The Pemetaan Daerah Rawan Tanah Longsor Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul

  • ardian ridwan Institut teknologi nasional yogyakarta
Kata Kunci: Sistem Informasi Geografis, bahaya tanah longsor, mitigasi bencana

Abstrak

Bencana tanah longsor merupakan sebuah bencana yang sering terjadi di wilayah Kecamatan Patuk ketika musim hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Peran sistem informasi geografis untuk melihat tingkat kerawanan tanah longsor di Kecamatan Patuk sangat penting dilakukan untuk meminimalisir terjadinya bencana di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah melakukan sebuah pemodelan mitigasi bahaya tanah longsor menggunakan Sistem informasi Geografis. Pemodelan mitigasi bencana dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder berupa data curah hujan, data geologi, data penggunaan lahan, data kemiringan lereng, data jenis tanah, dan data bentuk lahan yang kemudian dilakukan analisis overlay atau metode penggabungan beberapa data untuk mengetahui tingkat kerawanan bencana tanah longsor. Hasil penelitian menunjukan Kecamatan Patuk memiliki tingkat kerawanan tanah longsor yang didominasi oleh kategori kerawanan tanah longsor sedang seluas 6645 Ha, kategori kerawanan tanah longsor tinggi seluas 351, 64 Ha, dan kategori kerawanan tanah longsor rendah seluas 61,91 Ha.

Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, bahaya tanah longsor, mitigasi bencana

Referensi

[1]. Setyowati, D. L., Martuti, N. K. T., Nugraha, S. B. Pendidikan Bencana Banjir (Kesiapan Masyarakat dalam Menghadapi Banjir di Kali Beringin Indonesia dan Sungai Uthapao Thailand). Semarang: CV Sanggar Krida Aditama. 2016.
[2]. Wilches, G. Bencana dan Lingkungan. Program Pelatihan Manajemen Bencana, UNDP. 1995.
[3]. Suripin. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2002.
[4]. Wang, F., Xu, P., Wang, C., Wang, N., & Jiang, N. Application of a GIS-Based Slope Unit Method for Landslide Susceptibility Mapping along the Longzi River, Southeastern Tibetan Plateau, China.  ISPRS International Journal of Geo-Information, 2017; 6(6): 172.
[5]. Van Zuidam, R. A., Van Zuidam-Cancelado, F. I. Terrain Analysis and Classification Using Aerial Photographs: A Geomorphological Approach. International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede. 1979.
[6]. Suhendar, R. Terrain Mapping Approach for Slope Instability Hazard and Risk Assessment Using Remote Sensing Techniques and GIS; A Case Study of North East Bandung and Lembang, West Java, Indonesia. ITC, Enscede, The Netherlands. 1994.
[7]. Zain, A.F.M. Distribution, Structure dan Function of Urban Green Space in Southeast Asian Mega-Cities with Special Reference to Jakarta Metropolitan Region (JABOTABEK). Doctoral Degree Program. Department of Agricultural and Environmental Biology Graduate School of Agricultural and Life Sciences. The University of Tokyo, Japan. 2002.
[8]. Hermon. Geografi Bencana Alam. Jakarta: Rajawali Press. 2015.
[9]. Hardiyatmo, H. C. Tanah Longsor dan Erosi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2006.
Diterbitkan
2020-10-27