ANALISIS MANAJEMEN OPERASIONAL ALAT PEMECAH BATU PADA UNIT PENGOLAHAN STONE CRUSHER DI PT. CALVARY ABADI KLATEN JAWA TENGAH
Abstract
Pabrik peremuk batu andesit PT. Calvary Abadi berlokasi di Desa Somopuro, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten. Kegiatan peremukan pada unit peremuk terdiri dari tahap, yaitu primary crushing (jaw crusher I), secondary crushing (jaw crusher II) dan tertiary crushing (jaw crusher III). Saat ini pabrik peremuk hanya mampu memproduksi batu andesit pecah sebesar 166,939 ton/hari dengan ukuran (-20 +10) mm sebesar 54,243 ton/hari, (-10 +5) mm sebesar 7,924 ton/hari dan (-5) mm sebesar 34,771 ton/hari. Dan perhitungan produksi pada bulan April dan Mei 2016 rata-rata produksi yang dihasilkan hanya sebesar 1.335,504 ton/bulan. Berdasarkan penjadwalan produksi, target produksi yang ditetapkan yaitu sebesar 250 ton/hari atau 2500 ton/bulan dengan ukuran material yang diinginkan yaitu, (-20 +10) mm sebesar 85,0 ton/hari, (-10 +5) mm sebesar 85,0 ton/hari dan (-5) mm sebesar 80,0 ton/hari. Untuk mencapai target produksi yang diinginkan perlu adanya manajemen pemeliharaan alat yang baik dan benar dengan selalu mengoptimalkan setiap sistematika pemeliharaan yang sudah terjadwalkan. Sistematika pemeliharaan alat yang pertama adalah pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance). Pemeliharaan pencegahan di PT. Calvary Abadi dilakukan dengan menerapkan tiga tata cara sistematika pemeliharaan yaitu pra-pemeliharaan, pemeliharaan harian dan pemeliharaan berkala.  Pemeliharaan darurat biasanya dilakukan dengan menerapkan  sistematika pemeliharaan yang terakhir adalah pemeliharaan darurat (emergency maintenance), yaitu pemeliharaan yang dilakukan diluar dari program pemeliharaan karena terjadi sesuatu yang emergency (kecelakaan). Tinjauan sistematika pemeliharaan pada pencegahan berdasarkan perhitungan metode analitis pemeliharaan preventif inspeksi yang tidak terselesaikan adalah sebesar 7,14 %, sehingga masih dikategorikan dalam keadaan aman karena kurang dari 10% maksimum inspeksi yang tidak terselesaikan. Dan pemeliharaan korektif berdasarkan analisis perhitungan dikatakan stabil karena lebih dari 80%, yaitu persentase kemampuan sebesar 89,3%. Dari hasil pemeriksaan alat yang dilakukan setelah melalui proses analisis perbaikan pada kerusakan belt conveyor  yang putus, hanya terdapat satu bagian alat dari tertiary jaw crusher yang dalam keadaan buruk, yaitu seal bearing, namun tidak memberikan dampak yang buruk terhadap proses peremuk maupun proses produksi.
Prosiding ini memberikan akses terbuka langsung ke isinya dengan prinsip bahwa membuat penelitian tersedia secara gratis untuk publik mendukung pertukaran pengetahuan global yang lebih besar.
Semua artikel yang diterbitkan Open Access akan segera dan secara permanen gratis untuk dibaca dan diunduh semua orang.