Pengaruh Sistem Hidrogeologi Terhadap Gerakan Tanah Pada Ruas Jalan Buruma Dan Sekitarnya, Kecamatan Baucau Kabupaten Baucau, Propinsi Baucau Timor Leste

  • Armindo Antonio de Jesus Fakultas Teknik Mineral UPN“Veteran” Yogyakarta

Abstrak

Daerah penelitian di Desa Buruma dan sekitarnya kecamatan Baucau, kabupaten Baucau Timor Leste merupakan daerah yang sangat rentang terhadap gerakan tanah. Pada daerah tersebut terdapat dua satuan batuan yaitu batugamping formasi Baucau dan batulempung Formasi Bobonaro. Masalah dari penelitian ini  adanya bencana gerakan tanah seringkali mengakibatkan kerugian material, kehancuran lahan, infrastruktur dan berdampak pada laju pertumbuhan daerah menjadi terhambat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian, yang meliputi geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologinya,  mengetahui jenis gerakan tanah apa saja yang terdapat di daerah penelitian, mengetahui pengaruh sistem hidrogeologi terhadap gerakan tanah dan mengetahui metode penanggulanggan yang tepat terhadap gerakan tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah studi literatur sebagai pedoman awal, metode pengambilan sampel tanah dan Pengujian laboratorium menggunakan  metode SNI 1964. Untuk mengetahui pengaruh system hidrogeologi terhadap gerakan tanah maka dilakukan pengukuran debit air di 9 penelitian yaitu pada lokasi pertama jumlah debit air sebesar 0,198 m3/ dt, lokasi kedua jumlah debit air sebesar 0,15 m3/dt, lokasi ketiga jumlah debit air sebesar 0,09 m3/dt, lokasi keempat jumlah debit air sebesar 0,086 m3/dt, lokasi kelima jumlah debit air sebesar 0,076 m3/dt, lokasi keenam jumlah debit air sebesar 0,071 m3/dt, lokasi ketujuh jumlah debit air sebesar 0,069m3/dt, lokasi kedelapan jumlah debit air sebesar 0,067 dan lokasi kesembilan jumlah debit air sebesar 0,06 m3/dt. Jumlah kehilangan air dari Lp1-LP2 sebesar 48 liter, Lp2-Lp3 sebesar 60 liter, Lp3-Lp4 sebesar 4 liter, Lp4-Lp5 sebesar 18 liter, Lp5-Lp6 sebesar  5 liter, Lp6-Lp7 sebesar 2 liter, Lp7-Lp8 sebesar 3 liter dan Lp8-Lp9 sebesar 7 liter. Cara untuk menanggulangi terjadinya gerakan tanah yaitu dengan menggunakan metode Geotekstil karena daerah tersebut didominasi oleh batugamping, pada saat terkena air mudah larut sehingga teradinya amblesan. Di batulempung air menginfiltrasi kedalam tanah/batuan dan menambah beban pada badan jalan dan lama kelamaan terjadinya gerakan tanah.

Diterbitkan
2019-11-04