Pengaruh Basis Data Dalam Pengolahan Hasil Analisis Batubara Studi Kasus Pematangan Buatan Batubara Daerah Gunung Mas, Kalimantan Tengah Dan Batubara Muaro Jambi, Jambi
Abstrak
Tahap pembatubaraan dikontrol oleh temperatur, tekanan, dan waktu. Tingkat kematangan batubara atau yang sering disebut dengan rank dapat ditentukan dengan melakukan analisis terhadap beberapa parameter, diantaranya adalah nilai kalori dan analisis proksimat. Analisis proksimat tersebut terdiri dari inherent moisture, fixed carbon, volatile matter dan ash content. Sampel yang dianalisis berasal dari daerah Tumbangjutuh, Rungan, Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan daerah Muaro Jambi, Jambi. Batubara dari daerah Gunung Mas merupakan batubara dengan rank subbituminous B dengan kandungan, IM =16,18 %, Ash =12,07%, fixed carbon = 31,59%, volatile matter = 40,16 % (semuanya dalam % berat dan dalam basis adb) dan nilai kalori 4.777 kkal/kg (adb). Sedangkan batubara dari daerah Muaro Jambi merupakan batubara dengan rank subbituminous B dengan kandungan: IM =15,97 %, Ash = 2,84 %, fixed carbon = 37,19 %, volatile matter = 44,00% (semuanya dalam  % berat dan dalam basis adb) dan nilai kalori 5.196 kkal/kg (adb). Pada penelitian pembatubaraan buatan ini digunakan variable temperatur : 750C, 1000C, 1250C, 1500C, 1750C, 2000C, 2250C, dan 2500C, masing masing 24 jam. Sedangkan untuk variable waktu yang digunakan adalah : 3 jam, 6 jam, 12 jam, 18 jam, 24 jam, masing masing dalam temperatur 2500C. Pemanasan dengan menggunakan variasi temperatur dan variasi waktu terhadap kedua sampel batubara tersebut menujukkan perubahan terhadap hasil analisis proksimat dan nilai kalori yang mengindikasikan terjadinya proses pematangan batubara. Hasil pengolahan data dengan basis yang berbeda menunjukkan pola grafik yang berbeda terutama sampai dengan temperature di bawah 1000C . Hal ini terjadi karena sampai dengan temperatur  1000C  terjadi dominasi pelepasan air sehingga semestinya basis data yang dipakai adalah tanpa air (db). Â
Kata kunci: rank, inherent moisture, fixed carbon, volatile matter, nilai kalori
Referensi
Anggayana, Komang. 2005. Diktat Kuliah TE-4211 Eksplorasi Batubara Bagian A Genesa batubara. Bandung: Departemen Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung.
Anggayana, Komang, Syafrizal dan Agus Haris Widayat. 2005. Diktat Kuliah TE-4211 Eksplorasi Batubara Bagian B Sampling, Kodifikasi, dan Perhitungan Cadangan. Bandung: Departemen Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung.
Bayon, Ronan Le, Stephan Buhre, Burkhand C. Schmidt, dan Rafael Ferreiro Mahlmann. 2012. International Journal of Coal Geology 92 (2012) 45-53: Experimental Organic Matter Maturation at 2kbar: Heat-up effect to low temperatur on vitrinite reflectance. Amsterdam: Elsevier.
Flores, Romeo M. 2013. Coal and Coalbed Gas: Fueling the Future. Amsterdam: Elsevier.
Han, Zhiwen, Qi Yang dan Zhigui Pang. 2001. International Journal of Coal Geology 46 (2001) 133-143: Artificial Maturation Studi of a Humic Coal and a Torbanite. Amsterdam: Elsevier
Mangga, S.Andi, S.Santosa, dan B.Hermanto. 1993. Peta Geologi Lembar Jambi, Sumatera.
Margono,U. Sumartadipura,A.S. 1996. Peta Geologi Lembat Tewah (Kualakurun) Kalimantan.
Proksimat Batubara. Bandung: Sub Bidang Laboratorium Pusat Sumber Daya Geologi.
Moore, Tim A. 2012. International Journal of Coal Geology 101 (2012) 36-81: Coalbed Methane: A Review. Amsterdam: Elsevier
Prahesthi, Ludhi Oki. Fitro Zamani. Penyusunan Standar Operasional (SOP) Analaisis Kimia
Pratiwi, Afroza. Artificial Coalification Batubara Low Rank Indonesia Menggunakan Teknologi Hidrotermal. Palembang: Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya.
Purnomo, Wawang Sri, Didi Kusnadi, dan Asep Suryana. 2013. Penyelidikan Batubara Bersistem Daerah Tanjung Lanjut Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Bandung: Pusat Sumber Daya Geologi.
Thomas, Larry. 2002. Coal Geology. Amerika Serikat: Wiley-Blackwell.
UU nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara
Yao, Suping. Dkk. 2006. A Comparative Study of Experimental Maturation of Peat, Brown Coal and Subbituminous Coal: Implications for Coalification. Amsterdam: Elsevier
Prosiding ini memberikan akses terbuka langsung ke isinya dengan prinsip bahwa membuat penelitian tersedia secara gratis untuk publik mendukung pertukaran pengetahuan global yang lebih besar.
Semua artikel yang diterbitkan Open Access akan segera dan secara permanen gratis untuk dibaca dan diunduh semua orang.