GEODA //journal.itny.ac.id/index.php/geoda <p>JURNAL MAHASISWA TEKNIK GEOLOGI</p> STTNAS Yogyakarta en-US GEODA 2622-4259 <p>This journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.</p><p>All articles published Open Access will be immediately and permanently free for everyone to read and download. We are continuously working with our author communities to select the best choice of license options, currently being defined for this journal as follows:<br />• Creative Commons Attribution-ShareAlike (CC BY-SA)</p> GEOLOGI DAN STUDI KUALITAS BATUAN ANDESIT PADA SATUAN BREKSI ANDESIT JAMPANG DAERAH PAGERGUNUNG DAN SEKITARNYA, PANGANDARAN, JAWA BARAT. //journal.itny.ac.id/index.php/geoda/article/view/4906 <p>Daerah pagergunung dan sekitarnya terletak di kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat. Daerah pagergunung dan sekitarnya adalah salah satu lokasi yang sangat menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Kemenarikan daerah pagergunung dan sekitarnya yaitu dengan dijumpainya berbagai jenis batuan dengan umur dan lingkungan yang berbeda dapat ditemukan pada daerah tersebut. Daerah pagergunung dan sekitarnya tersusun oleh batuan yang berumur tersier. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Pangandaran. Daerah penelitian tersusun atas batuan berumur tersier yaitu Formasi Jampang (Tomj), Formasi Pamutuan (Tmpa), Anggota Kalkarenit Pamutuan (Tmpl) dan Endapan Aluvial&nbsp; (Qa). Sebaran Formasi Jampang di pulau jawa sangat luas tersebar sepanjang pantai selatan Jawa Barat yang merupakan daerah penelitian dan dibagian utara sehingga aspek penentuan batuan asal sangatlah penting dilakukan. Disisi lain Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian yang meliputi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi yang berkembang dan kualitas batuan breksi pada satuan breksi andesit Jampang.</p> Agum Pratama Dianto Isnawan Agustinus Brany Kurnianto Copyright (c) 2024 GEODA 2024-08-12 2024-08-12 3 1 1 15 Zonasi Alterasi di Daerah PIT B-East, Tumpang Pitu, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur //journal.itny.ac.id/index.php/geoda/article/view/4918 <p><span style="font-weight: 400;">Keberadaan endapan mineral yang signifikan di Indonesia, sebagian besar berasosiasi atau berada pada jalur busur magmatik. Endapan mineral tersebut dapat dikatakan sebagai endapan bijih jika endapan tersebut mengandung mineral-mineral yang terkonsentrasi oleh bahan atau material yang bernilai bagi manusia atau ekonomis serta layak untuk ditambang. Kebutuhan mineral yang bernilai ekonomis tersebut semakin meningkat, namun cadangan yang dimiliki sangat terbatas. Metode yang digunakan merupakan metode lapangan dengan pengamatan langsung kondisi geologi di lapangan, dan metode laboratorium dengan menggunakan </span><em><span style="font-weight: 400;">Analytical Spectral Device</span></em><span style="font-weight: 400;"> (ASD) untuk mengetahui nama mineral lempung.&nbsp; Struktur geologi yang terdapat di daerah penelitian berupa Sesar Oblique yaitu pada pit B East (</span><em><span style="font-weight: 400;">Reverse Right Slip Fault</span></em><span style="font-weight: 400;"> dan </span><em><span style="font-weight: 400;">Normal Right Slip Fault</span></em><span style="font-weight: 400;">). Berdasarkan himpunan mineral yang dijumpai di lapangan, daerah penelitian dibagi menjadi 5 zonasi alterasi yaitu Masif Silika±Alunit (Zona Silisik), Silika+ Alunit ± Dickit (Zona Argilik Lanjut), Silika + Kaolinit ± Alunit ± Dickit (Zona Argilik Lanjut), Kaolinit ± Monmorilonit (Zona Argilik), dan Klorit ±&nbsp; Monmorilonit±Kaolinit (Zona Propilitik).</span></p> Ahmad Galang Riski Amara Nugrahini T. Listyani Retno Astuti Copyright (c) 2024 GEODA 2024-08-12 2024-08-12 3 1 16 27 STUDI KARAKTERISTIK BATUAN ASAL (PROVENANCE) BATUPASIR KARBONATAN JAMPANG BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI DAERAH CIGUGUR, KECAMATAN CIGUGUR, KABUPATEN PANGANDARAN, JAWA BARAT //journal.itny.ac.id/index.php/geoda/article/view/4921 <p><span style="font-weight: 400;">Secara astronomi daerah penelitian berada pada koordinat 7º 5’ 41.525” LS&nbsp; - 7º10’ 35.336” LS&nbsp; dan 108º 43’ 47.573” BT - 108º 47’ 1.614” BT, dengan luas daerah penelitian ± 54 km2 (9 km x 6 km). </span><em><span style="font-weight: 400;">Provenance </span></em><span style="font-weight: 400;">berarti tempat asal dari material penyusun suatu batuan. Proses terbentuknya batuan sedimen dapat diketahui dengan melakukan studi provenance yang tercermin dari kandungan mineral penyusun litologi sebagai komposisi material sedimennya. Metode penelitian yang digunakan dengan analisis petrografi yang bertujuan </span><span style="font-weight: 400;">untuk mengetahui batuan asal (</span><em><span style="font-weight: 400;">provenance) </span></em><span style="font-weight: 400;">satuan batupasir Jampang pada daerah penelitian yang berkaitan dengan klasifikasi penamaan batupasir, iklim, tipe batuan sumber serta tatanan tektonik&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; selama </span><span style="font-weight: 400;">waktu pengendapan satuan batuan batupasir karbonatan Jampang pada daerah penelitian &nbsp; &nbsp; &nbsp; .Karakterisitik batuan asal batupasir pada daerah penelitian menunjukan iklim purba (Paleoclimate) satuan batupasir Jampang terbentuk pada iklim semiarid serta pada lingkungan tatanan tektonik di zona tatanan tektonik magmatic arc, sub-zona transitional arc sampai recycled orogen, sub-zona litic recycled.</span></p> <p><strong>Kata Kunci </strong><span style="font-weight: 400;">: </span><em><span style="font-weight: 400;">Provenance</span></em><span style="font-weight: 400;">, </span><em><span style="font-weight: 400;">Semiarid</span></em><span style="font-weight: 400;">, </span><em><span style="font-weight: 400;">Magmatic arc</span></em><span style="font-weight: 400;">, </span><em><span style="font-weight: 400;">Recycled Orogen, </span></em><span style="font-weight: 400;">Petrografi</span></p> Annisaturrahmah Dianto Isnawan Rizqi Muhammad Mahbub Copyright (c) 2024 GEODA 2024-08-12 2024-08-12 3 1 28 37 GEOLOGI DAN GEOKIMIA FRAGMEN ANDESIT LIGUNG DAERAH GARUNG LOR DAN SEKITARNYA KECAMATAN SUKOHARJO, KABUPATEN BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH. //journal.itny.ac.id/index.php/geoda/article/view/4925 <p><span style="font-weight: 400;">Daerah Penelitian sangat menarik untuk dilakukan penelitian baik dari litologi, Stratigrafi, Struktur geologi dan Morfologi yang berkembang pada daerah penelitian, sehingga menarik peneliti untuk meneliti daerah Desa Garung Lor dan sekitarnya, Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Adapan masalah khusus yang diangkat dalam penelitian ini mencakup Geokimia Fragmen Andesit Ligung yang mana untuk mengetahui petrogenesa fragmen Andesit Ligung, yang terdiri dari nama batuan, komposisi magma, kejenuhan alumina temperatur pembekuan, tatanan tektonik asal magma dan kedalaman magma, sehingga menjadi alasan peneliti untuk mengambil data geokimia pada daerah penelitian.</span></p> <p><strong>Kata kunci : </strong><span style="font-weight: 400;">Litologi, Stratigrafi, Struktur geologi dan Morfologi, Geokimia Fragmen Andesit Ligung, data geokimia</span></p> Chrismonth Febrio Gilbert Alex Langoy T. Listyani Retno Astuti Oky Sugarbo Copyright (c) 2024 GEODA 2024-08-12 2024-08-12 3 1 38 52 STUDI FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT PADA ANGGOTA BATUGAMPING FORMASI PAMUTUAN BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI PADA DAERAH LIMUSGEDE DAN SEKITARNYA, KECAMATAN CIMERAK, KABUPATEN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT. //journal.itny.ac.id/index.php/geoda/article/view/4926 <p><span style="font-weight: 400;">Daerah penelitian berada pada di daerah Limusgede dan Sekitarnya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis berdasarkan koordinat UTM (</span><em><span style="font-weight: 400;">Universal Transfer Mercator</span></em><span style="font-weight: 400;">) WGS 1984 Zona 49S daerah penelitian berada pada koordinat 27250 – 203250 mE, 9134275 – 9143275 mN. Secara fisiografi daerah penelitian masuk dalam Fisiografi Zona Serayu Selatan Jawa Barat dengan stratigrafi daerah penelitian tersusun oleh batuan tertua sampai termuda pada kala Miosen Awal Awal sampai Holosen. Lokasi penelitian tersusun atas 2 formasi batuan dari yaitu Anggota Genteng Formasi Jampang (Tmjg) dan Anggota Batugamping Formasi Pamutuan (Tmpl). Studi kasus yang dilakukan pada daerah penelitian dititikberatkan pada Anggota Batugamping Formasi Pamutuan (Tmpl). Formasi Pamutuan yang didominasi oleh litologi kalkarenit dan batugamping terumbu memiliki hal menarik untuk diteliti lebih lanjut karena dapat berpotensi ditemukannya variasi fasies yang dapat dikorelasikan dengan model pengendapan batuan karbonat sehingga menghasilkan data mengenai lingkungan pengendapan dari daerah penelitian. Lokasi penelitian memiliki 4 fasies yaitu fasies </span><em><span style="font-weight: 400;">packstone, </span></em><span style="font-weight: 400;">fasies </span><em><span style="font-weight: 400;">Floatstone, </span></em><span style="font-weight: 400;">fasies</span><em><span style="font-weight: 400;"> Bufflestone dan</span></em><span style="font-weight: 400;"> fasies</span><em><span style="font-weight: 400;"> rudstone</span></em><span style="font-weight: 400;">. Fasies </span><em><span style="font-weight: 400;">Packstone</span></em><span style="font-weight: 400;">, </span><em><span style="font-weight: 400;">bufflestone</span></em><span style="font-weight: 400;"> dan </span><em><span style="font-weight: 400;">floatstone</span></em><span style="font-weight: 400;"> memiliki lingkungan pengendapan </span><em><span style="font-weight: 400;">back reef </span></em><span style="font-weight: 400;">.</span></p> <p><strong>Kata kunci</strong><span style="font-weight: 400;">: Limusgede, Pemetaan Geologi Permukaan, Stratigrafi, Fasies, Lingkungan Pengendapan.</span></p> Derfina Surya Al Hussein Flowers Rizqi Paramitha Tedja Trisnaning Copyright (c) 2024 GEODA 2024-08-12 2024-08-12 3 1 53 63 KORELASI SEBARAN ENDAPAN NIKEL LATERIT BERDASARKAN DATA BOR PT. GRAHA DUTA ALAM EKSPLORASI, KECAMATAN LANGGIKIMA, KABUPATEN KONAWE UTARA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA //journal.itny.ac.id/index.php/geoda/article/view/4928 <p><span style="font-weight: 400;">Daerah penelitian berada di Blok 1A IUP PT. Pertambangan Bumi Indonesia, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan bagian dari jalur ofiolit Sulawesi dan masuk dalam Lengan Tenggara Sulawesi yang memiliki potensi endapan nikel laterit cukup besar. Melimpahnya potensi nikel laterit tersebut tentunya cukup penting untuk diimbangi dengan kegiatan eksplorasi yang sistematis. Berdasarkan hal tersebut diperlukan adanya pembuatan block model endapan nikel laterit untuk mengetahui sebaran endapan nikel laterit di daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan korelasi data pengeboran di 31 titik dengan spasi antar titik bor 25x25 meter. Hasil pengeboran menunjukkan persebaran endapan nikel laterit pada daerah penelitian memiliki orientasi barat-timur, menebal pada morfologi landai dan menipis pada morfologi lereng. Karakteristik tersebut diinterpretasikan akibat faktor utama berupa kondisi morfologi, hal tersebut nampak pada visualisasi sebaran nikel laterit pada daerah penelitian. Pemodelan endapan nikel laterit pada daerah penelitian menggunakan software Leapfrog Geo 5.1.</span></p> <p><strong>Kata kunci</strong><span style="font-weight: 400;">—Nikel laterit, Eksplorasi, Block model, Konawe Utara.</span></p> Ega Rizky Afdillah Al Hussein Flowers Rizqi Setyo Pambudi Copyright (c) 2024 GEODA 2024-08-12 2024-08-12 3 1 64 77 PENENTUAN JENIS POROSITAS BATUPASIR KARBONATAN PADA FORMASI BENTANG, DAERAH CILUMBA DAN SEKITARNYA, KECAMATAN CIKATOMAS, KABUPATEN TASIKMALAYA, PROVINSI JAWA BARAT //journal.itny.ac.id/index.php/geoda/article/view/4939 <p><span style="font-weight: 400;">Daerah penelitian terletak di daerah Cilumba dan sekitarnya, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Sebaran batupasir karbonatan Bentang pada daerah penelitian menjadi fokus utama dalam penelitian ini, di mana batupasir karbonatan Bentang pada daerah penelitian belum diketahui kualitasnya untuk menjadi reservoir. Kajian porositas batupasir karbonatan pada Formasi Bentang di daerah cilumba, Jawa Barat merupakan suatu langkah untuk mendapatkan informasi mengenai nilai dan jenis porositas yang berkembang pada Formasi Bentang di daerah cilumba dengan menggunakan metode petrografi. Metode penelitian berupa pemetaan geologi permukaan, pengambilan 3 sampel batupasir karbonatan Bentang, analisis laboratorium, analisis studio dan pengolahan data untuk mengetahui nilai dan jenis porositas batuan yang mengacu pada klasifikasi Koesoemadinata, 1980. Hasil perhitungan porositas di daerah penelitian didapatkan nilai dan jenis porositas yang berbeda-beda. Sampel I didapatkan persentase porositas sebesar 9,501%, sampel II didapatkan persentase porositas sebesar 26,3%, dan sampel III didapatkan persentase porositas sebesar 3,754%. Berdasarkan hasil analisis petrografi dan perhitungan semua percontoh batupasir karbonatan di daerah penelitian memiliki porositas primer intergranular dan memiliki nilai porositas yang beragam. Berdasarkan penelitian ini dapat dikatakan secara umum batupasir karbonatan di daerah penelitian memiliki porositas yang buruk sehingga belum berpotensi menjadi batuan reservoir yang baik.</span></p> <p><strong>Kata kunci: </strong><span style="font-weight: 400;">Formasi Bentang, Batupasir karbonatan, Porositas, Reservoir.</span></p> Neng Yulia Rahmatussadah Ignatius Adi Prabowo Obrin Trianda Copyright (c) 2024 GEODA 2024-08-12 2024-08-12 3 1 78 89 ANALISIS KUALITAS BATUBARA PT. PETRO NAGA JAYA GEMILANG, KECAMATAN ANGGANA, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR //journal.itny.ac.id/index.php/geoda/article/view/4940 <p><span style="font-weight: 400;">Sumberdaya batubara di Indonesia diperkirakan sebesar 36 miliar ton tersebar di Kalimantan Timur 14,62 %. Penelitian ini dilakukan pada wilayah PT. Petro Naga Jaya Gemilang, bertujuan untuk mengetahui jenis dari batubara pada lokasi penambangan dan mengetahui persentase kadar abu (Ash), zat terbang (VM), total sulfur (TS), jumlah kandungan air (TM), dan caloric value. Metode penelitian meliputi pengamatan langsung kegiatan penambangan, singkapan batubara dan pengujian kimia seperti analisis proksimat, total sulfur dan nilai kalori. Lapisan batubara seam selatan di lokasi penambangan PIT PT. Petro Naga Jaya Gemilang termasuk dalam jenis sub-bituminous, termasuk dalam kelas high grade coal dan derajat pembatubaraan yaitu Low rank (sub-bituminous A). Berdasarkan perbandingan nilai total moisture, kandungan abu (ash), zat terbang (volatile matter), dan total sulfur diketahui rata-rata nilai total moisture 42.28%, ash 4.64%, zat terbang (volatile matter) 36.36%, dan total sulfur 0.28 %, sedangkan untuk rata-rata nilai kalori sebesar 5235 adb. Hal ini menunjukkan kelayakan kualitas batubara seam selatan pada PT. Petro Naga Jaya Gemilang. Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani kualitas batubara antara lain dengan pengoptimalan kegiatan penambangan, pembuatan sistem drainase yang baik, pengawasan mengenai alat yang digunakan selama proses penambangan.</span></p> <p><br><strong>Kata Kunci</strong><span style="font-weight: 400;"> : Batubara, Proksimat, Sub-bituminous A</span></p> Nur Annisa A’yuni Dianto Isnawan Hill. G. Hartono Copyright (c) 2024 GEODA 2024-08-12 2024-08-12 3 1 90 101 KORELASI SEBARAN ENDAPAN NIKEL LATERIT BERDASARKAN DATA SURVEI LAPANGAN DAN DATA BOR PT. PAKUBUMI INTI MINERAL PADA DAERAH X KABUPATEN MOROWALI UTARA PROVINSI SULAWESI TENGAH //journal.itny.ac.id/index.php/geoda/article/view/4942 <p><span style="font-weight: 400;">Daerah penelitian terletak di daerah X Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah yang merupakan bagian dari Jalur Ofiolit Sulawesi dengan kondisi geologi yang kompleks dan tektonik yang aktif. Daerah penelitian termasuk Lengan Timur Sulawesi diketahui memiliki potensi endapan nikel laterit yang cukup besar. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan korelasi sebaran endapan nikel laterit berdasarkan data lapangan secara langsung mencangkup data litologi serta data hasil pengeboran PT. Pakubumi Inti Mineral berupa data kadar Ni, Fe dan kedalaman pengeboran pada setiap titik bor di daerah penelitian. Pada daerah penelitian bagian selatan - tenggara pelamparan zona saprolit lebih tebal dibandingkan pada bagian barat laut – utara. Hal ini dipengaruhi oleh faktor morfologi, berdasarkan hasil data di atas daerah penelitian dominan termasuk morfologi dengan kemiringan lereng yang relatif landai – curam. Morfologi yang berada pada bagian barat laut – utara relatif landai hingga curam, sehingga suplai air yang masuk tidak dapat meresap dengan baik kedalam tanah sehingga proses yang terjadi adalah erosional. Morfologi yang berkembang di bagian barat laut relatif mulai melandai, dengan keadaan seperti itu maka air dapat diserap dengan baik ke dalam tanah sehingga proses pelapukan yang terjadi signifikan dan pelarutan mineral primer menjadi lebih kuat.</span></p> <p><br><strong>Kata Kunci - </strong><span style="font-weight: 400;">Nikel Laterit, Sebaran, Profil Laterit</span></p> Rajawali Ridha Yudha Amara Nugrahini Hurien Helmi Copyright (c) 2024 GEODA 2024-08-12 2024-08-12 3 1 102 118 KETEBALAN BATUBARA BERDASARKAN DATA PEMBORAN DI PT. KETAHUN BARA PRIMA, DAERAH SEBAYUR, KECAMATAN KETAHUN, KABUPATEN BENGKULU UTARA //journal.itny.ac.id/index.php/geoda/article/view/4949 <p><span style="font-weight: 400;">Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan data geologi atas permukaan (geological surface mapping) melalui kegiatan pemetaan pada lokasi penelitian sehingga mendapatkan litologi batuan baik litologi batuan umum, batuan penciri batubara dan batuara itu sendiri, kemudian Pengambilan data geologi bawah permukaan (sub surface) melalui kegiatan pengeboran sehingga didapatkan data geologi bawah permukaan secara vertikal dan contoh batuan/litologi.&nbsp;</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Hasil dari penelitian meliputi ketebalan batubara, kedalaman batubara berdasarkan data pemboran, peta sebaran batubara berdasarkan nilai stripping ratio (SR). Pada lokasi PBB 01 memiliki ketebalan batubara 1,03 m dengan kedalaman 6,75 m dan nilai stripping ratio (SR) 6,6.&nbsp; Pada lokasi PBA 01 memiliki ketebalan batubara 1 m dengan kedalaman 11,9 m dan nilai stripping ratio (SR) 11,9. Pada lokasi PBA 02 memiliki ketebalan batubara 1,1 m dengan kedalaman 9,8 m dan nilai stripping ratio (SR) 8,8. Pada lokasi PBB 03 memiliki ketebalan batubara 0.8 m dengan kedalaman 19,3 m dan nilai stripping ratio (SR) 25,5. Pada lokasi PBA 03 memiliki ketebalan batubara 1,05 m dengan kedalaman 13 m dan nilai stripping ratio (SR) 12,4. Pada lokasi PBB 04 memiliki ketebalan batubara 0,8 m dengan kedalaman 20,7 m dan nilai stripping ratio (SR) 25,2. Pada lokasi PBA 04 memiliki ketebalan batubara 0,9 m dengan kedalaman 16,4 m dan nilai stripping ratio (SR) 18,2. Pada lokasi PBA 05 memiliki ketebalan batubara 1,13 m dengan kedalaman 18,6 m dan nilai stripping ratio (SR) 16,5. Pada lokasi PBB 05 memiliki ketebalan batubara 0,65 m dengan kedalaman 13,45 m dan nilai stripping ratio (SR) 20,7. Pada lokasi PBA 06 memiliki ketebalan batubara 0,5 m dengan kedalaman 14,1 m dan nilai stripping ratio (SR) 28,2. Pada lokasi PBB 06 memiliki ketebalan batubara 0,6 m dengan kedalaman 18,7 m, nilai stripping ratio (SR) 31,2. Pada lokasi PBA 07 memiliki ketebalan batubara 0,66 m dengan kedalaman 18,74 m dan nilai stripping ratio (SR) 28,4. Pada lokasi PBB 09 memiliki ketebalan batubara 1,9 m dengan kedalaman 26,4 m dan nilai stripping ratio (SR) 13,9. Pada lokasi PBB 07 memiliki ketebalan batubara 0,3 m dengan kedalaman 17,7 m dan nilai stripping ratio (SR) 59. Pada lokasi PBA 08 memiliki ketebalan batubara 0,5 m dengan kedalaman 19,74 m dan nilai stripping ratio (SR) 39,48. Pada lokasi PBB 10 memiliki ketebalan batubara 0,6 m dengan kedalaman 28,5 m dan nilai stripping ratio (SR) 47,5. Pada lokasi PBB 12 memiliki ketebalan batubara 2,52 m dengan kedalaman 11,7 m dan nilai stripping ratio (SR) 4,6.</span></p> <p><strong>Kata kunci</strong><span style="font-weight: 400;"> : Kedalaman, ketebalan, Litologi, Stripping Ratio dan Data Bor</span></p> Yoga Dwi Putra Hita Pandita Winarti Copyright (c) 2024 GEODA 2024-08-12 2024-08-12 3 1 119 132