PENGARUH TEMPERATUR TEMPER PADA PADUAN Fe-1,2Al-4,8C TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK

  • Muhammad Abdul Aziz Aziz Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Ratna Kartikasari Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Angger Bagus Prasetiyo Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Abstrak

Penambahan Al dalam besi tuang kelabu diharapkan dapat meningkatkan sifat mekanik dan ketahanan korosi. Alumunium telah dikenal dapat berperan sebagai penstabil struktur ferrite, dan penambahan alumunium (Al) pada sistem paduan dapat meningkatkan ketahanan korosi dan oksidasi. Alasan dilakukannya proses temper yaitu untuk mengurangi tegangan sisa, meningkatkan ketangguhan, dan keuletan besi yang telah mengalami pengerasan. Penelitian ini bertujuan untukmempelajari pengaruh temperatur temper pada besi paduan Fe-1,2Al-4,8C terhadap struktur mikro dan sifat mekanik. Bahan yang digunakan adalah besi paduan Fe-Al, proses temper dimulai dengan memanaskan spesimen pada temperature 900°C selama 60 menit, setelah itu pendinginan dalam media air, dilanjutkan dengan pemanasan kembali pada temperatur 250°C, 300°C, 350°C, 400°C, dan 450°C ditahan selama 60 menit lalu didinginkan di udara. Pengujian yang dilakukan adalah uji komposisi, uji struktur mikro menggunakan alat olympus metallurgical system microscope, uji kekerasan menggunakan metode Vickers, uji tarik, uji impak menggunakan metode Charpy, dan uji densitas. Hasil pengujian komposisi kimia menunjukkan bahwa paduan Fe-1,2Al- 4,8C memiliki kadar unsur utama (Fe) 91,15%, unsur paduan utama (Al) 1,17%, (C) 4,78%, (Si) 1,87%, (Mn) 0,48% paduan ini tergolong besi cor paduan Al. Struktur mikro paduan Fe-1,2Al-4,8C terdiri atas grafit, ferit, dan perlit. Setelah dilakukan proses temper struktur perlit semakin menyebar dan struktur feritnya masih tetap dominan. Hasil uji kekerasan pada spesimen dengan proses temper memiliki harga kekerasan tertinggi pada temperatur 450°C yaitu 288,281 kg/mm2. Hasil uji tarik mengalami penurunan sebesar 54,41% yang ditunjukkan pada suhu ruang dengan spesimen raw material sebesar 104,41 MPa mengalami penurunan pada proses temper temperatur 250°C sebesar 47,60 Mpa. Sedangkan hasil uji impak pada spesimen proses temper memiliki nilai tertinggi pada suhu ruang spesimen raw material yaitu 0,114 J/mm2 .

Referensi

Dieter, G.E., 1988, Metalurgi Mekanik, Edisi ke 3, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Kartikasari, R., Sutrisna., dan Batseran, P., 2013. Struktur Mikro, Kekuatan Tarik Dan Ketahanan Korosi Paduan Fe-2,2Al-0,6C Setelah Proses Temper, Proseding Seminar Nasional STTNAS, Hal 151- 156.

Lawrence, H., dan Van Vlack, 1992, Ilmu Dan Teknologi Bahan, edisi kelima, Erlangga.

Qohar, A., Kartikasari, R., dan Iskandar, A.D., 2020, Studi Pengaruh Temperatur Proses Austemper Terhadap Struktur Mikro, Kekerasan, Dan Ketahanan Korosi Paduan Fe-5,2Al-0,6C, Cendekia Mekanika, Vol. 01, No. 01, Hal 57 – 64.

Setyana, L.D., 2015, Studi Ukuran Grafit Besi Cor Kelabu Terhadap Laju Keausan Pada Produk Blok Rem Metalik Kereta Api, Jurnal Material Teknologi Proses,Volume 1, Nomor 1, Hal 16-21.

Setyo, N., dan Widodo, S., 2018, Peningkatan Sifat Mekanis Besi Cor Kelabu Melalui Proses Tempering, Journal of Mechanical Engineering, Volume 2, Nomor 2, Hal 8-17.

Suherman. W, 1987, Pengetahuan Bahan, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

Suprihanto, A., Satrijo, D., Suratman, S., 2007, Pengaruh Penambahan Unsur Cr Dan Cu Terhadap Kekuatan Tarik Besi Cor Kelabu Fc20, Jurnal Rotasi, Vol. 9, No. 1, Hal. 1-8.

Surdia, 1999, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita, Jakarta.

Stefanescu., D.M., 1992, Theory of Solidification and Graphite Growth in Ductile Iron, AFS, Ductile Iron Handbook, Hal 1-17.

Diterbitkan
2022-03-31
Bagian
Articles