Penentuan Fasies, Umur, dan Lingkungan Pengendapan Batuan Karbonat Klastik Formasi Sentolo di Watu Lempeng, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Abstrak
Watu Lempeng merupakan tempat wisata yang berada di Sungai Serang yang menghubungkan Desa Banyuroto dan Desa Sendangsari. Belum ada penelitian yang mengkaji detail mengenai kondisi umur dan lingkungan pengendapan di daerah ini sehingga perlu adanya kajian geologi terutama stratigrafi. Bebatuan di lokasi ini cukup menarik karena terlihat seperti lempeng pipih yang tersusun unik di sepanjang aliran Sungai Serang. Secara administratif, daerah penelitian berada pada Daerah Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. Secara geografis, terletak berada pada 110°9’59.3â€E dan 7°49’24.152â€S. Daerah penelitian termasuk ke dalam fisiografi Pegunungan Kulon Progo sebelah timur, tepatnya pada Formasi Sentolo. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi umur dan lingkungan. Metode penelitian meliputi pengambilan data litologi menggunakan metode stratigrafi terukur (MS) untuk menentukan fasies. Pengambilan conto batuan diambil secara terpilih untuk analisis petrografi dan paleontologi. Kajian mikroskopis batuan secara petrografi akan menginterpretasi fasies batuan yang digunakan sebagai acuan dalam penentuan lingkungan penegndapan. Analisis paleontologi dilakukan untuk analisis umur dan lingkungan pengendapan Berdasarkan data lapangan, lintasan sepanjang 46 meter disusun oleh satuan batugamping Grainstone, Packstone dan Wackstone yang menunjukan fasies Foreslope. Pengendapan batuan tersebut berada pada kisaran umur N13-N14 (Miosen Tengah) dan diendapkan pada bathymetri Neritik Tengah – Neritik Luar (100 – 200 meter).
Kata kunci : Kali Serang, Watu lempeng, Sentolo, umur, linkungan pengendapan
Referensi
[2] Kusumayudha, S. B., Kaesmetan, D., & Purwanto, H. S. (2019). Hubungan Batu Gamping Formasi Sentolo dan Breksi Vulkanik Kulon Progo: Sebuah Koreksi Stratigrafi Studi Kasus di Daerah Wonotopo, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Jurnal Mineral, Energi, dan Lingkungan, 3(1), 1-10.
[3] Maryanto, S. (2015). Perkembangan sedimentologi batugamping berdasarkan data petrografi pada Formasi Sentolo di sepanjang lintasan Pengasih, Kulonprogo. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, 16(3), 129-139.
[4] Barianto, D.H., Kuncoro, P., Watanabe, K., 2010. The Use of Foraminifera Fossils for Reconstructing the Yogyakarta Graben, Yogyakarta, Indonesia. Journal of South East Asian Applied Geology, Vol 2(2), pp 138-143.
[5] Rahardjo, W., Sukandarrumidi, Rosidi, HMD., 1995. Peta Geologi Lembar Yogyakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung
[6] Pandita, H., & Pambudi, S. (2012). MODEL FASIES BAGIAN TENGAH-ATAS DARI FORMASI SENTOLO DI LINTASAN GEJAWAN. Jurnal teknologi Nasional, 15(2), 21-35.
[7] Satyana, A.H. dan Purwaningsih, M.E.M., 2003. Oligo-Miocene Carbonates of Java: Tectonic setting and effects of Vulcanism. Proceedings of Joint Convention Jakarta 2003, The 32nd IAGI and 28th HAGI Annual Convention and Exhibition.
[8] Satyana, A.H., 2005. Oligo-Miocene Carbonates of Java, Indonesia : Tectonic-Volcanic Setting and Petroleum Implications. Proceedings Indonesian Petroleum Association
[9] Sulistyoningrum, D. dan Rahardjo, W., 2010. Identification and Paleoecology of Coraline Fossil (Cnidaria: Anthozoa) from Jonggrangan Limestone, Western Slope of Kucir Hill, West Progo Area, Yogyakarta Special Province. Proceedings PIT IAGI Lombok.
[10] Krumbein and Sloss, 1963, Stratigraphy and Sedimentatio,n, W. H. Freeman and co., San Francisco
[11] Rizqi, A. H. F. (2019). Identifikasi Struktur Geologi dan Implikasinya terhadap Penyebaran Batuan Formasi Andesit Tua–Sentolo di Sungai Finiten, Giripurwo, Kulon Progo. Angkasa: Jurnal Ilmiah Bidang Teknologi, 11(2), 152-163.
[12] Widagdo, A., Pramumijoyo, S., & Harijoko, A. (2020). Kontrol Struktur Geologi Terhadap Kemunculan Formasi Nanggulan di Daerah Kecamatan Naggulan Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Jurnal GEOSAPTA Vol, 6(2), 97.
[13] Pringgoprawiro, H. (1969). On the age of the Sentolo Formation based on planctonic foraminifera. Dept. Geol. Contr.
[14] Grabau, A. 1904. On The Classification of Sedimentary Rocks, New Jersey: Princeton University.
[15] Dunham, R.J. 1962, Classification of carbonate rocks according to depositional texture: American Association of Petroleum Geologists, Memoir, v. 1, p. 108- 121.
[16] Wilson, J. L., 1975. Carbonate Facies in Geologic History. Springer Verlag, New York, 471.
[17] Schlager, W., 2005. Carbonate Sedimentology and Sequence Stratigraphy, SPEM, Tulsa, Oklahoma.
[18] Blow, W. H. (1969, January). Late Middle Eocene to Recent planktonic foraminiferal biostratigraphy. In Proceedings of the first international conference on planktonic microfossils (Vol. 1, pp. 199-422). Leiden: Ej Brill.
[19] Tipsword, H. L, Setzer, F. M, dan Smith, F. L. JR. 1966. Interpretation of Depositional Environment in Gulf Coast Petroleum Exploration from Paleoecology and Related Stratigraphy. Gulf Coast Assoc. Geol. Socs. Trans.
[20] Surono, Toha, B. dan Sudarno. 1992. Peta Geologi Lembar Surakarta dan Giritontro, Jawa; Sekala 1 : 100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
[21] Seilacher, A. (1967). Bathymetry of trace fossils. Marine geology, 5(5-6), 413-428.
[22] Ekdale, A.A., Bromley, R.G and Pemberton, S.G., 1984, Ichnology: The use of Trace Fossils in Sedimentology and Stratigraphy, SEPM, Tulsa-Oklahoma.
[23] Maryanto, S. (2012). Limestone diagenetic records based on petrographic data of Sentolo Formation at Hargorejo traverse, Kokap, Kulonprogo. Indonesian Journal on Geoscience, 7(2), 87-99.
Prosiding ini memberikan akses terbuka langsung ke isinya dengan prinsip bahwa membuat penelitian tersedia secara gratis untuk publik mendukung pertukaran pengetahuan global yang lebih besar.
Semua artikel yang diterbitkan Open Access akan segera dan secara permanen gratis untuk dibaca dan diunduh semua orang.