Dinamika Urban Heat Island di Kawasan Perkotaan Yogyakarta

  • Septiana Fathurrohmah Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Ayu Candra Kurniati Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Kata Kunci: Urban Heat Island, Kawasan Perkotaan Yogyakarta, lingkungan perkotaan

Abstrak

Wilayah Kota Yogyakarta mengalami tekanan ruang yang tinggi sehingga memicu terbentuknyan aglomerasi perkotaan yang dikenal dengan Kawasan Perkotaan Yogyakarta. Dominasi lahan terbangun sebagai ciri utama perkotaan terus mengalami perluasan pada wilayah kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta. Peningkatan area terbangun yang diikuti oleh ketidakseimbangan lingkungan dapat memicu berbagai masalah sosial dan lingkungan perkotaan. Salah satu permasalahan tersebut adalah pada aspek kenyamanan termal berupa pemanasan perkotaan yang dapat dikaitkan dengan fenomena Urban Heat Island. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran dinamika fenomena Urban Heat Island di Kawasan perkotaan Yogyakarta melalui analisis SIG terhadap data citra Satelit Landsat-8 Tahun 2015 dan 2020. Hasil analisis yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa telah terjadi fenomena Urban Heat Island di Kawasan Perkotaan Yogyakarta dan mengalami peningkatan pada kurun waktu amatan, baik nilainya maupun luasannya. Secara spasial, angka Urban Heat Island yang relatif lebih tinggi terdapat di pusat kota dan melebar ke arah sisi timur laut perkotaan. Area-area tersebut dapat dijadikan sebagai rujukan prioritas pengelolaan  untuk mewujudkan kenyamanan termal lingkungan perkotaan.

Referensi

[1] Pradoto W.Pola Pemanfaatan Lahan dan Faktor-Faktor Perkembangan Wilayah Perkotaan di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.Conference on Urban Studies and Development.Semarang.2015:207-2020
[2] Subkhi W.B., Mardiansjah F.H. Pertumbuhan dan Perkembangan Kawasan Perkotaan di Kabupaten : Studi Kasus Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Wilayah dan Lingkungan. 2019; Vol 7.(2): 105-120
[3] Sukmawati A.M., Utomo P. Dinamika Spasial Perkembangan Kawasan Perkotaan di Kabupaten Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta. Seminar Nasional Kahuripan. Kediri. 2020:201-206
[4] Selang M.A., Iskandar D.A., Pramono R.W.D. Tingkat Perkembangan Urbanisasi Spasial di Pinggiran KPY (Kawasan Perkotaan Yogyakarta) Tahun 2012-2016. Seminar Nasional Kota Layak Huni ‘Urbanisasi dan Pengembangan Perkotaan’. Jakarta. 2018:32-40
[5] Barung F.M., Pattipeilohy W.J., Virgianto R.H. Kenyamanan Termal Klimatologis Kota-Kota Besar di Pulau Sulawesi Berdasarkan Temperatur Humidity Index (THI). Jurnal Saintika Unpam. 2019;Vol 1.(2) : 202-211
[6] Wijaya M.S., Umam N. Pemodelan Spasial Perkembangan Fisik Perkotaan Yogyakarta Menggunakan Model Cellular Automata dan Regresi Logistik Biner. Majalah Ilmiah Glober. 2015; Vol 17.(2): 165-172
[7] Fuladlu K., Riza M., Ilkan M. The Effect of Rapid Urbanization on The Physical Nodification of Urban Area. The 5th International Conference on Architecture and Buikt Environment with AWARDs.Venice, Italy.2018:1-9
[8] Maru R. Perkembangan Fenomena Urban Heat Island. Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar. Makassar. 2017:23-29
[9] Aguiar A.C.Urban Heat Island:Differentiating Between the Benefits and Drawbacks of Using Native or Exotic Vegetation in Mitigating Climate. Thesis. School of Biological Sciences, University of Wollongong; 2012.
[10] Yang L., Qian F., Song D., Zheng K. Research on Urban Heat-island Effect. 4th International Conference on Countermeasures to Urban Heat Island (UHI) 2016. Singapore.2016:11-18
[11] Aditya H., Lestari S., Lestiana H. Studi Pulau Panas Perkotaan dan Kaitannya dengan Perubahan Parameter Iklim Suhu dan Curah Hujan Menggunakan Citra Satelit Landsat TM Studi Kasus DKI Jakarta dan Sekitarnya. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca. 2012; Vol 13.(1):19-24
[12] Giguere M. Urban Heat Island Mitigation Strategies. Institut National De Sante Publique Du Quebec.2009
Diterbitkan
2022-11-11