Fasies dan Lingkungan Pengendapan Formasi Nanggulan di Sungai Kamal, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

  • Dava Saliham Qoyyibi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Al Hussein Flowers Rizqi STTNAS YOGYAKARTA
Kata Kunci: Formasi Nanggulan, measuring section, umur, lingkungan pengendapan

Abstrak

Selama ini pengukuran stratigrafi pada Formasi Nanggulan di daerah Nanggulan terbatas pada lokasi Sungai Kalisonggo, keterdapatan singkapan batuan sedimen dengan kemiringan relatif terjal terdapat juga di Sungai Kamal, Lokasi ini dijadikan daerah kajian untuk mendapatkan gambaran stratigrafi terukur sehingga dapat diteliti untuk dasar penentuan kajian fasies dan lingkungan pengendapan. Maksud dari penelitian ini adalah mendapatkan data stratigrafi terukur (measuring section) dan bertujuan untuk mendapatkan umur relatif dan lingkungan pengendapan. Secara administrasi, daerah penelitian dilakukan di Sungai Kamal, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan lima (5) satuan dalam data stratigrafi terukur dengan metode penelitian sampling berdasarkan pengukuran stratigrafi Tongkat Jacob, meliputi satuan batupasir, satuan napal, satuan batulempung hitam, satuan batulanau, dan satuan breksi old andesite formation, preparasi dengan cara mereaksikan sampel menggunakan larutan H2O2, observasi sampel menggunakan mikroskop, dan determinasi berdasarkan data yang didapatkan dengan klasifikasi yang ada. Berdasarkan analisis foraminifera plangtonik, lokasi penelitian berumur N9-N11 (Miosen Tengah). Lingkungan pengendapan pada daerah penelitian menggunakan identifikasi foraminifera bentonik yang kemudian dikorelasikan, didapatkan lingkungan pengendapan Neritik Tengah.

##submission.authorBiography##

##submission.authorWithAffiliation##

departement of geological engineering

Referensi

A. Harjanto, “Petrologi dan Geokimia Batuan Volkanik di Daerah Kulon Progo dan Sekitarnya, Daerah Istimewa Yogyakarta,” Jurnal Ilmiah Magister Teknik Geologi, vol. 4, no. 7, pp. 1-17, 2011. doi: https://doi.org/10.31315/jmtg.v4i1.274.g237

A. Widagdo, S. Pramumijoyo, dan A. Harijoko, “Kontrol Struktur Geologi terhadap Kemunculan Formasi Nanggulan di Daerah Kecamatan Naggulan Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta,” Jurnal Geosapta, vol. 6, no. 2, pp. 97-101, 2020, doi: http://dx.doi.org/10.20527/jg.v6i2.8282

L. W. Santosa, “Keistimewaan Yogyakarta dari Sudut Pandang Geomorfologi,” Yogyakarta: UGM Press, 2016.

W. Rahardjo, Sukandarrumidi, dan H. M. D. Rosidi, “Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa, Skala 1:100.000,” Pusat Pengambangan Geologi, 2012.

M. J. Zuhri, A. Subandrio, dan B. Rahmad, “Geologi dan Geowisata Daerah Jatimulyo dan Donorejo, Kecamatan Girimulyo dan Kaligesing, Kabupaten Kulon Progo dan Purworejo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah,” Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA, vol. 8, no. 2, pp. 11-24, 2021. doi: https://doi.org/10.31315/jigp.v8i2.9641.g5362

M. A. Syam, H. Umar, H. Heryanto, L. A. Salam, dan A. M. Giffari, “Pengukuran Penampang Stratigrafi dan Interpretasi Data Resistivitas 1D dan 2D untuk Identifikasi Akuifer Airtanah Daerah Sambutan, Samarinda Ilir, Kota Samarinda,” Jurnal Geocelebes, vol. 3, no. 2, pp. 97-110, 2019. doi: https://doi.org/10.20956/geocelebes.v3i2.7669

E. Y. Patriani, D. Yurnaldi, dan R. Setyawan, “Peninjauan Kembali Keragaman Fosil Foraminifera untuk Penentuan Umur Batugamping Formasi Karangbolong,” Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, vol. 22, no. 2, pp. 67-79, 2021. doi: https://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v22i2.555

H. M. S. Hartono, “Globigerina Marls and Their Planktonic Foraminifera From the Eocene of Nanggulan, Central Java,” Cushman Found, vol. 20, no. 4, pp. 152-159, 1969.

Winarti, E. Sukiyah, I. Syafri, dan A. N. Andi, “Kontak Formasi Nanggulan dan Andesit Tua di Gunung Mujil, Kulon Progo, Yogyakarta,” Kurvatek, vol. 6, no. 1, pp. 117-124, 2021. doi: https://doi.org/10.33579/krvtk.v6i1.2086

Diterbitkan
2024-11-13