Evolusi Batuan Gunung Api Kompleks G. Ijo, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Abstrak
Pegunungan Kulonprogo terkenal dengan tiga sisa tubuh gunung api yang berurutan dari tertua sampai termuda yaitu G. Gajah, G. Ijo, dan G. Menoreh. Gunung Ijo terletak di bagian paling selatan, kemudian G. Gajah, dan paling utara adalah G. Menoreh. Kompleks G. Ijo disusun oleh beragam batuan gunung api yang secara genesis berupa intrusi, aliran lava, kubah lava, dan piroklastika. Komposisi batuan gunung api umumnya andesit, namun pemahaman secara spesifik tentang evolusi batuan penyusun kompleks G. Ijo belum dilakukan. Tujuan penelitian petrologi ini adalah untuk mengetahui evolusi batuan gunung api yang menyusun kompleks G. Ijo. Metode pendekatan yang dilakukan adalah pendataan berbagai batuan gunung api di lapangan, pengambilan contoh batuan, pengelompokan berdasarkan standar petrologi dan analisis petrografi. Hasil analisis menunjukkan kompleks G. Ijo disusun oleh batuan basal, andesit basal, andesit piroksin, andesit amfibol, diorit mikro, dan dasit. Komposisi mineral pembentuk batuan gunung api tersebut memperlihatkan perubahan dari magma berkomposisi basal sampai dasit. Perubahan komposisi batuan gunung api ini menunjukkan bahwa evolusi magma G. Ijo telah mengalami diferensiasi lanjut atau telah terjadi campuran magma, dan menghasilkan gunung api bregada. Di sisi lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk penelitian kebencanaan dan pencarian sumber daya alam di wilayah Kulonprogo.
Kata kunci: G. Ijo, evolusi, Kulonprogo, purba.
Referensi
Bowen, N. L., 1928. The evolution of igneous rock.
Budiadi, Ev., 2008. Peranan Tektonik Dalam Mengontrol Geomorfologi Daerah Pegunungan Kulon Progo, Yogyakarta, Disertasi Doktor, UNPAD, Bandung, 204 hal. Tidak diterbitkan.
Hartono, H. G., Pambudi, S., Bronto, S., dan Rahardjo, W., 2015, Gunung Api Purba Mudjil, Kulonprogo: Suatu Bukti dan Pemikiran, Poster, Seminar Nasional, Dies Natalis ke 42 STTNAS Yogyakarta.
Hartono, H. G. dan Pambudi, S., 2015, Gunung Api Purba Mujil, Kulonprogo, Yogyakarta: Suatu Bukti dan Pemikiran, Prosiding ReTII ke 10, STTNAS Yogyakarta.
Hartono, H. G. dan Sudradjat, A., 2017, Nanggulan Formation and Its Problem As a Basement in Kulonprogo Basin, Yogyakarta, IJOG, Vol 4 No 2, hal. 70-81.
Lelono, E.B. 2000. Palynological Study of the Eocene Nanggulan Formation, Central Java, Indonesia. Unpublished PhD Thesis.Dept. of Geology, Royal Holloway Univ. of London.
Pringgoprawiro, H. & Purnamaningsih, S. 1981, Stratigraphy and Planktonic Foraminifera of the Eocene – Oligocene Nanggulan Formation – Central Java, Geol. Res Dev. Centre Pal. Ser. n.1. Bandung Indonesia.
Pringgoprawiro, H. & Riyanto B. 1987. Formasi Andesit Tua Suatu Revisi. PIT IAGI XVI. Bandung.
Rahardjo, W., Sukandarrumidi, & Rosidi, H.M.S. 1977. Peta Geologi Lembar Yogyakarta skala 1 : 100.000. Direktorat Geologi, Bandung.
Sujanto, F.X. & Roskamil. 1975. The Geology and Hydrocarbon Aspect of the South Central Java. PITIV IAGI. Bandung.
Suroso, P., Achmad, R., & Sutanto, 1986. Usulan Penyesuaian Tata Nama Litostratigrafi Kulon Progo, DIY. PIT XV IAGI.Yogyakarta.
Van Bemmelen, R. W., 1949, The Geology of Indonesia, Vol. 1A, The haque, Martinus Nijhoff, 732 hal.
Prosiding ini memberikan akses terbuka langsung ke isinya dengan prinsip bahwa membuat penelitian tersedia secara gratis untuk publik mendukung pertukaran pengetahuan global yang lebih besar.
Semua artikel yang diterbitkan Open Access akan segera dan secara permanen gratis untuk dibaca dan diunduh semua orang.