Korelasi Lithofasies Dan Ichnofasies Sebagai Parameter Identifikasi Fasies Gunungapi Purba Pada Sistem Lingkungan Pengendapan Formasi Sambipitu, Daerah Ngalang, Yogyakarta
Abstrak
Studi stratigrafi dilakukan pada Formasi Sambipitu bagian bawah hingga tengah yang merupakan bagian dari Zona Pegunungan Selatan Jawa Timur. Pengambilan data di lapangan dilakukan di sepanjang aliran Sungai Ngalang, Kecamatan Gedang Sari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.  Formasi Sambipitu memiliki karakteristik parasekuen yang menarik dikarenakan kehadiran fosil jejak yang melimpah serta fasies penyusun formasi ini merupakan material hasil percampuran antara material vulkanik dan karbonat. Studi yang dilakukan mencakup analisis lithofasies dan ichnofasies dengan melakukan measuring section di sepanjang Sungai Ngalang dengan ketebalan sekitar ±155 m. Formasi Sambipitu tersusun oleh batuan- batuan  yang terendapkan  oleh  mekanisme  aliran  gravitasi.  Berdasarkan  aspek stratigrafi  secara  vertikal,  pada  daerah penelitian tersusun oleh 5 asosiasi fasies yaitu  asosiasi fasies I : slope to basin on upper fan, asosiasi fasies II : meandering channel on upper fan, asosiasi fasies III : channeled portion of suprafan lobes on midle fan, asosiasi IV : channeled to smooth portion of suprafan lobes on midle fan, dan asosiasi fasies V : thin bedded sediment on levee (Walker, 1978). Beberapa fosil jejak dapat dijumpai pada daerah penelitian yaitu  Thallasinoides, Skolithos, Ophiomorpha, Psilonichus, Beaconites,  Cruziana,  Scolicia,  Rhyzocorallium,  Diplocraterion,  Planolites,  Areniculites,  dan  Chondrites.    Formasi Sambipitu dapat dibagi menjadi 3 fasies berdasarkan asosiasi spesies fosil jejak yaitu Skolithos-Cruziana Ichnofacies I, Skolithos-Cruziana  Ichnofacies II,  dan  Cruziana  Ichnofacies.  Berdasarkan  kajian  dari  beberapa  parameter,  Formasi Sambipitu terendapkan pada sistem cekungan intra arc basin pada fasies proksimal luar pada lingkungan laut dangkal. Hal ini didukung oleh kehadiran lava andesit pada bagian bawah Formasi Sambipitu. Pada sistem lingkungan pengendapannya suplai material utama berasal dari kegiatan vulkanisme dari Gunungapi yang sebagian tubuhnya berada di bawah muka air laut. Sehingga diinterpretasikan perubahan fasies pada Formasi Sambipitu lebih dikontrol oleh kegiatan vulkanisme dibandingkan eustasi muka air laut.
Referensi
Boogs, Jr, 2006, Principle of Sedimentology and Stratigraphy 4th Edition, University of Oregon, United Kingdom.
Bothe, A.Gh. D., 1929, The Geology of the Hills Near Djiwo and Southern Range, 4th PacificScience Congress, Bandung.
Bromley G.R, 1996, Trace Fossils, Geologycal
Institute University of Copenhagen, Denmark.
Bronto, 2006. Fasies Gunungapi dan Aplikasinya,
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2.
Ekdale A.A, Bromley, G.R, Pemberton G.S,
, Ichnology, Society of Economic and
Mineralogyst, Oklahoma.
Mutti, E, 1992, Turbidites Sandstones, Universitas de Parma Italy.
Mutti E. And W.R. Nomark, 1987, Comparinf Examples of Modern and Ancient Turbidite System: Problem and Concept, in J.K Legget and G.G. Zuffa : Marine clastic sedimentology : Graaham-Thortman, London.
Surono, 2009., Litostratigrafi Pegunungan Selatan Bagian Timur Daerah Yogyakarta Dan Jawa Tengah, Jurnal Sumber Daya Geologi, Volume
Suyoto & Santoso, K., 1986, Klasifikasi Stratigrafi
Pegunungan Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Prosiding PIT IAGI XV, Yogyakarta.
Walker, R.G., 1978, Facies Models, Geological
Association of Canada, Toronto.
Prosiding ini memberikan akses terbuka langsung ke isinya dengan prinsip bahwa membuat penelitian tersedia secara gratis untuk publik mendukung pertukaran pengetahuan global yang lebih besar.
Semua artikel yang diterbitkan Open Access akan segera dan secara permanen gratis untuk dibaca dan diunduh semua orang.