Mineral Zeolit Sebagai Absorben Hg Pada Tanah Tercemar Merkuri Hasil Proses Amalgamasi Emas

  • Syaifful Amri Mahasiswa Teknik Pertambangan,UPN Veteran Yogyakarta
  • Hakim Erlangga Bernado Sakti Mahasiswa Magister Teknik Pertambangan,UPN Veteran Yogyakarta
  • R.Fathurrahman Erlangga Mahasiswa Teknik Pertambangan, UPN Veteran Yogyakarta
  • Edy Nursanto Dosen Teknik Pertambangan, UPN Veteran Yogyakarta

Abstract

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, terutama mineral. Emas merupakan salah satu mineral paling berharga yang mempunyai nilai keekonomisan tinggi, tentunya hal ini sangat berpengaruh pada ketahanan ekonomi nasional dalam bentuk penambahan devisa negara. Mengingat cadangan emas di Indonesia yang cukup besar, menjadikan prospek pertambangan emas sangat menjanjikan, sehingga mengakibatkan banyaknya pertambangan emas rakyat yang beroperasi secara konvensional. Hal ini tentunya menjadi dilema yang dihadapi oleh berbagai pihak, terutama dampak langsung maupun tidak langsung dari aspek lingkungan. Adanya limbah sisa produksi berupa mercury menyebabkan tanah kehilangan unsur hara serta gangguan kesehatan bagi makhluk hidup. Sehingga pentingnya penanganan dan pengelolaan dampak mercury ini dengan menggunakan zeolite alam. Sebenarnya potensi zeolite alam yang ada di Indonesia cukup besar, sehingga dapat digunakan langsung sebagai media penyerapan akan mercury. Zeolit alam yang digunakan adalah zeolite dari Formasi Kebo Butak, nilai kapasitas tukar kation sebesar 2.29 meq/g. Berdasarkan sayatan tipis kandungan feldspar rata-rata sebesar 45% dengan penamaan petrografis Andesitic Crystall Tuff (klasifikasi Williams, 1982). Analisis zeolite menggunakan SEM ( Scanning Electron Microscopy) mempunyai ukuran pori sebesar 10 µm dengan perbandingan Si/Al adalah 6.125 sehingga zeolite ini dinamakan zeolite dengan tiper modernit dengan tingkat penyerapan sedang sebagai adsorpen.

References

Bambang Tjahjono Setiabudi. 2005. “Penyebaran Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas Di Daerah Sangon, Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta”. Kolokium Hasil Lapangan – DIM.

Dinas Pertambangan DIY, "Pekerjaan Pembuatan Profil Zeolit di Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi DIY", 1999/2000.

Dinas Pertambangan PROPINSI DIY, 1996-1998, "Pekerjaan Pemetaan Semi-mikro Bahan Galian Golongan C", Daerah Istimewa Yogyakarta.

Giequel, l., D. Wolbert and A. Laplanche. 1997. Adsorption of Atrazine by Powdered Activated Carbon : Influence of Dissolved Organic and Mineral Matter of Natural Water. Environ. Sci. Technol. 18 : 467-478.

Jianlong Wang, Xinmin Zhan and Yi Quan. 2003. Renoval of Cr (VI) from aqueous solution by macroporous resin adsorption. J Environ. Sci. Health A35 (7). 1211-1230

Las, T. dan Gunanjar. 1999. “Pemanfaatan Mineral Zeolit Alam untuk Mendukung Kelestarian Lingkungan”. Prossiding Seminar Teknologi Pengolahan Limbah Ii : BATAN.

MENTZEN, B.F.,"Structural properties' of some MFI/Sorbate complexes, Zeolite News Letter", 10 (2) (1993) 77.

Michael, G. and Pierre Apriou. 1994. Three-Column System for Preconcentratin and Spesiciation Determination of Trace Metals in Natural Waters. Anal. Chim.Acta. 297 : 369-376.

Supardi, Busron Masduki, Herry Poernomo dan Paul Pujiono. 2003. “Penjerapan merkuri pada limbah cair dengan zeolit alam dan arang tempurung kelapa secara bergantian dengan cara catu”. Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta.

Published
2016-03-22
How to Cite
Amri, S., Erlangga Bernado Sakti, H., Erlangga, R. and Nursanto, E. (2016) “Mineral Zeolit Sebagai Absorben Hg Pada Tanah Tercemar Merkuri Hasil Proses Amalgamasi Emas”, ReTII, 00. Available at: //journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/203 (Accessed: 25April2024).