Pemanfaatan FMEA sebagai Instrumen Identifikasi Potensi Bahaya pada Pekerjaan Pondasi Bore Pile

  • Chairunnisa Yusriliya Universitas Islam Indonesia
  • Fitri Nugraheni

Abstrak

Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa faktor yang dapat menjadikan proyek tersebut mengalami kendala dan hambatan. Adapun beberapa risiko yang dapat mempengaruhi suatu keberhasilan proyek. Risiko merupakan sesuatu yang melekat pada setiap kegiatan konstruksi, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap proyek konstruksi juga memiliki risiko tertentu. Konstruksi Pembangunan Gedung bertingkat merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan memerlukan perhatian khusus terhadap risiko yang mungkin timbul selama proses pembangunannya. Proyek Pembangunan Gedung Rusun Polsek pada Kawasan Mandalika ini berlokasi di Jalan Pariwisata Kuta Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Luas
lahan yang digunakan adalah 1.764 m2 sedangkan untuk luas bangunan yang digunakan adalah 1.228  m2. Kondisi tanah pada Proyek Pembangunan Rusun Polsek ini adalah tanah lunak karena pada awalnya lahan tersebut merupakan lingkungan persawahan, sehingga perlu adanya penggalian dan penimbunan untuk mencapai ketinggian yang ideal sehingga perbedaan elevasi dengan jalan tidak terlalu tinggi. Terdapat banyak faktor risiko yang dapat terjadi dalam item pekerjaan pondasi karena kondisi tanah yang lunak maka perlu adanya pengeboran, sehingga kemungkinan risiko kecelakaan kerja dapat terjadi. Sebagai upaya pengendalian risiko, dapat dilakukan identifikasi potensi bahaya sehingga risiko yang dapat terjadi dapat di minimalisir. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi potensi bahaya adalah dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang terjadi pada pekerjaan pondasi bore pile Proyek Pembangunan Rusun Polsek Kawasan Mandalika. Dengan melakukan analisis FMEA pada pekerjaan pondasi bore pile didaptkan hasil bahwa pada pekerjaan persiapan, pengeboran, pemasangan tulangan besi, pengecoran dan perawatan
pada Proyek Pembangunan Rusun Polsek Kawasan Mandalika dengan 6 uraian pekerjaan diketahui memiliki 14 kegagalan (failure mode) dengan 36 potensi bahaya. terdapat 4 penyebab potensi bahaya terbanyak adalah adanya kegagalan pada kurang pengawasan dan komunikasi, dimana dapat menimbulkan 8 potensi bahaya, operator tidak berkompeten dapat menimbulkan 5 potensi bahaya, dan kesalahan dalam penggunaan mesin potong atau alat pemotong dapat menimbulkan 4 potensi bahaya.

Diterbitkan
2024-08-21