Perbandingan Alat X-Ray Dengan Olympus Element-S Untuk Menentukan Hasil Kadar Nikel Di Pt. Nikelindo Jaya Nusantara Siuna, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah

  • Blair Atuna Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Hendro Purnomo Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Ag. Isjudarto Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Abstrak

Nikelindo Jaya Nusantara perusahaan kontraktor yang melakukan operasi penambangan pada daerah IUP PT. Prima Dharma Karsa, yang bergerak dalam bidang pertambangan bijih Nikel Laterit yang berlokasi di Desa Siuna, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Nikel laterit merupakan salah satu endapan bahan galian hasil dari proses pelapukan kimia batuan ultramafik yang mengakibatkan pengkayaan unsur Ni, Fe secara residual dan sekunder. Dalam kegiatan penambangan bijih (ore) nikel laterit sering terjadi adanya perubahan kandungan unsur bijih nikel. Ketika masih berada di front penambangan dan setelah dipindahkan ke Tongkang, bisa saja perubahan kadar yang terjadi mengalami perbedaan yang cukup siginifikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara dua alat analisis untuk menganalisa nilai kadar Nikel yang berada pada Front Penambangan dan pada Tongkang, selanjutnya mengetahui berapa perubahan kadar yang terjadi pada bahan galian nikel laterit dari front penambangan setelah dipindahkan ke Tongkang dan mengetahui faktor tejadinya perubahan kadar tersebut. Data kadar pada bahan galian nikel laterit dari dari front penambangan menggunakan alat Olympus sebesar 2,11% dan x-ray sebesar 2,19% dengan dilusi kadar sebesar 3,79% dan selisih kadarnya sebesar 0,08%. Kadar Fe dari front penambangan menggunakan Olympus sebesar 31,50% dan menggunakan X-ray sebesar 30,70% sehingga dilusi kadar sebesar 2,54%. Selanjutnya bahan galian dari Tongkang dengan menggunakan alat olympussebesar 1,99% dan Xray sebesar 2,04% dengan dilusi kadar sebesar 2,51%. Kadar Fe dari Tongkang menggunakan Olympussebesar 26,85% dan menggunakan X-ray sebesar 28,48% sehingga dilusi kadar sebesar 6,07%. Perubahan kadar ini terjadi karena faktor karena masalah ketelitian dalam pengambilan sampel, preparasi sampel yang mengabaikan prosedur, dan juga human error seperti kesalahan dalam pemberian kode sampling, tertukarnya sampel pada saat diantarkan ke preparasi. Sehingga jika mengacu pada data tersebut, maka alat harus melakukan kalibrasi ulang walaupun perbedaan dilusi kadar yang dihasilkan cukup rendah, tetapi lebih baik jika dilakukan kalibrasi ulang dalam kurun waktu yang lebih cepat, agar perbedaan dilusi kadar tidak terlalu jauh, yang dimana hal itu menyebabkan kurang akuratnya kadar yang di tampilkan dari kedua alat tersebut walaupun masih memenuhi spesifikasi kadar bahan galian nikel sesuai target perusahaan.

Referensi

Safitri W., R., 2016, „Analisis Korelasi Pearson Dalam Menentukan Hubungan Antara Kejadian Demam Berdarah Dengue Dengan Kepadatan Penduduk Di Kota Surabaya Pada Tahun 2012 – 2014‟, Jurnal Stikes Pemkab Jombang. Vol. 2, No. 2.
Sambari V. E. G., 2021, „Studi Perbandingan Kadar Ni Dan Fe Berdasarkan Sampel Cek Pit Dan Sampel Cek Stock Pile Mining Nikel Pada PT. Bintangdelapan Mineral Sulawesi Tengah‟, Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil, Vol. 04, No. 01.
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif. dan R&D‟, Bandung: Alfabeta.
Diterbitkan
2023-11-11