Implikasi Peningkatan Emplasemen Stasiun KA dan Fasilitas Pendukungnya Terhadap Rantai Distribusi Semen di Koridor Selatan Jawa (Studi Kasus: Emplasemen Stasiun KA Kebumen)

  • Zulzizar Nur Muhammad J.T Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
  • Imam Muthohar Universitas Gadjah Mada
  • Aisyah Nurjannah Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Abstract

Arah Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) memiliki harapan bahwa kereta api mampu menjadi tulang punggung mobilitas angkutan barang yang dapat berintegrasi dengan moda transportasi lain sehingga memberikan peningkatan efisiensi penyelenggaraan ekonomi nasional. Rencana tersebut mendorong beberapa stasiun untuk meningkatkan kapasitas emplasemen yang dimiliki, salah satunya Stasiun KA Kebumen. Tujuan dari perancangan emplasemen ini adalah meningkatkan pelayanan distribusi komoditas semen di Lintas Selatan Jawa serta penambahan fasilitas untuk bongkar dan muat barang pada stasiun tersebut. Peningkatan emplasemen Stasiun Kebumen dirancang menggunakan data distribusi semen menuju Kebumen untuk mendapatkan luasan gudang. Dilakukan pula pengamatan di stasiun untuk menentukan konfigurasi emplasemen, panjang jalur KA efektif berdasarkan kereta api terpanjang yang melintas dan tata letak jalur KA baru beserta penempatan gudang dan fasilitas alih moda. Hasil perancangan memberikan konfigurasi emplasemen baru sejumlah 4 (empat) jalur yang memiliki panjang jalur KA efektif 450 meter. Selain itu, ditambahkan pula jalur bongkar muat, jalur simpan dan rencana bangunan gudang dengan luas 265 m2 yang letaknya berdekatan dengan jalur bongkar muat serta fasilitas alih moda berupa folklift. Dengan adanya peningkatan fasilitas tersebut, maka diharapkan distribusi semen menggunakan moda kereta api menjadi lebih efektif dan efisien.

Kata kunci: Emplasemen, Jalur, Kereta Api, Efisien, Semen.

References

Ditjen Perkeretaapian, 2011, DED Pembangunan Jalur Kereta Api Ganda Lintas Selatan Jawa Antara Kroya – Kutoarjo, Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Ditjen Perkeretaapian, 2014, Buku Informasi Perkeretaapian Tahun 2014, Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Ditjen Perkeretaapian, 2014, Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) Tahun 2014, Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Janic, M., 2007, Modelling the Full Cost of an Intermodal and Road Freight Transport Network. Journal of Transportation Research Part D, Vol. 12, pp 33-44.

Kurniawan, F., 2016, Studi Peningkatan Emplasemen Stasiun Untuk Mendukung Operasional Jalur Kereta Api Ganda Pada Lintas Layanan Muara Enim – Lahat, Tugas Akhir, Universitas Gadjah Mada.

Kusumatandianma, D., Aditama, H., Sulistio., H., dan Wicaksono, A., 2014, Model Pemilihan Moda Antara KA dan Truk Untuk Pengiriman Barang Koridor Surabaya-Jakarta, Jurnal, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang.

Liao, C. H., Tseng, P. H., dan Lu, C. S., 2009, Comparing Carbon Dioxide Emissions of Trucking and Intermodal Container Transport in Taiwan, Journal of Transportation Research Part D, Vol. 14, pp 493-496.

PJKA, 1986, Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (Peraturan Dinas Nomor 10), Bandung: Perusahaan Jawatan Kereta Api.

PJKA, 1986, Penjelasan Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (Peraturan Dinas Nomor 10), Bandung: Perusahaan Jawatan Kereta Api.

Sampurno, S., 2017, Analisis Rantai Distribusi Semen Di Koridor Selatan Jawa (Studi Kasus: PT. Holcim Indonesia Tbk, Plant Cilacap), Tesis, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Sekretariat Negara, 2007, Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Lembaran Negara RI Tahun 2007, No. 23, Jakarta: Republik Indonesia.

Sekretariat Negara, 2011, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 29 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api, Lembaran Negara RI Tahun 2011, No. 29, Jakarta: Republik Indonesia.

Sekretariat Negara, 2011, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas), Lembaran Negara RI Tahun 2011, No. 43, Jakarta: Republik Indonesia.

Sekretariat Negara, 2012, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api, Lembaran Negara RI Tahun 2012, No. 60, Jakarta: Republik Indonesia.

Sekretariat Negara, 2015, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 430 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementrian Perhubungan Tahun 2015-2019, Lembaran Negara RI Tahun 2015, No. KP. 430, Jakarta: Republik Indonesia.

Setiawan, D., Muthohar, I., & Murwono, D., 2015, Analisis Conflict Rate pada Perhitungan Kapasitas Sistem Interlocking yang Mempengaruhi Penyusunan Formulasi Kapasitas Stasiun, Lampung: International Symposium FSTPT ke-18 Universitas Lampung.

Simangunsong, J.E., Lubis, H.A.R.S., Sjafrudin, A., Frazila, R.B., 2016, Model Optimasi Perencanaan Rute Angkutan Barang Multimoda Menggunakan Teknik Optimasi Goal Programming, Prosiding Simposium XIX Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT).

Sukmana, A. P., 2012, Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya – Krian, Tugas Akhir, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.

Utomo, S. H. T., 2013, Jalan Rel, Yogyakarta: Beta Offset.

Published
2018-11-24
How to Cite
Muhammad J.T, Z. N., Muthohar, I. and Nurjannah, A. (2018) “Implikasi Peningkatan Emplasemen Stasiun KA dan Fasilitas Pendukungnya Terhadap Rantai Distribusi Semen di Koridor Selatan Jawa (Studi Kasus: Emplasemen Stasiun KA Kebumen)”, ReTII. Available at: //journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/994 (Accessed: 19April2024).