Geologi dan Studi Provenance Batupasir Formasi Bentang di Daerah Luyubakti dan Sekitarnya, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat

  • Al Hussein Flowers Rizqi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Dimas Ramadhan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Setyo Pambudi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Kata Kunci: luyubakti, Pemetaan Geologi, Litostratigrafi, Provenance

Abstrak

Daerah penelitian secara administrasi terletak di daerah Luyubakti, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis berada pada koordinat 7°29’47,85†LS - 7°24’56,43†LS dan 108°4’33,32†BT - 108°7’50,75†BT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi  dan komposisi batupasir Formasi Bentang  kaitannya dengan penentuan provenance. Metode yang digunakan adalah pemetaan dengan konsep litostratigrafi dan analisis petrografi dalam perhitungan komposisi mineral sedimen. Hasil analisis provenance menunjukkan bahwa batupasir Formasi Bentang pada daerah penelitian terdapat tiga sumber utama pada suplai sedimen di Formasi Bentang, yaitu Continental Block, Magmatic Arc, dan Recycle Orogen.

##submission.authorBiography##

##submission.authorWithAffiliation##

departement of geological engineering

Referensi

S. Boggs, “Principle of Sedimentology and Stratigraphy,” 2nd edition, London: Pearson Prentice Hall. 2006.

S. Dickinson, “Plate Tectonics and Sandstone Composition,” AAPG Bulletin, vol. 63, pp. 2164-2182, 1979.

S. M. McLennan, S. R. Taylor, M. T. McCulloch, dan J. B. Maynard, “Geochemical and Nd Sr Isotopic Composition of Deep-Sea Turbidites: Crustal Evolution and Plate Tectonic Associations,” Geochimica et Cosmochimica Acta, vol. 54, no. 7, pp. 2015-2050, 1990. doi: https://doi.org/10.1016/0016-7037(90)90269-Q

S. Boggs, “Petrology of Sedimentary Rocks,” New York: Macmillan Publishing Co, 1992.

F. J. Pettijohn, “Sedimentary Rocks,” 3rd ed, New York: Harper & Row Publishing Co 628h, 1975.

Dickinson, “Interpreting Provenance Relations from Detrital Modes of Sandstone,” D. Reidel Publishing Company, 1985.

R. V. Ingersoll dan C. A. Suczek, “Petrology and Provenance of Neogene Sand from Nicobar and Bengal Fans, DSDP Sites 211 and 218,” Jurnal Sediment Petrol, vol. 49, no. 4, pp. 1217-1228, 1979. doi: https://doi.org/10.1306/212F78F1-2B24-11D7-8648000102C1865D

T. Budhistrina, “Geologi Lembar Tasikmalaya, Jawa Barat,” Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral, 1986.

S. Martodjojo, “Evolusi Cekungan Bogor-Jawa Barat,” Disertasi Doktor, Fakultas Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 1984.

R. A. van Zuidam dan F. I. van Zuidam-Cancelado, “Terrain Analysis and Classification Using Aerial Photographs: A Geomorphological Approach,” international Institute for Aerial Survey and Earth Sciences, 1979.

S. Martodjojo dan A. Pulunggono, “The Tectonic Changes DuringPaleogene- Neogene was the Most Important Tectonic Phenomenon in Java Island,” In Proceedings of the Seminar on Geology and Tectonics of Java Island, from the Late Mesozoic to Quaternary, Yogyakarta, 1994, pp. 1-14.

F. Hilmi dan I. Haryanto, “Pola Struktur Regional Jawa Barat,” Bulletin of Scientific Contribution. vol. 6, no. 1, pp. 57-66, 2008.

N. Djauhari, “Geologi lingkungan,” Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

S. Martodjojo dan Djuhaeni, “Sandi Stratigrafi Indonesia,” Jakarta: Ikatan Ahli Geologi Indonesia, 1996.

F. Chayes, “The Theory of Thin-Section Analysis,” The Journey of Geology, vol. 62, no. 1, pp. 92-101, 1949.

Diterbitkan
2024-11-13