EVALUASI LANDAS PACU BANDAR UDARA (STUDI KASUS : BANDAR UDARA PONGTIKU TANA TORAJA, SULAWESI SELATAN)
Abstract
ABSTRAK
Toraja adalah tempat yang ingin dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara karena kebudayaannya yang masih kental dan memiliki khas sendiri. Secara administrasi negara, Toraja terdiri dari dua kabupaten yaitu Tana Toraja dan Toraja Utara. Namun kedua kabupaten ini masih menghormati tradisi dan kebudayaan yang sama. Kedua pemerintah daerah selalu berupaya setiap tahunnya untuk terus mengembangkan potensi parawisatanya dengan serius agar wisatawan dapat menikmati kearifan lokalnya.
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari Kementrian Perhubungan Unit Penyelenggara Bandar Udara Pongtiku, yaitu data penumpang, pesawat, bagasi yang datang dan berangkat, kondisi exsisting bandara, CBR tanah. Acuan dalam penelitian ini, yaitu Peraturan SKEP/77/VI/2005, dan KP/39/2015. Penelitian ini menggunakan metode ICAO untuk dimensi landas pacu, dan metode FAA untuk perkerasan landas pacu.
Hasil yang didapatkan untuk 10 tahun kedepan jumlah penumpang sebanyak 142 orang perhari, pesawat sebanyak 176 unit pertahun, dan bagasi sebesar 12.980 kg pertahun. Perencanaan landas pacu dengan pesawat rencana Boeing 737-500, dibutuhkan dimensi landas pacu berukuran 2.145 m x 45 m, dan tebal perkerasan total sebesar 24 inch (60,96 cm), dengan perbandingan hasil yaitu tebal perkerasan Surface Course sebesar 4 inch (10,16cm), Base Course sebesar 8 inch (20,32 cm), dan Subbase Course sebesar 12 inch (30,48 cm) dengan menggunakan CBR 6%.
Kata kunci : landas pacu, runway, ICAO, FAA, dimensi, perkerasan, Boeing 737-500.
ABSTRACT
Toraja is a place that domestic and foreign tourists want to visit because of its culture that’s still thick and its own specialties. Administratively, Toraja now two regencies, that’s Tana Toraja and North Toraja. But two districts still respect the same traditions and cultures. Local governments always strive every year to continue develop the potential tourism seriously so tourists can enjoy their local wisdom.
This research uses data obtained from the Ministry of Transportation Pongtiku Airport Organizing Unit, that’s passenger data, planes, luggage coming and going, exsisting conditions, CBR land. References in this study are SKEP/77/VI/2005, and KP/39/2015. The study used ICAO method for runway dimensions, and FAA method for runway pavement.
The results obtained for to 10 years the number of passengers as many 142 people per day, aircraft of 176 units per year, and baggage of 12,980 kg per year. Planning runway with Boeing 737-500 planned aircraft, it takes runway dimension of 2,145 m x 45 m, and total pavement thickness of 24 inches (60.96 cm), with comparison of results that are surface course pavement thickness of 4 inch (10.16cm), Base Course of 8 inches (20.32 cm), and Subbase Course of 12 inch (30.48 cm) using CBR 6%.
Keywords : runway, ICAO, FAA, dimension, pavement, Boeing 737-500.
This journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.
All articles published Open Access will be immediately and permanently free for everyone to read and download. We are continuously working with our author communities to select the best choice of license options, currently being defined for this journal as follows:
• Creative Commons Attribution-ShareAlike (CC BY-SA)