Perilaku Dan Kestabilan Nyala Api Pada Pembakaran Premixed Minyak Biji Kapas Terhadap Variasi Air Fuel Ratio

  • Dony Perdana Maarif Hasyim Latif University http://orcid.org/0000-0002-7924-9452
  • Eddy Gunawan Jurusan Teknik Mesin, Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
  • Buyung PS Jurusan Teknik Mesin, Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo

Abstract

Meningkatnya jumlah penduduk yang berkembang pesat pada masyarakat indonesia pada saat ini berdampak pada peningkatan sarana transportasi dan aktivitas industri yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kebutuhan dan konsumsi  bakar minyak (BBM) yang bersumber dari fosil. Salah satu energi terbarukan yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif sederhana dan sesuai potensi wilayah indonesia adalah minyak biji kapas,yang merupakan salah satu jenis tanaman yang mengandung minyak nabati dan potensial digunakan sebagai pengganti solar. Kandungan minyak biji kapas yang sangat komplek terdiri dari beberapa rangkaian trigliserida asam lemak dan juga gliserol. Dimana masing masing asam lemak punya karakteristik pembakaran sendiri, sehingga mempengaruhi karakteristik pembakaran minyak biji kapas secara keseluruhan, yang mana besarnya AFR juga berpengaruh pada perilaku dan kestabilan nyala api. Oleh karena itu perlu diketahui pengaruh AFR terhadap nyala api pada pembakaran minyak biji kapas. Penelitian ini dilakukan dengan membakar campuran uap minyak biji kapas dan udara pada nozzle dengan AFR tertentu hingga nyala api terangkat (lift off) kemudian padam (blow off). Berdasarkan data hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan AFR memberikan bentuk nyala api yang awalnya dominan berwarna nyala api kuning kemudian dominan menjadi nyala api biru sampai nyala api terangkat (lift off) kemudian nyala api padam (blow off). Kenaikan temperatur terjadi karena adanya perubahan AFR , temperatur tertinggi 7990C pada AFR 40 sedangkan temperatur terendah 4470C pada AFR 2.2. Perubahan AFR juga memberikan tinggi nyala api yang berbeda beda, pada AFR 2.2 tinggi nyala api 68.44 mm sedangkan terendah tinggi nyala api pada AFR 35 sebesar 8.73 mm. Kecepatan reaktan terjadi pada AFR 40 sebesar 3880 cm/det, sedangkan kecepata reaktan 300 cm/det terjadi pada AFR 2.2

Author Biography

Dony Perdana, Maarif Hasyim Latif University

Departmet of Mechanical Engineering

Maarif Hasyim Latif University

Published
2018-11-24
How to Cite
Perdana, D., Gunawan, E. and PS, B. (2018) “Perilaku Dan Kestabilan Nyala Api Pada Pembakaran Premixed Minyak Biji Kapas Terhadap Variasi Air Fuel Ratio”, ReTII. Available at: //journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/1020 (Accessed: 25April2024).