Perilaku Warga Terhadap Upaya Pelestarian Lingkungan: Studi Kasus Mata Air Syakuro Desa Sentul
Abstract
Air merupakan kebutuhan fital dalam kehidupan yang perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya agar terus berlanjut. Termasuk Mata Air Syakuro di Desa Sentul, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang yang hanya mengandalkan keberadaan pohon Sepreh yang ada di atasnya, namun lingkungan sekitar kurang terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku warga dalam menjaga dan memanfaatkan Mata Air Syakuro. Penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan survai di lapangan terhadap perilaku warga dalam memelihara dan memanfaatkan sumber mata air Syakuro untuk mendapatkan data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam melestarikan dan menjaga keberlanjutan Mata Air Syakuro masih rendah karena masyarakat hanya mengandalkan air yang keluar dari pohon Sepreh sebagai pohon dan sumber mata air keramat. Penanaman pohon hanya dilakukan oleh warga yang memiliki tanah di sekitar sumber air. Untuk menghormati warisan leluhur sebagai kearifan lokal Mata Air Syakuro, setiap malam Jumat Kliwon bulan Assyuro warga melakukan selamatan di Mata Air Syakuro tersebut dengan dihadiri tokoh agama dan warga sekitar. Warga yang mandi dan mencuci di sumber air Syakuro juga masih membuang sampahnya sembarangan di selokan. Namun jalan dan penerangan di Sumber Air Syakuro sudah baik, warga yang menggunakan atau mengambil air dari Syakuro tidak dipungut biaya.
Downloads
References
BPS Kabupaten Batang. 2018. Kecamatan Gringsing dalam Angka 2018. Batang : CV Niaga
Hadi, Sudharto P. 2005. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hidayati, Nanik. 2013. “Perilaku Warga Sekolah dalam Mengimplementasikan Program Adiwiyata (Studi di SMK Negeri 2 Semarang)â€. Tesis Magister Ilmu Lingkungan Undip, Semarang.
Lubis, M. Rasyid, Hari Kasyono, Slamet BudiYuwono dan Christine Wulandari. 2018. Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Mata Air di Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Jurnal Hutan Tropis Vol. 6 No. 1. Maret 2018: 90-97
Pasandaran, Efendi. Bambang Sayaka, dan Tri Pranadji. 2006. Pengelolaan Lahan dan Air di Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Risko, Juliet, Anjali Capila, dan Manoj Pande. 2018. Sacred Springs: Perseptions of Religion and Water in Village Communities of Uttarakhand. India: SIT Graduate Institute.
Siswadi, Tukiman Taruna, Hartuti Purnaweni. 2011. Kearifan Lokal dalam Melestarikan Mata Air (Studi Kasus di Desa Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal). Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol. 9 Issue 2: 63-68.
Sudarmadji, Darmanto, D., Widyastuti, M. dan Lestari S. 2016. Pengelolaan Mata Air Untuk Penyediaan Air Rumah Tangga Berkelanjutan di Lereng Selatan Gunungapi Merapi. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Vol. 23, No. 1. Maret 2016: 102-110.
Titisari, Ema Y, Antariksa, Lisa Dwi W, dan Surjono. 2017. Sumber Air dalam Ruang Budaya Masyarakat Desa Toyomerto Singosari, Malang. Prosiding Seminar Arsitektur dan Tata Ruang (SAMARTA), Bali, ISBN No. 1234-5678
http://penerbit-menara-madina.blogspot.com/2016/10/kisah-wali-putih-kendal.html diakses tanggal 23 April 2019
Copyright (c) 2020 REKA RUANG
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work