Pengaruh Variasi Debit Refrigeran Sekunder Terhadap Kinerja Sistem Chiller Brine Cooling

  • Windy Hermawan Mitrakusuma Politeknik Negeri Bandung Teknik Pendingin Dan Tata Udara http://orcid.org/0000-0001-7149-8705
  • Andriyanto Setyawan Politeknik Negeri Bandung
  • Racchel Dewi RiyantoPutri Politeknik Negeri Bandung

Abstract

Chiller merupakan alat penghasil fluida (refrigeran sekunder) dingin dan digunakan pada sistem distribusi air dingin. Distribusi fluida dingin akan sangat mempengaruhi kinerja dari mesin pendingin. Dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh debit aliran fluida dingin terhadap mesin pendinginnya.Sistem pendingin yang digunakan adalah system refrigerasi kompresi uap berpendingin udara (air cooled condensor) dengan refrigeran sekunder adalah propylene glycol 33%. Fluida dingin, dalam kasus penelitian ini, digunakan untuk mendinginkan kabin menggunakan koil yang tertanam dalam dinding pada kabin yang didinginkan. Temperatur termostat dalam ruangan diset pada temperatur 24, artinya pada temperatur refrigeran sekunder akan berhenti mengalir. Pengamatan dilakukan dengan 3 (tiga) kecepatan/debit refrigeran sekunder mengalir pada koil pendingin di dalam kabin. Data pengamatan yang dicatat adalah, temperatur kabin, temperatur cut-in dan cut-off sustem, laju aliran air, tegangan sistem dan arus yang mengalir dalam sistem. Hasil pengujian menunjukkan bahwa laju aliran refrigeran sekunder sangat berpengaruh terhadak kinerja mesin. Diperoleh bahwa dengan meningkatnya debit aliran refrigeran sekunder, akan mempercepat waktu pencapaian temperatur di kabin. Selain itu dengan bertambahnya debit aliran menyebabkan kebutuhan daya menurun. Nampak bahwa pada debit daya pada debit 5,5 Lpm, 3 Lpm, dan 1,8 Lpm, masing masing diperoleh kapasitas pendinginan 320,4 W, 229,0 W, dan 297,4 W. Demikian pula untuk COP, dengan kenaikan debit aliran refrigeran sekunder, koefisien unjuk kerja rata rata meningkat.

Author Biographies

Windy Hermawan Mitrakusuma, Politeknik Negeri Bandung Teknik Pendingin Dan Tata Udara

Lecturer at Refrigeration adn Air Conditioning Dept.

Politeknik Negeri Bandung.

Interested in Energy conversion, heat transfer, refrigeration and air conditioning.

Andriyanto Setyawan, Politeknik Negeri Bandung
Refrigeration and Air Conditioning Dept.
Racchel Dewi RiyantoPutri, Politeknik Negeri Bandung
Refrigeration and Air Conditioning Dept.

References

K. T. Chan and F. W. Yu, “Part load efficiency of air-cooled multiple-chiller plants,” Build. Serv. Eng. Res. Technol., vol. 23, no. 1, pp. 31–41, 2002.

F. W. Yu and K. T. Chan, “Experimental determination of the energy efficiency of an air-cooled chiller under part load conditions,” Energy, vol. 30, no. 10, pp. 1747–1758, 2005.

T. Hua, M. Yitai, L. Minxia, L. Chuntao, and Z. Li, “The status and development trend of the water chiller energy efficiency standard in China,” Energy Policy, vol. 38, no. 11, pp. 7497–7503, 2010.

A. Beyene and P. Lowrey, “Strategies to raise the off-design efficiency of chiller machines,” Int. J. Energy Res., vol. 20, no. 7, pp. 625–636, 1996.

Z. Tian and J. A. Love, “A field study of occupant thermal comfort and thermal environments with radiant slab cooling,” Build. Environ., vol. 43, no. 10, pp. 1658–1670, 2008.

S. Wang, M. Morimoto, H. Soeda, and T. Yamashita, “Evaluating the low exergy of chilled water in a radiant cooling system,” Energy Build., vol. 40, no. 10, pp. 1856–1865, 2008.

R. A. Memon, S. Chirarattananon, and P. Vangtook, “Thermal comfort assessment and application of radiant cooling: A case study,” Build. Environ., vol. 43, no. 7, pp. 1185–1196, 2008.

M. L. Alvarez, “Propylene Glycol Fluid and Thermal Properties (MD-ENG-253),” 2010.

Published
2018-11-24
How to Cite
Mitrakusuma, W. H., Setyawan, A. and RiyantoPutri, R. D. (2018) “Pengaruh Variasi Debit Refrigeran Sekunder Terhadap Kinerja Sistem Chiller Brine Cooling”, ReTII. Available at: //journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/1045 (Accessed: 24April2024).