibawah standar yang diberikan sebesar 85%. Namun pada ban posisi 3 dan 4 memiliki&nbsp; nilai TUR yang lebih tinggi dibandingkan dengan posisi lain. Dari nilai laju keausan ban untuk semua posisi ban cenderung mengalami kenaikan secara signfikan. Untuk nilai aktual <em>lifetime</em> ban yang pada ban 1 dan 2 serta posisi ban 5 dan 6. Masih dibawah target <em>lifetime</em> ban yang di targetkan sebesar 1096 jam. Sedangkan pada posisi ban 3 dan 4 sudah melebihi target yang ditentukan, kalau dilihat dari nilai TUR untuk posisi ban 3 dan 4 masih bisa digunakan, walaupun sudah melebihi target <em>lifetime</em> ban. karena batas keamanan keausan ban sebesar 1,6mm. Kerusakan yang terjadi pada ban antara lain <em>Sidewall Cut</em>, <em>Irregular Wear</em>, <em>Cut Separation</em>, dan <em>Tread Chipping</em>.</p> M. Nasta'in Huda Sutrisna Eka Yawara Copyright (c) 2024 M. Nasta'in Huda, Sutrisna, Eka Yawara https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-03-20 2024-03-20 5 1 39 47 Studi Analisis Heat Input Terhadap Kekuatan Lengkung (Bending) Dan Kekuatan Tarik Sambungan Activated – Tig (A-Tig) Pada Baja Karbon Rendah //journal.itny.ac.id/index.php/cendekia/article/view/4818 <p>&nbsp;Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh <em>heat input</em> terhadap kekuatan <em>bending</em> dan kekuatan tarik sambungan <em>Activated-TIG (A-TIG)</em> pada baja karbon rendah. Pada penelitian ini dilakukan pengelasan A-TIG pada bahan plat baja karbon rendah dengan ukuran 300 mm x 100 mm x 5,8 mm. Serbuk oksida <em>active flux</em> yang digunakan adalah <em>Titanium oksida (TiO<sub>2</sub>) </em>yang dilarutakan dengan <em>aseton</em>, yang menggunakan variasi <em>heat </em>pengelasan 978,2 J/mm, 1.282,05 J/mm, dan 1.436,59 J/mm. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini, pengujian komposisi, pengujian struktur mikro, pengujian <em>bending,</em> dan pengujian tarik. Dari hasil uji komposisi diperoleh bahan baku mengandung besi<em> (Fe) </em>sebesar 98,81%, <em>carbon (C)</em> 0,162%, <em>silicon (Si)</em> 0,025%, dan <em>mangan (Mn)</em> sebesar 0,839%. Hasil pengujian komposisi menunjukan bahwa material yang digunakan dalam klasifikasi baja karbon rendah . Dari hasil uji <em>mikrostruktur</em> diketahui bahwa logam las tersusun atas <em>ferit acicular</em>, <em>ferit Widmanstätten</em>, dan <em>grain boundary</em> <em>ferrite.</em> Hasil pengujian <em>bending</em> pada <em>weld metal,</em> tegangan <em>bending</em> terbesar terdapat pada spesimen dengan variasi <em>HI</em> 978,2 J/mm yaitu 115,51 kgf/mm<sup>2</sup>. Dari hasil uji tarik, nilai tegangan tarik terbaik terdapat pada spesimen variasi <em>heat input</em> 978,2 J/mm sebesar 48,80 kgf/mm<sup>2</sup>, dan nilai regangan tarik terbaik terdapat pada variasi <em>HI </em>978,2 J/mm,sebesar 25,57 %,</p> Faris Arifin Wartono Angger Bagus Prasetiyo Copyright (c) 2024 Faris Arifin, Wartono, Angger Bagus Prasetiyo https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-03-20 2024-03-20 5 1 54 61 Pengaruh Temperatur Proses Martemper Pada Besi Tuang Paduan Al Terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Keausan //journal.itny.ac.id/index.php/cendekia/article/view/4816 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh temperatur proses martemper pada besi tuang Al terhadap struktur mikro, kekerasan dan keausan. Tahapan penelitian dimulai dari pemotongan spesimen paduan Al untuk uji komposisi, uji struktur mikro, uji kekerasan dan uji keausan. Proses martemper dimulai dengan pemanasan 900˚C ditahan selama 1 jam dilanjutkan dengan pendinginan dalam garam cair (55% K2NO3 + 45% NaNO3) pada temperatur 100˚C, 150˚C, 200˚C, 250˚C, 300˚C selama 15 menit dilanjutkan dengan pendinginan dalam air. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian struktur mikro menggunakan alat Olympus metallurgical system microscope, uji kekerasan menggunakan&nbsp; metode Brinell&nbsp; dan uji keausan dengan metode Ogoshi. Hasil pegujian komposisi kimia menunjukkan bahwa kadar unsur&nbsp; utama besi sebesar 87,73%, unsur paduan utama aluminium 1,77%, dan karbon 7,85%. Sehingga termasuk besi tuang paduan Al. Struktur mikro paduan Al terdiri atas grafit, ferit dan perlit. temperatur 100<sup>0</sup>C sampai 250<sup>0</sup>C struktur berubah menjadi martensit, ferit dan grafit. Proses martemper pada temperatur 300<sup>0</sup>C struktur berubah menjadi bainit. Hasil pengujian kekerasan menunjukkan nilai tertinggi pada paduan Al proses martemper 100<sup>0</sup>C sebesar 376,70 Kg/mm<sup>2</sup>, proses martemper menurunkan kekerasan. Sedangkan pengujian keausan nilai tertinggi pada proses martemper 300<sup>0</sup>C sebesar 0,000375 mm<sup>3</sup> /kg.m, semakin tinggi temperatur maka semakin meningkat nilai keausan.</p> Corneles Leftungun Ratna Kartikasari Sutrisna Copyright (c) 2024 Corneles Leftungun, Ratna Kartikasari, Sutrisna https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-03-20 2024-03-20 5 1 62 69 Pengaruh Temperatur Aging Terhadap Kekuatan Tarik dan Keausan pada Auminium Paduan //journal.itny.ac.id/index.php/cendekia/article/view/4819 <p><em>This research uses aluminum alloy material with the heat treatment process carried out is solution streatment at 500<sup>o</sup></em><em>C with a holding time of 60 minutes, then quenching quickly in water. The process continued with aging heat treatment with temperatures of 120<sup>o</sup></em><em>C, 160<sup>o</sup></em><em>C and 200<sup>o</sup></em><em>C for 2 hours, then cooled at room temperature. The tests carried out are microstructure test, wear test and tensile test. This test aims to determine the effect of aging temperature on wear testing and tensile testing. </em><em>The results of the Aluminum composition test can be seen that the alloying elements contained in Aluminum are 70.09 Al and &gt; 14.40 Mg entered as Al-Mg alloy. Based on the composition data, this specimen is categorized into 5 series Aluminum alloys. Microstructure observations show that Aluminum that undergoes heat treatment and temperature aging undergoes changes in microstructure, namely dissolution at 2 hours which causes the durability and strength of the material to increase. Wear testing on raw material specimens obtained an average value of 0.001420 mm<sup>3</sup></em><em> / kg.m. The highest wear value is obtained in specimens with an aging process at 200<sup>o</sup></em><em>C, which is 0.002092 mm<sup>3</sup></em><em> / kg.m. Aluminum which has the maximum tensile strength is Aluminum which is aged for 2 hours with a temperature of 200°C, which is 277.95 MPa and a strain value of 33.37%.</em></p> Hendrik Duran Day Wartono Joko Pitoyo Copyright (c) 2024 Hendrik Duran Day, Wartono, Joko Pitoyo https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-03-20 2024-03-20 5 1 70 79 Mitigasi Resiko Kerusakan Pada Sistem Hidrolik Excavator //journal.itny.ac.id/index.php/cendekia/article/view/4821 <p><em>Excavator</em> memiliki beberapa sistem penting salah satunya sistem hidrolik untuk mengangkat dan menurunkan <em>bucket</em>. Dalam pertambangan, konstruksi, pertanian, dan peralatan untuk mengangkat barang-barang berat, terdapat peranan penting yang dipegang oleh sistem hidrolik. Kerusakan pada sistem hidrolik dapat terjadi pada beberapa komponen utama seperti Tangki Hidrolik, Filter Hidrolik, Motor Penggerak, <em>External Gear Pump</em>, Selang Hidrolik, <em>Pressure</em> <em>Relief Valve</em>, <em>Directional Control Valve</em>, Silinder Hidrolik yang muncul pada Sistem Hidrolik karena diakibatkan oleh kontaminasi dalam sistem atau kompartemen mesin serta berbagai faktor lainnya seperti tekanan atau benturan. Tujuan pada tindakan mitigasi ini untuk menurunkan angka resiko pada sistem hidrolik <em>Excavator</em> sehingga dapat diketahui tindakan-tindakan untuk menjaga kehandalan. Metode yang akan digunakan untuk menurunkan angka resiko kerusakan yaitu metode <em>Failure Mode and Effect Analysis</em> (FMEA). Oleh karena itu tindakan mitigasi yang diberikan maka akan menunjukan bahwa komponen dengan RPN tinggi dapat diturunkan. Sebagaimana tindakan mitigasi yang dilakukan maka dapat diberikan usulan pemeliharaan seperti melakukan pemantauan kondisi serta pengambilan sampel oli dengan interval jarak waktu 240 Jam atau 2 minggu pengoperasian unit. Hal ini dimaksudkan guna tercapainya tujuan <em>preventive maintenance</em> serta dapat mengetahui adanya indikasi kegagalan dan dapat dilakukan pencegahan sebelum terjadi kerusakan yang cukup serius yang dapat juga diketahui dari hasil <em>oil sample lab</em>.</p> <p>Kata kunci : <em>Excavator</em>, Hidrolik, FMEA, Mitigasi</p> Naufal Ramadhani Widodo Yohanes Agus Jayatun Muhammad Abdulkadir Copyright (c) 2024 Naufal Ramadhani Widodo, Yohanes Agus Jayatun, Muhammad Abdulkadir https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-03-20 2024-03-20 5 1 80 85