KAJIAN TEKNIS OPTIMALISASI POMPA PADA SISTEM PENYALIRAN TAMBANG BAWAH TANAH DI PT. CIBALIUNG SUMBER DAYA, PROVINSI BANTEN
Abstract
Dalam menunjang jalannya aktivitas penambangan, maka harus disesuaikan dengan sistem penyaliran tambangnya, sehingga berbagai infrastruktur dibuat untuk mengendalikan air yang mengalir di area penambangan, khususnya di dalam lubang bukaan. Sistem penanganan air di daerah ini lebih diprhatikan karena berhubungan langsung dengan aktivitas penambangan yang selalu bersifat mobile (bergerak) dan curah hujan yang tinggi di daerah PT. CSD, sehingga level debit air yang keluar harus harus berimbang dengan debit air yang masuk ke dalam tambang.
Pompa yang sesuai adalah Centrifugal Pump, pompa ini bekerja berdasarkan putaran impeller di dalam pompa. Air yang masuk akan di putar oleh impiller, akibat gaya sentrifugal yang terjadi air akan di lemparkan dengan kuat ke arah lubang pengeluaran pompa. Pompa jenis ini banyak digunakan di tambang, karena dapat melayani air yang berlumpur, kapasitasnya besar, dan perawatannya lebih mudah.
Metodologi pada penelitian, alat dan bahan, tahapan penelitian, analisis data, hambatan penelitian, penyusunan laporan.
Sistem penyaliran tambang yang diterapkan pada daerah blok Cibitung PT. Cibaliung Sumber Daya adalah mine dewatering dengan menggunakan 2 pompa utama yang memompa ke permukaan (surface), dan 3 pompa pembantu yang menyuplai ke pompa utama. Spesifikasi pompa utama yang digunakan adalah jenis TF 086 dan TF 104, sedangkan pompa pembantu yang digunakan adalah wilden T15 dan gawa.
Pada area CBT_1116, debit air yang masuk pada area CBT_1116 lebih besar di bandingkan dengan spek pompa wilden yang di gunakan. Dimana ada selisih antara Q masuk dan Q pompa sebesar 1,78 l/d. Hal ini yang menyebabkan daerah CBT_1116 mengalami banjir. SUMP CUDDY 8, air yang masuk ke sump cuddy berasal dari 2 pompa wilden yang berada di CBT_1116 dan CBT_CX_3_1061 dan dari rembesan atas dan rembesan samping yang berada di sepanjang jalur Dicline yang di alirkan melaui paritan, di area ini tidak mengalami masalah atau banjir, dikarenakan pompa yang digunakan sudah dapat mengatasi air yang masuk ke dalam sump cuddy. DICLINE, di area dicline Q masuk dan Q pompa mengalami selisih yang cukup besar yaitu 4 l/d, dikarenakan tidak optimalnya pompa gawa yang digunakan. Hal inilah yang menyebabkan area ini mengalami banjir. XC_6_1016_CBT, di area ini juga mengalami masalah yang sama dengan area Dicline. Dimana area ini terjadi selisih Q masuk dan Q pompa sebesar 0,5679 l/d.
Â
Kata Kunci : Sistem Penyaliran, Pompa, Debit Air, Bocoran dan Rembesan
References
Sosrodarsono Suyono dan Takeda Kensaku “Hidrologi Untuk Pengairanâ€Jakarta, Indonesia, 2003.
Kiyotoka Mori, dkk “Manual on Hidrology†Tokyo,k Jepang, 1976.
Powers, J. Patrick “Construction Dewatering : New Methods and Applicationsâ€, Wiley Jhon & Sons, inc, New York, 1992.
Sularso dan Tahara Haruo “Pompa & Kompresor†Bandung, Indonesia dan Tokyo, Jepang, 1983.
Gautama Sayoga. “Penirisan (Drainage) Di Tambang Terbuka, Bandung, Indonesia, 1990
Prosiding ini memberikan akses terbuka langsung ke isinya dengan prinsip bahwa membuat penelitian tersedia secara gratis untuk publik mendukung pertukaran pengetahuan global yang lebih besar.
Semua artikel yang diterbitkan Open Access akan segera dan secara permanen gratis untuk dibaca dan diunduh semua orang.