Spasialisasi Kerentanan Sosial Ekonomi Terhadap Perkembangan Wilayah Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta

  • yusliana Institut Teknologi Nasioanl Yogyakarta
Kata Kunci: Kata kunci: Spasialisasi, Kerentanan, Sosial, Ekonomi, Pesisir.

Abstrak

Salah satu yang menjadi tolak ukur dalam pengembangan wilayah adalah bagaimana tingkat kerentanan suatu wilayah secara sosial maupun secara ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat kerentanan sosial ekonomi di wilayah pesisir DIY yaitu identifikasi sebaran serta tingkat kerentanan ekonomi di wilayah pesisir DIY yang selanjutnya dispasialkan dalam bentuk peta. Pendekatan  yang  dilakukan  dalam  penelitian  berupa  deskriptif  kuantitatif dengan  tools analisis menggunakan  GIS.  Metode skoring juga digunakan sebagai langkah awal menilai parameter untuk menentukan tingkat kerentanan.  Hasil analisis  menunjukkan  bahwa  tingkat  kerentanan  sosial  ekonomi  di  wilayah pesisir  DIY  di  bagi  menjadi  3  kategori  yaitu  tinggi,  sedang,  rendah dengan empat klasifikasi perkembangan wilayah.  Wilayah maju adalah yang secara ekonomi tergolong kerentanan rendah dan secara sosial termasuk dalam kerentanan adalah Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Sanden, Kecamatan Temon, Kecamatan Kretek, Kecamatan Wates dan Kecamatan Galur termasuk Kecamatan Panjatan wilayah berkembang yakni wilayah yang kerentanan ekonomi nya tinggi dan kerentanan sosial nya rendah terdapat di Kecamatan Tepus dan Kecamatan Panggang. Selanjutnya wilayah terbelakang berupa wilayah yang kerentanan ekonomi nya tinggi dan kerentanan sosialnya juga tinggi yaitu diwilayah Kecamatan Girisubo. Wilayah yang maju tapi tertekan yaitu wilayah yang kerentanan ekonominya rendah tetapi kerentanan sosialnya tinggi terdapat Kecamatan Purwosari, Kecamatan Saptori dan Kecamatan Srandakan.

Referensi

1. Nakamura D. Spatial Policy for a Competitive Regional System: Economic and Social Infrastructure Elements. J Urban Manag. 2013;2(1):103–12.
2. Lakshmi SR, Shaji TL. Transformation of Coastal Settlements Due to Tourism. Procedia Technol. 2016;24:1668–80.
3. Rostika R, Purba NP, Lutfi M, Kelvin J, Silalahi I. The Managing Plan for Abrasion in Coastal Area of Garut Regency. Procedia Environ Sci. 2016;33:512–9.
4. Dawson DA, Hunt A, Shaw J, Gehrels WR. The Economic Value of Climate Information in Adaptation Decisions: Learning in the Sea-level Rise and Coastal Infrastructure Context. Ecol Econ. 2018;150(August 2017):1–10.
5. Dariah AR, Salleh MS, Saniff SBM, Ernawati. Comparative study of sustainable development planning in Southeast Asia countries. Int J Sustain Dev Plan. 2020;15(4):469–76.
6. Rempis N, Alexandrakis G, Tsilimigkas G, Kampanis N. Coastal use synergies and con fl icts evaluation in the framework of spatial , development and sectoral policies. Ocean Coast Manag. 2018;(October 2017):0–1.
7. Yusliana, Devi MK. Interaksi wilayah pusat pertumbuhan melalui pendekatan skalogram dan gravitasi di wilayah pesisir daerah istimewa yogyakarta. Geodika J Kaji Ilmu dan Pendidik Geogr. 2020;4:148–59.
8. Yusliana Y, Fitria LM, Antus EP, Waskita Hutama IA. Distribution Patterns and Settlement Density Using Nearest Neighbor Analysis and Kernel Density Analysis in Diy Coastal Areas. J Geogr. 2022;14(2):202.
9. Luo E, Kuffer M, Wang J. Urban poverty maps - From characterising deprivation using geo-spatial data to capturing deprivation from space. Sustain Cities Soc [Internet]. 2022;84(April):104033. Available from: https://doi.org/10.1016/j.scs.2022.104033
10. Weldearegay SK, Tefera MM, Feleke ST. Impact of urban expansion to peri-urban smallholder farmers’ poverty in Tigray, North Ethiopia. Heliyon. 2021;7(Juni):1–11.
11. Habibi M, Buchori DI. MODEL SPASIAL KERENTANAN SOSIAL EKONOMI DAN KELEMBAGAAN TERHADAP BENCANA GUNUNG MERAPI (“Spatial Model of Social Economic and Institutional Vulnerability Of Merapi Disaster”). J Tek PWK [Internet]. 2013;2(1):2013. Available from: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
12. Hapsoro AW, Buchori I. Kajian Kerentanan Sosial Dan Ekonomi Terhadap Bencana Banjir (Studi Kasus: Wilayah Pesisir Kota Pekalongan). Tek PWK (Perencanaan Wil Kota). 2015;4(4):542–53.
13. Chang Y, Chu K wai, Chuang LZH. Sustainable coastal zone planning based on historical coastline changes: A model from case study in Tainan, Taiwan. Landsc Urban Plan. 2018;174(May 2017):24–32.
14. Bishop-Taylor R, Nanson R, Sagar S, Lymburner L. Mapping Australia’s dynamic coastline at mean sea level using three decades of Landsat imagery. Remote Sens Environ. 2021;267(March):112734.
15. Darmawan, K., Suprayogi A. Analisis Tingkat Kerawanan Banjir Di Kabupaten Sampang Menggunakan Metode Overlay Dengan Scoring Berbasis Sistem Informasi Geografis. J Geod Undip [Internet]. 2017;6(1):31–40. Available from: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/15024
Diterbitkan
2022-11-11