KAPASITAS PENAMPUNG OPTIMUM DAN PAYBACK PERIOD PENERAPAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN PADA PERMUKIMAN
Abstract
Akses air bersih belum merata di beberapa wilayah Samarinda, sedangkan curah hujan bulanan Samarinda cukup tinggi yaitu 213,9 mm pada tahun 2017. Air hujan dapat dipanen untuk menjadi alternatif sumber air bersih. Selain itu, runoff dapat dikurangi dengan memanen air hujan maka penelitian ini dilakukan menggunakan beberapa skenario untuk mencari sistem pemanenan air hujan (SPAH) terbaik untuk permukiman. Data curah hujan harian kota Samarinda selama 5 tahun (2015-2019) digunakan dalam studi ini. SPAH disimulasikan pada 15 kelompok pengguna dengan luas atap mulai dari 36 m2 sampai 120 m2 dan jumlah penghuni 2-5 orang. SPAH juga disimulasikan menggunakan tangki dengan ukuran yang berbeda-beda yang tersedia di pasaran. Kapasitas penampung optimum ditentukan berdasarkan biaya air per tahun yang paling rendah dengan tolak ukur harga air dari PERUMDAM Tirta Kencana (perusahaan air minum). Kapasitas tangki yang optimum digunakan berkisar antara 1200-3600 liter. Saat tangki optimum digunakan, SPAH dapat menyuplai kebutuhan air sebanyak 23,7% sampai 75,5% dan waktu pengembalian biaya instalasi mulai dari 12 tahun sampai 19 tahun.
References
[2] Juliana IC, Kusuma MSB, Cahyono M, Kardhana H, Cindy M. The Effect of Rainwater Harvesting System Implementation on Hydrological Parameter in Residential Area. Proceedings International Conference On Ecohydrology (ICE). Yogyakarta. 2014;28: 289-298.
[3] Nguyen VM, Ichikawa Y, Ishidaira H. Exploring optimal tank size for rainwater harvesting systems in Asian tropical climates, Hydrological Research Letters. 2018; 12(1): 1-6.
[4] Jenkins D, Pearson F. Feasibility of Rainwater Collection Systems in California. California. Water Resources Center, University of California. 1978
[5] Liaw CH, Tsai Y. Optimum storage volume of rooftop rain water harvesting systems for domestic use. JAWRA. 2004; 40(4): 901–912
[6] Sutjahjo N, Anggraini F, Pamekas R. Konsumsi Dan Pelanggan Air Minum Di Kota Besar Dan Metropolitan. Jurnal Permukiman. 2011; 6(3): 138-146.
[7] Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-7065-2005. Tata cara perencanaan sistem plambing. Jakarta. 2005.
[8] Yaziz MI, Gunting H, Sapari N, Ghazali AW. Variations in rainwater quality from roof catchments. Water Research. 1989; 23(6): 761-765.
[9] Ayatri R, Fajar M, Zurfi A. Perencanaan Sistem Pemanenan Air Hujan sebagai Alternatif Penyediaan Air Bersih Gedung Asrama TB 4 ITERA, Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 2021; 2(2): 93-101.
[10] Texas Water Development Board. The Texas Manual on Rainwater Harvesting. Austin. 2005
[11] Tsutsumi A, Jinno K, Berndtsson R.. Surface and Subsurface Water Balance Estimation by the Groundwater Recharge Model and a 3-D Two-Phase Flow Model. Hydrological Sciences Journal. 2004; 49(2): 205-226.
[12] Suripin. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta. Andi Offset. 2003.
[13] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. 28/PRT/M/2016. Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta. 2016.
[14] Pujawan IN. Ekonomi Teknik. Yogyakarta. Lautan Pustaka. 2019.
Prosiding ini memberikan akses terbuka langsung ke isinya dengan prinsip bahwa membuat penelitian tersedia secara gratis untuk publik mendukung pertukaran pengetahuan global yang lebih besar.
Semua artikel yang diterbitkan Open Access akan segera dan secara permanen gratis untuk dibaca dan diunduh semua orang.