Perubahan Iklim Formasi Sentolo pada Kala Miosen Awal - Pliosen di Jalur Kali Serang, Nanggulan, Kulon Progo

  • Apriko Yudhan Alansyah Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Muhammad Nadhip Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Muhammad Erlandi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Sandi Kurniawan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Al Hussein Flowers Rizqi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Bernadeta Subandini Astuti Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Supandi Supandi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Kata Kunci: Foraminifera, Ancient Climate, Sentolo Formation

Abstrak

Daerah penelitian termasuk dalam Fisiografi Pegunungan Kulon Progo sebelah selatan, tepatnya di Kali Serang, Kec. Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perubahan iklim purba pada formasi Sentolo bagian tengah yang digunakan untuk mengkorelasikan iklimpurba pada Formasi Sentolo bagian atas pada peneliti terdahulu. Hasil data lapangan yang diperoleh pada lokasi penelitian terdapat 2 fasies packstone dan grainstone yang termasuk dalam satuan batugamping bioklastika dengan ketebalan 30m. Identifikasi mikrofosil dengan sampel (top, middle, bottom) didapatkan beberapa jenis spesies fosil foraminifera benthonik berjumlah 89 dan plangtonik berjumlah 79. Hasil dari penarikan umur relatif pada formasi sentolo pada penelitian ini kisaran N13-N14 (Miosen Tengah). Berdasarkan perhitungan p/b rasio untuk penentuan lingkungan pengendapan berada di Neritik Tengah – Neritik Luar. Dalam perhitungan presentase perhitungan fosil penciri suhu hangat (Globigerinoides spp., orbuliniforms, Globorotalia menardi, Globorotalia praemenadri, globigerina venezuelana, Globoquadrina dehiscens, Globoquadrina praedehiscens, Globigerinella obesa, Globorotalia siakensis) dan dingin (Catapsydrax, globigerina woodi, Globorotalia scitula, Globigerrina spp., Globorotaloides). Memasuki lingkungan pengendapan Neritik Luar, iklim secara gradual semakin mendingin ditandai dengan jumlah fosil penciri suhu dingin yang meningkat. Penentuan perubahan pola iklim purba pada lokasi darah penelitian menggunakan analisis kelimpahan foraminifera planktonik penciri suhu hangat dan dingin pada daerah studi terdapat satu pola perubahan temperatur, yaitu fase mendingin. Fase mendingin diawali pada N13 – N14 suhu semakin mendingin dengan kedalaman laut semakin mendalam terjadi di daerah penelitian pada lingkungan pengendapan Neritik Tengah – Neritik Luar.

Kata kunci: Foraminifera, Iklim Purba, Formasi Sentolo

Referensi

[1] Van Bemmelen, R. (1949). The Geology of Indonesia, Vol. IA. General Geology the Hague, Martinus, Nijhoff.
[2] Harjanto, A. (2011). Vulkanostratigrafi di Daerah Kulon Progo dan Sekitarnya, Daerah IstimewaYogyakarta. Jurnal Ilmiah Magister Teknik Geologi, 4(8).
[3] Rahardjo, W. S. (1977). Peta Geologi Lembar Yogyakarta skala 1 : 100.000. Direktorat Geologi, Bandung.
[4] Novita, D., Wirawan, D.R., Rijani, S., dan Hermawan, U., 2022. Pola Perubahan Iklimpurba pada Umur Pliosen dengan Proksi Foraminifera: Studi Kasus Formasi Sentolo, Yogyakarta. Pusat Survei Geologi, Jalan Diponegoro No. 57,Bandung, Jawa Barat Universitas Gadjah Mada, Jalan Grafika No 2, D.I.Yogyakarta.
[5] Pringgoprawiro, H. (1968). On the Age of Sentolo Formation Based on Planktonik. Dept. of Geology, ITB, Bandung.
[6] Grimsdale, T.F and van Morkhoven, F.P.C.M., 1955. The Ratio Between Pelagic and Benthonic Foraminifera as a Means of Estimating Depth of Deposition of Sedimentari Rocks. Proceedings of the 4th World Petroleoum Congress (Rome). 473-491.
[7] Bicchi, E., Ferrero, E., and Gonera, M., 2003. Paleoclimatic Interpretation Based on Middle Miocene Planktonic Foraminifera: the Silesia Basin (Paratethys) and Monferrato (Tethys) Record. Paleogeography, Paleoclomatologu, Paleoecology, 196(3-4): 265-303.
[8] Dunham, R.J., 1962. Classification of carbonate rocks according to depositional texture. In: W.E. Ham (Ed), Classification of carbonate rocks. Am. Assoc. Petrol. Geol. Mem. 1: 108-121.
[9] Grabau, A. W. (1904). On the Classification of Sedimentary Rocks.
[10] Blow W.H., 1969, Late Middle Eocene to Recent planktonic foraminifera biostratigraphy. Int. Conf. Plank. Microfossil 1st,1967, Geneve, vol. 1, p. 199-422.
[11] Tipsword, H. L., Setzer, F. M., & Smith Jr, F. L. (1966). Interpretation of depositional environment in Gulf Coast petroleum exploration from paleoecology and related stratigraphy.
[12] Dumitru-Grivei, M., Ion, V., Birjega, R., Moldovan, A., Craciun, F., Cernea, M., Galassi, C., & Dinescu, M. (2019). Multiferroic (Nd,Fe)-doped PbTiO 3 thin films obtained by pulsed laser deposition. Applied Physics A: Materials Science and Processing, 125(2), 0. https://doi.org/10.1007/s00339-019-2403-5
[13] Barianto, D. H., Kuncoro, P., & Watanabe, K. (2010). The use of foraminifera fossils for reconstructing the Yogyakarta graben, Yogyakarta, Indonesia. Journal of South East Asian Applied Geology, 2(2), 138-143.
Diterbitkan
2023-11-11