Mapping of Landslide Susceptibility based on Analytical Hierarchy Process (AHP) in Sermo Dam and its Surrounding Areas, Kokap, Kulon Progo

  • Al hussein Flowers Rizqi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta https://orcid.org/0000-0003-1787-230X
  • Vilman Sidik Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Fatimah Fatimah
  • Herning Dyah Kusuma Wijayanti
  • Muhammad Fatih Qodri

Abstrak

Formasi Nanggulan sebagai formasi tertua di Pegunungan Kulon Progo tidak hanya tersingkap di lokasi tipe di daerah Nanggulan, Kalibawang. Namun, di daerah barat Waduk Sermo tepatnya di perbukitan sekitar Kokap Formasi Nanggulan dijumpai di beberapa tempat. Keberadaan Formasi Nanggulan di sekitar Waduk Sermo ini ditengarai memicu adanya kejadian gerakan tanah di daerah ini. Maksud penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan gerakan tanah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi gerakan tanah di daerah penelitian. Daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Pegunungan Kubah Kulon Progo bagian selatan. Pemetaan zonasi gerakan tanah ini dilakukan berdasarkan metode AHP (Analytical Hierarky Process) mengggunakan pembobotan nilai dari empat parameter. Parameter yang digunakan adalah kelerengan, litologi, tata guna lahan dan curah hujan. Hasil pemrosesan AHP menggunakan sofware Arc GIS menghasilkan peta zonasi kerentanan gerakan tanah yang terbagi atas 5 kelas (sangat rendah, rendah, menengah, tinggi dan sangat tinggi). Berdasarkan hasil pemetaan gerakan tanah dengan metode AHP, daerah paling rawan adalah Desa Hargowilis yang tersusun atas litologi batulempung dari Formasi Nanggulan.   Kata Kunci: Gerakan tanah, Nanggulan, Sermo, AHP, Kulon Progo

Referensi

[1] Rahardjo, W., Sukandarrumidi, dan H.M.D. Rosidi (1995) Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa, edisi ke-2, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
[2] Widagdo, A., Pramumijoyo, S., & Harijoko, A. (2018, December). Tectonostratigraphy-volcanic of Gajah-Ijo-Menoreh Tertiary volcanic formations in Kulon Progo mountain area, Yogyakarta-Indonesia. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 212, No. 1, p. 012052). IOP Publishing.
[3] Pambudi, S. (2016). KONFIGURASI CEKUNGAN PURBA FORMASI NANGGULAN DI DAERAH NANGGULAN, KULONPROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. ReTII.
[4] Sasongko, W., Doli, F. B., & Mahendra, F. H. M. (2018). KAJIAN HUBUNGAN DIAGENESIS DAN SIKUEN STRATIGRAFI FORMASI NANGGULAN BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI BATUPASIR. KURVATEK, 3(1), 71-82.
[5] NURAINI, S. (2017). Geometri Perlapisan Batupasir Konglomeratan Sebagai Sisipan pada Formasi Nanggulan di Kali Watupuru dan Kali Songgo, Pegunungan Kulon Progo, Yogyakarta (Doctoral dissertation, sekolah tinggi teknologi nasional yogyakarta).
[6] NURAINI, S. (2018). PERBANDINGAN INTENSITAS ANTARA ARUS PASANG-SURUT DENGAN PENGARUH GELOMBANG TERHADAP PENGENDAPAN DELTA NANGGULAN DI KALI WATUPURU DAN KALI SONGGO, PEGUNUNGAN KULON PROGO, YOGYAKARTA (Doctoral dissertation, institut teknologI nasional yogyakarta).
[7] Nuraini, S. (2019). Fenomena Hard Ground Pada Batu Lempung Kaya Gampingan Formasi Nanggulan, Di Sungai Watupuru, Pegunungan Kulon Progo, Yogyakarta. KURVATEK, 4(1), 95-102.
[8] Nur’aini, S. Lapisan condensed section pada batulempung gampingan Nanggulan, Pegunungan Kulonprogo, DIY.
[9] Hani, D. S. N., & Pandita, H. (2020). Analisis Litofasies dan Lingkungan Pengendapan Formasi Nanggulan Lintasan Kali Songgo, Kabupaten Kulon Progo. ReTII, 298-309.
[10] Nugrahini, R. A., Hartono, H. G., & RA, T. L. (2020). PALEOMORFOGENESIS BENTANG ALAM KOMPLEKS GUNUNG IJO, KULONPROGO. KURVATEK, 5(2), 1-8.
[11] Harjanto, A., 2011. Vulkanostratigrafi di Daerah Kulon Progo dan Sekitarnya, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Ilmiah MTG, Vol.4, No.2, Juli 2011.
[12] Rahardjo, W., Sukandarrumidi, &Rosidi, H.M.D. 2012. Geological Map of the Yogyakarta Sheet 1:1 00,000. Center for Geological Survei, Geological Agency.

[13] Maryanto, S., & Hasan, R. (2011). Korelasi-Regresi Antar parameter Petrofisika Batuan Beku dan Batugamping dari Daerah Pegunungan Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Geologi Indonesia, 6(4), 203-2ll.
[14] Irzon, R., & Permanadewi, S. (2010). Elements Study of Igneous and Altered Rocks in Kulonprogo and Its Surrounding Using ICP-MS. Proceeding PIT IAGI, Lombok, 1-10.
[15] Rizqi, A.F (2019). IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENYEBARAN BATUAN FORMASI ANDESIT TUA–SENTOLO DI SUNGAI NITEN, GIRIPURWO, KULON PROGO. Angkasa: Jurnal Ilmiah Bidang Teknologi, 11(2), 152-163.
[16] Nugroho, N. E., & Kristanto, W. A. D. (2020). Kajian Tingkat Risiko Tanah Longsor Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Jurnal Ilmiah Lingkungan Kebumian (JILK), 1(2), 9-25.
[17] Sari, S. N., & Prastowo, R. (2019). Peta Potensi Kerusakan Bangunan Akibat Kerentanan Gerakan Tanah Di Daerah Kalirejo Kulonprogo Yogyakarta. ReTII, 435-441.
[18] Wibowo, N. B., & Niyartama, T. F. (2015). Mikrozonasi Multidisaster Daerah Sekitar Waduk Sermo Berbasis Analisis Keputusan Multikriteria Simple Addtive Weight (SAW) Berdasarkan Pengukuran Mikrotremor. Jurnal Dialog dan Penanggulangan Bencana, 6(1), 1-11
[19] Amalia, N. R., Indrawan, I., & Warmada, I. W. (2018, December). Pengaruh Alterasi Hidrotermal terhadap Tingkat Kerentanan Longsor di Daerah Kalirejo dan Sekitarnya, Kabupaten Kulon Progo dan Purworejo. In PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11 PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA 5–6 SEPTEMBER 2018. Departemen Teknik Geologi.
[20] Saaty, T. L. (1991). Some mathematical concepts of the analytic hierarchy process. Behaviormetrika, 18(29), 1-9.
[21] Makkasau, K. (2013). Penggunaan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam penentuan prioritas program kesehatan (studi kasus program Promosi Kesehatan). J@ ti Undip: Jurnal Teknik Industri, 7(2), 105-112.
[22] He, H., Hu, D., Sun, Q., Zhu, L. and Liu, Y., (2019). A landslide susceptibility assessment method based on GIS technology and an AHP-weighted information content method: A case study of southern Anhui, China. ISPRS International Journal of Geo-Information, 8(6), p.266.
[23] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2007 Tahun 2007. Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor.
[24] Van Zuidam, R. A. (1983). Guide to Geomorphologic Aerial Photographic Interpretation and Mapping. International Institute for Geo-Information Science and Earth Observation, Enschede, The Netherlands, 325.
[25] Pramudianti, E. and Hadmoko, D.S., (2013). Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Model Deterministik untuk Zonasi Rawan Longsorlahandi Sub-das Gintung, Kab. Purworejo. Jurnal Bumi Indonesia, 1(3).
[26] Pramumijoyo, S., Widjajanti, N., & Widagdo, A. (2021). Optimal design of the Sermo Fault deformation monitoring network using sensitivity criteria based on geological information. Arabian Journal of Geosciences, 14(20), 1-9.
[27] Karnawati, D., (2005), Bencana Alam Gerakan Massa Tanah di Indonesia dan Upaya Penaggulangannya, Penerbit Jurusan Teknik Geologi FT Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
[28] Prasetya, H. N. E., Aditama, T., Sastrawiguna, G. I., Rizqi, A. F., & Zamroni, A. (2021, June). Analytical landslides prone area by using Sentinel-2 Satellite Imagery and geological data in Google Earth Engine (a case study of Cinomati Street, Bantul Regency, Daerah Istimewa Yogyakarta Province, Indonesia). In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 782, No. 2, p. 022025). IOP Publishing.
Diterbitkan
2021-11-09