PENGARUH BERAT BAGASS DAN WAKTU REAKSI TERHADAP HASIL GLUKOSA PADA HIDROLISIS BAGASS UNTUK PEMBUATAN BIOETANOL

  • M. Sri Prasetyo Budi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional

Abstrak

Abstrak

Keterbatasan sumber energi fosil memerlukan pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi,salah satunya adalah bioetanol. Bioetanol, tidak seperti bensin, merupakan bahan bakar oksigenat yang mengandung 35% oksigen yang dapat mereduksi partikulat dan emisi NOx dari hasil pembakaran. Sumber energi bioetanol dapat berasal dari tanaman perkebunan, pertanian, hutan atau bahkan limbah, baik limbah domestik maupun limbah industri, seperti bagass, yang merupakan limbah industri gula. Bagass merupakan limbah padat dari proses ekstraksi tebu. Bagass mengandung hemiselulosa sebesar 16,52%; lignin sebesar 23,33% dan selulosa sekitar 54,87%. Hal ini menunjukkan bahwa bagass merupakan bahan baku yang patut untuk dipertimbangkan dalam pembuatan bioetanol.   Terdapat 3 tahapan penting proses pembuatan etanol dari bagass, yaitu hidrolisis bagass menjadi glukosa, fermentasi glukosa menjadi etanol, dan pemurnian etanol. Hidrolisis merupakan langkah awal yang sangat penting untuk memperoleh larutan glukosa yang selanjutnya dapat difermentasi menjadi etanol. Dalam makalah ini disampaikan pengaruhberat bagass dan  waktu reaksi terhadap kadar glukosa yang dihasilkan. Hidrolisis dilakukan untukbagass dengan berat tertentu, dicampur dengan 1500 mL aquades dan ditambahkan 10 mL larutan asam sulfat pekat. Selanjutnya campuran dipanaskan dalam autoclave sampai suhu 100oC dan dijaga konstan. Sampel diambil sebanyak 6 mL dan dilakukan setiap 10 menit sampai waktu 60 menit tercapai. Analisa glukosa yang terbentuk dilakukan dengan metode glucose test. Hasil glukosa terbaik didapatkan pada 55 gram bagass dengan waktu reaksi 50 menit dengan hasil glukosa yang diperoleh sebesar 13,6944%.

        Kata kunci : Bagass, Hidrolisis, Glukosa, Bioetanol

##submission.authorBiography##

##submission.authorWithAffiliation##

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional

Referensi

Badger, P. C., (2002), “Ethanol from Cellulose: A General Reviewâ€, Trends in New Crops and New Uses, hal. 17-21.

Budi, M.S.P., (1998), “Hidrolisis Pati Jagung dengan Katalisator HClâ€, Jurnal Teknologi Nasional, Vol.3, No.1.

Demirbas, A., (2005), “Bioetanol from Cellulosic Material : A Renewable Motor Fuel from Biomassâ€, Energy Source, 27:327 – 337

Faith, W.L., Keyes D.B. and Clark, R.L., (1975), “Industrial Chemicalâ€, 3rd ed., John Wiley and Sons Inc., New York

Fessenden, F.J. and Fessenden, J., (1986), “Kimia Organikâ€, edisi kedua, Erlangga, Jakarta, hal. 273-275

Greer, D., (2005), “Creating Cellulosic Ethanol: Spinning Straw into Fuelâ€, CellulosicEthanol.htm, eNews Bulletin, April 2005.

Martono, B. dan Sasongko, 07 Februari (2007), “Prospek Pengembangan ubi Kayu sebagai Bahan Baku Bioetanol di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakartaâ€, Dinas Pertanian Propinsi DIY, www.distan.pemda-diy.go.id/index2.php? option=content&task=view&id=269&pop=1&page=0

Megawati, (2007), “Etanol dari Lignoselulosaâ€, Profesional volum 1 No.5

Palmqvist. E., and Hagerdal. B. H., (2000), “Fermentation of Lignocellulosic Hydrolysates. II: Inhibition and Detoxificationâ€, Bioresource Technology, Elsevier, vol. 74, hal. 25-33.

Sudarmaji, S., Haryono, B. dan Suhardi, (1997), “Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanianâ€, edisi keempat, liberty, Yogyakarta

Taherzadeh, M. J., Eklund, R., Gustafsson, L., Niklasson, C., and Liden., G., (1997), “Characterization and Fermentation of Dilute-Acid Hydrolyzates from Woodâ€, Ind. Eng. Chem. Res., American Chemical Society, vol. 36, pp. 4659-4665.

Taherzadeh, M. J., and Niklasson, C., 2003, “Ethanol from Lignocellulosic Materials: Pretreatment, Acid and Enzymatic Hydrolyses and Fermentationâ€, 3 ed., pp. 6-9, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.

Wheals, A. E., Basso, L. C., Alves, D. M. G., and Amorim, H. V., (1999), “Fuel Ethanol after 25 Yearsâ€, TibTech, Elsevier, vol. 17, pp. 482-487

Diterbitkan
2017-01-17