Potensi Pengembangan Eco-Geotourism Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur

  • Andre Setyo Prabowo Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Ev. Budiadi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Obrin Trianda Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Abstract

Pergeseran minat wisatawan terhadap pariwisata terbukti dengan banyaknya pariwisata berkelanjutan yang berlandaskan sumberdaya alam. Berbagai bentuk pariwisata terus berkembang, eco-geotourism merupakan bentuk yang paling baru dan menjadi fenomena global sejak awal kemunculannya di tahun 2000 dan saat ini banyak Negara memberikan perhatian terhadap Geowisata di Indonesia. Eco-Geotourism merupakan pariwisata berkelanjutan berdasarkan sumberdaya geologi dengan berlandaskan aspek geologi, informatif, bermanfaat, memuaskan wisatawan dan ramah lingkungan. Eco-Geotourism juga dikenal sebagai pariwisata geologi dengan mengeksplorasi fenomena geologi, pariwisata dan lanskap serta menetapkan strategi dan agenda pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur berpotensi untuk menjadi Kawasan geowisata.

Dari penelitian yang dilakukan, secara potensi daerah Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur memenuhi 2 syarat wisata untuk menjadi eco-geotourism karena tempat wisatanya bermanfaat untuk menyejahterakan masyarakat sekitar, tempat wisata yang ramah lingkungan karena berbasis alam, namun 1 syarat belum terpenuhi karena tempat wisata daerah penelitian tidak informatif secara geologi bagi para pengunjung objek wisata karena tidak adanya papan informasi yang menjelaskan fenomena geologi di sekitarnya sehingga perlu adanya peningkatan agar daerah tersebut memenuhi syarat menjadi Eco-Geotourism

References

[1] Asmin, F. (2014). Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan: Dimulai dari Konsep Sederhana, (February).
[2] Azman, N., Halim, S. A., Liu, O. P., Saidin, S., & Komoo, I. (2010). Public education in heritage conservation for geopark community. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 7(2), 504– 511.
[3] Evans, N. (2003). SWOT analysis. In Strategic Management for Travel and Tourism.
[4] Farsani, N. T., Coelho, C., & Costa, C. (2012). Geotourism and Geoparks as Gateways to Sociocultural Sustainability in Qeshm Rural Areas, Iran. Asia Pacific Journal of Tourism Research, 17(1), 30–48.
[5] Free-Managment-Ebooks. (2013). SWOT Analysis: Strategy Skills. Free-Managment-Ebooks.
[6] Guskarnali, dkk. (2019). Kajian Potensi Air Terjun Penyaber Sebagai Objek Geowisata Desa Keposang-Toboali. Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian Pada Masyarakat. ISBN: 978-602-61545-0-7.
[7] Haryanto, J T. (2014). Model Pengembangan Ekowisata Dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi Daerah Studi Kasus Provinsi DIY. Jurnal Kawistara. Vol. 4, No. 3
[8] Hermawan, H., 2016. Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata, III (2).
[9] Hidayat, N., 2002. Analisis Pengelolaan Kawasan Eksokarst Gunung Kidul sebagai Kawasan Geowisata. Institut Pertanian Bogor. IGB, R. U., & Eka.
[10] Leigh, D. (2010). SWOT Analysis. In Handbook of Improving Performance in the Workplace.
[11] Nainggolan, R., 2016. Informasi Geologi Lingkungan Berbasis Partisipasi Masyarakat debagai Kawasan Geowisata Danau Toba di Kabupaten Samosir. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Dan Humaniora, 1 (1), 22–28
Published
2023-11-11
How to Cite
Andre Setyo Prabowo, Ev. Budiadi and Obrin Trianda (2023) “Potensi Pengembangan Eco-Geotourism Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur”, ReTII, 18(1), pp. 701-705. Available at: //journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/4566 (Accessed: 23November2024).