Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu untuk Memproduksi Pulp dengan Proses Soda

  • Ganjar Andaka IST AKPRIND Yogyakarta

Abstract

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia, kebutuhan kertas juga semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan tingginya kebutuhan pulp yang merupakan bahan baku dalam pembuatan kertas. Namun, persediaan bahan yang digunakan untuk pembuatan pulp yaitu kayu juga semakin lama akan semakin berkurang. Akhirnya, eksploitasi hutanlah yang terjadi. Jika ini dilakukan secara terus menerus maka akan menyebabkan masalah lingkungan, seperti penggundulan hutan, menipisnya cadangan kayu, dan berkurangnya luas hutan di Indonesia. Untuk itu perlu dicari bahan baku alternatif agar dapat mengurangi resiko yang buruk bagi lingkungan, salah satunya dengan bahan baku ramah lingkungan dan yang persediaannya melimpah. Ampas tebu merupakan limbah organik memiliki kadar α-selulosa cukup tinggi. Namun, selama ini hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengolahan tebu. Padahal abu hasil pembakaran ampas tebu yang tidak terkendali telah terbukti mengakibatkan masalah polusi udara yang serius.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji perolehan pulp dan α-selulosa dari ampas tebu melalui proses soda. Dengan melihat pengaruh Kadar NaOH dan waktu pemasakan dalam pembuatan pulp sehingga keadaan optimum dapat ditentukan. Penelitian dilakukan dengan mencampur 10 gram serbuk ampas tebu dan 200 mL larutan alkali dengan kadar NaOH antara 6 - 14% (w/v) ke dalam labu leher tiga. Campuran lalu dipanaskan dalam waterbath pada suhu 80°C selama 60 menit dan diaduk pada kecepatan 400 rpm. Setelah waktu tercapai, campuran difiltrasi dengan corong hisap dan dicuci dengan aquadest hingga netral. Kemudian, endapan dikeringkan dan diputihkan dengan peroksida 2%. Terakhir, difiltrasi lagi, dibilas, dikeringkan dan ditimbang hingga bobot konstan. Selanjutnya waktu pemasakan divariasi antara 30 - 150 menit. Pulp yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian untuk penentuan yield  pulp dan α-selulosa.

Berdasarkan hasil penelitian, didapat kadar α-selulosa ampas tebu sebesar 35,77%. Untuk Pengaruh perlakuan, semakin besar kadar NaOH dalam larutan pemasak semakin kecil yield pulp sedangkan kadar α-selulosa semakin tinggi dan semakin lama waktu pemasakan semakin kecil yield sedangkan kadar α-selulosa semakin tinggi. Pada perlakuan variasi kadar NaOH diperoleh kondisi optimum pada kadar 10% diperoleh yield pulp 40% dengan kadar α-selulosa 93,33% sedangkan pada variasi waktu terjadi pada waktu 90 menit dengan yield pulp 38% dengan kadar α-selulosa 86,67%.

Published
2019-11-04