EVALUASI SISTEM PERWILAYAHAN DI WILAYAH JOGLOSEMAR BERDASARKAN ASPEK SOSIO EKONOMI

  • Achmad Wismoro Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Solikhah Retno Hidayati Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Abstract

Ketimpangan dalam perkembangan wilayah seringkali terjadi, di mana kota-kota besar semakin dominan dan kota-kota kecil justru semakin tertinggal. Di sisi lain, kota-kota kecil tersebut memiliki potensi untuk berkembang hingga mencapai tingkat tertentu.

Artikel ini bertujuan untuk membahas mengenai tipologi kota-kota kecil tersebut berdasarkan pada ukuran, jenis, dan spesialisasinya. Alat analisis yang digunakan adalah metode LQ, Indeks sentralitas, dan  Tipologi Klassen. Lokasi studi adalah kota-kota kecamatan yang terletak di koridor Semarang-Yogya-Solo, yang terdiri atas 26 kota kecil. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pemusatan wilayah, tipologi kota, dan  spesialisasi kota. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemusatan terjadi di dua titik, yaitu di kecamatan Depok (Sleman) dan Magelang tengah. Hasil analisis spesialisasi kota menunjukkan bahwa lima kota yang mempunyai spesialisasi di sektor primer, yaitu Prambanan, Kalasan, Depok, Mlati, dan Megelang Tengah. Kota-kota lain menunjukkan spesialisasi di sektor sekunder dan tersier. Hal ini berarti bahwa kota-kota kecil di sepanjang koridor Joglosemar telah mengalami transformasi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Sedangkan hasil analisis tipologi Klassen menunjukkan bahwa 14 kota kecamatan termasuk dalam kategori progresif dan berkembang.

References

Adisasmita, Rahardjo. 2008. Pengembangan Wilayah : Konsep dan Teori. Graha Ilmu. Yogyakarta

Arsyad, Lincoln. 2004. Ekonomi Pembangunan. STIE Yayasan Keluarga Pahlawan Negara. Yogyakarta

Firman, T., 1992, The Spatial Pattern of Urban Population Growth in Java 1980-1990, Bulletin of Indonesian Economic Studies Vol 28 No. 2, Jakarta

Firman, Tommy. 2011. Membangun Kelembagaan Kerjasama Antar Daerah di Wilayah di Indonesia (Tantangan Pengembangan Wilayah Dalam Konteks Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah). Orasi ilmiah pada acara dies natalis ITB ke 52 tanggal 2 Maret 2011. Institut Teknologi Bandung, Bandung

Glasson. John, 1978, Introduction to Regional Planning, Concept, Theory and Practice, Hutchinson, London

Keban, Yeremias T, 2009. Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi : Isu Strategis Bentuk dan Prinsip, dalam www.bappenas.go.id, diunduh pada tanggal 23 Januai 2010.

Laquian, Aprodicio, 2005, Beyon Metropolis: The Planning and Governance of Asia Mega Urban Regions, Woodrow Wilson Center Press, Washington DC.

McGee, T. M. 1992. The Emergence of Desakota Regions in Asia: Expanding A Hypothesis dalam McGee dan Ginsburg (eds.) Extended Mega-Urban Regions in Asia. Vancouber: UBC Press, pp. 3-25

Published
2016-02-14
How to Cite
Wismoro, A. and Retno Hidayati, S. (2016) “EVALUASI SISTEM PERWILAYAHAN DI WILAYAH JOGLOSEMAR BERDASARKAN ASPEK SOSIO EKONOMI”, ReTII, 00. Available at: //journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/174 (Accessed: 4December2024).