KAJIAN TEKNIS PENGARUH PENGEBORAN MIRING (DOUBLE STITCHED) PADA PELEDAKAN LAPISAN TANAH PENUTUP TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT MUAT EXCAVATOR HITACHI 3600 DI PT. ADARO INDONESIA

  • Reiza khoirul Masyruf ITNY
  • Partama Misdiyanta
  • R. Andy Erwin Wijaya Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Abstract

Salah satu permasalahan yang dihadapi PT. Saptaindra Sejati adalah terbentuknya toe dan juga material berukuran boulder pada kegiatan peledakan area freeface yang landai, karena pada awal mulanya PT. SIS hanya mengaplikasikan lubang ledak tegak pada baris pertama dekat dengan freeface. Dari pengamatan dilapangan untuk daerah yang memiliki freeface  landai diterapkan dengan pemboran lubang ledak tegak dan pemboran lubang ledak miring (doublestitched) untuk lubang tegak dengan geometri sebagai berikut burden baris pertama 3m, burden baris kedua dan seterusnya 8m, spacing 9m, stemming 4.2 m, subdrilling 0,5m, dan charging 4,3 m dengan kedalaman lubang ledak 9m dengan PF rata-rata 0,27 kg/bcm. Untuk lubang ledak miring dengan geometri sebagai berikut burden baris pertama 3m, burden baris kedua dan seterusnya 8m, spacing 9m, stemming 4.2m, subdrilling 0,5m, dan charging 4,3m dengan kedalaman lubang ledak 8,5 m dengan PF rata-rata 0,27 kg/bcm. Dengan kemiringan lubang ledak pada row pertama sebesar 25o. Dari hasil analisis dilapangan fragmentasi menjadi lebih baik dengan menggunakan lubang ledak miring, ini bisa dilihat dari tingkat persebaran fragmentasi yang awalnya 36% material peledakan yang berukuran boulder menjadi lebih sedikit yaitu 3,58% ukuran boulder terbentuk. Sehingga produktivitas dari alat gali muat Excavator menjadi lebih optimal dari 1487,18 bcm/jam menjadi 1565,62 bcm/jam. Sehingga bisa disimpulkan penerapan lubang bor miring di area dekat freeface dapat meningkatkan produktivitas alat gali muat dibandingkan hanya menggunakan lubang bor tegak di area dekat freeface.

Published
2020-09-02
Section
Articles