- Analisis Pemanfaatan Limbah B3 Batubara dan Gamping Serbuk sebagai Bahan Tambah Semen terhadap Kekuatan Beton

-

  • Ifa Aulia Chusna mahasiswa
  • Muhammad Wildan Ilyasa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
  • Rahmat Aditya Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
  • Tedy Agung Cahyadi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
  • Heru Suharyadi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Kata Kunci: bahan tambah semen, batugamping, bottom ash, fly ash, kuat tekan.

Abstrak

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebanyak 497 pembangkit listrik merupakan salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat (Renstra Direktorat Ketenagalistrikan, 2015). Semakin banyak PLTU di Indonesia, maka limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dari sisa pembakaran batubara yang berupa fly ash dan bottom ash pun meningkat. Limbah B3 ini dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan optimal beton jika dilakukan pemanfaatan limbah B3 batubara dan batugamping sebagai bahan tambah semen. Pengujian yang digunakan adalah pengujian kuat tekan. Waktu pencetakan sampel dengan bentuk tabung adalah 28 hari dengan volume 196,40 cm3. Sampel A sebagai sampel indikator yang berkomposisi semen, pasir, dan kerikil dengan perbandingan 1:2:3. Sampel B berbahan tambah semen batugamping, sampel C berbahan tambah semen bottom ash, dan sampel D berbahan tambah semen fly ash. Perbandingan bahan tambah semen pada setiap sampel adalah 5%, 15%, dan 18% terhadap volume semen pada sampel A. Kadar penggunaan serbuk gamping sebagai bahan tambah semen adalah 5-15%, sedangkan penggunaan fly ash optimal pada kadar 15-18%, dan penggunaan bottom ash hanya optimal pada kadar 5%.

Referensi

[1] Amerian Society for Testing and Materials. C 618-93. Standard Test Method for Fly Ash and Row or calcined Natural Pozzolan for Use as a mineral Admixture in Portlan Cement Concrete. American Society for Testing of Concrete’s. 1991
[2] Direktorat Ketenagalistrikan. 2019.” Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Perusahaan Listrik Negara (RUPTL PLN) 2019-2028”. Jakarta
[3] Kementrian ESDM. 2015.”Renstra Direktorat Jendral Ketenagalistrikan 2015-2019”. Jakarta.
[4] Made Astawa Rai, Dkk. 2014.”Mekanika Batuan”. Bandung. Penerbit Itb.
[5] Nurzal, Nurzal; Mahmud, Joni. Pengaruh Komposisi Fly Ash terhadap Daya Serap Air Pada Pembuatan Paving Block. Jurnal Teknik Mesin, 2013, 3.2.
[6] Nurzal, Nurzal; Zakir, Zepriady. Pengaruh Komposisi Fly Ash terhadap Kuat Tekan Pada Pembuatan Paving Block. Jurnal Teknik Mesin (Jtm), 2015, 4.1
[7] PLTU Tanjung Jati B.2014.” Laporan Fly Ash Dan Bottom Ash“.Jepara
[8] Standar Nasional Indonesia. 03-2847-2002. Tata Cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Bandung. Departemen Pekerjaan Umum. 2002
[9] Standar Nasional Indonesia. 15-2049-2004. Semen Portland. Badan Standarisasi Nasional. 2004
[10] Standar Nasional Indonesia. PBI-1977. Persyaratan Beton Bertulang Indonesia. Bandung. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. 1977.
[11] Standar Nasional Indonesia. S-15-1990-F. Pernyaratan Mutu Abu Terbang Sebagai Bahan Tambahan Dalam Campuran Beton. Bandung. Departemen Pekerjaan Umum. 1990
[12] Tatiana, Gita Malida. Substitusi Kadar Semen Menggunakan Serbuk Batu Gamping pada Beton High Strength Concrete (Hsc). 2016. Phd Thesis. Universitas Pendidikan Indonesia.
[13] Widiarso, Dian Agus; Kusuma, Istiqomah Ari; Fadhlillah, Ajiditya Putro. Penentuan Potensi Sumberdaya Batu Gamping sebagai Bahan Baku Semen Daerah Gandu dan Sekitarnya, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Teknik, 2017, 38.2: 92-98.
[14] Wradani, Sri Prabandiyani Retno. Pemanfaatan limbah batubara (Fly Ash) untuk stabilisasi tanah maupun keperluan teknik sipil lainnya dalam mengurangi pencemaran lingkungan. 2008.
Diterbitkan
2020-10-27