Lapisan condensed section pada batulempung gampingan Nanggulan, Pegunungan Kulonprogo, DIY
Abstrak
Lapisan condensed section (cs) merupakan lapisan akhir siklus genang laut yang berada di puncak siklus transgressive systems tract (TST) sebelum masa regresi highstand (HST). Lapisan ini terkadang berhimpit dengan permukaan banjir maksimum (maximum flooding surface atau mfs) (Vail et all., 1984; Loutit et all., 1988) sebagai ciri pendalaman cekungan. Salah satu ciri lapisan condensed section adalah berlimpahnya mineral-mineral glaukonit ((K, Na) (Fe3+, Al, Mg)2 (Si,Al)4O10(OH)2) dalam suatu lapisan batuan berbutir halus bersama dengan material-material organik. Lapisan cs ini terawetkan pada lingkungan oksidasi selama proses sedimentasi yang lambat. Pada kenyataannya, batulempung kaya gampingan Formasi Nanggulan dijumpai konsentrasi mineral autigenik glaukonit. Tujuan penelitian ini dititik-beratkan pada pengamatan mikroskopis sayatan tipis batuan Formasi Nanggulan yang tersingkap di kedua lintasan sungai Songgo dan Watupuru. Pada dasarnya, bentuk mineral glaukonit membundar atau bulat telur berwarna hijau, kilap tanah, yang tersebar pada litologi batulempung gampingan dan juga pengisi bekas cangkang foraminifera bentonik besar. Pemunculan mineral glaukonit ini hanya terdapat pada litologi batulempung gampingan (lapisan cs) dan sangat jarang dijumpai pada bagian atas atau bawah dari lapisan cs itu sendiri (seperti batupasir, batupasir konglomeratan, batulanau dari Formasi Nanggulan). Jikapun mineral glaukonit ini hadir, maka sangat sedikit dan hanya sebagai reworking material saja yang sudah terubah menjadi mineral lempung atau oksidasi besi. Lapisan condensed section pada Formasi Nanggulan bergabung pula dengan lapisan fosil foraminifera bentonik besar: Nummulites djogyakartae (Mark, 1956). Lapisan condensed section ini dipercaya sebagai penunjuk puncaknya fase genanglaut (transgresi) di kedalaman sekitar 20-60 m (batas neritik dalam ke neritik tengah). Dengan kata lain, fase genanglaut pernah terjadi saat pengendapan Formasi Nanggulan yang menyebabkan berkurangnya masukan/ supply sedimen klastika ke dalam cekungan.
Referensi
Huggett, J.M., 2013, Minerals: glauconites and green clays, Elsevier Inc.
Jorry, S.J., Dvaud, E., 2003, Depositional facies and sequence stratigraphy of reservoir Nummulite bodies in Central Tunisia (El Garia Formation, Upper Ypresian), result of a field analogue study from the Kesra Platey, AAPG Conference, Barcelona, 21-24, 2003.
Loutit, T.S., Handerbol, J. Vail, P.R., and Baum, G.R., 1988, Condensed sections: the key to age determination and correlation of continental margin sequences in: Sea-level changes- an integrated approach, SEPM Special Publication no.42
Marks, P., 1957, Stratigraphy Lexicon of Indonesia, Publikasi Keilmuan np. 31, Seri Geologi, Pusat Jawatan Geologi
Bandung.
Nuraini, S., 2017, Geometri perlapisan batupasir konglomeratan sebagai sisipan pada Formasi Nanggulan di Kali
Watupuru dan Kali Songgo, Pegunungan Kulon Progo, Yogyakarta, Kurvatex Journal, STTNAS, v.2/ 2 (November).
Pandita, H., Pambudi, S., Winarti, 2006, Kajian biostratigrafi dan fasies Formasi Sentolo di daerah Guluhrejo dan Ngaran Kabupaten Bantul untuk mengidentifikasi keberadaan Sesar Progo, Proceeding Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Pettijohn, F.J., 1975, Sedimentary Rock, Harper and Row, 628.
Rahardjo, W., Sukandarrumidi, Rosidi, H.M.D,1995, Peta Geologi Yogyakarta, Jawa, skala 1;100,000, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of Indonesia,1A, The Hague, Martinus Nijhoff, 732pp.
Vail, Peter; Rick, Sarg, 1987, Introduction to Seismic Stratigraphy. Tulsa: AAPG Films.
Wagoner, J. C., Van, Mitchum, Jr., R. M.., Posamentier H. W., dan Vail, P. R., 1987, Key Definitions of sequence Stratigraphy, AAPG Studies in Geology #27, volume 1: Atlas of Seismic Stratigraphy, edited by A. W. Bally, Pages 11-14.
Wentworth, C.K., 1922, A Scale of Grade and Class Terms for Clastic Sediments, The Journal of Geology 30, 377-392.
Prosiding ini memberikan akses terbuka langsung ke isinya dengan prinsip bahwa membuat penelitian tersedia secara gratis untuk publik mendukung pertukaran pengetahuan global yang lebih besar.
Semua artikel yang diterbitkan Open Access akan segera dan secara permanen gratis untuk dibaca dan diunduh semua orang.