PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG DENGAN EKSTRAKSI MENGGUNAKAN MICROWAVE

  • Ani Purwanti IST AKPRIND YOGYAKARTA
Kata Kunci: Chitin, Chitosan, Microwave

Abstrak

Penelitian untuk membuat kitosan dari kulit udang dilakukan dengan ekstraksi menggunakan gelombang mikro. Gelombang mikro merupakan sumber tenaga untuk memanaskan maupun menjadi katalis dalam suatu reaksi kimia. Penggunaan gelombang mikro mempunyai keuntungan, yaitu waktu proses yang singkat, efisiensi energi, pengawasan proses yang mudah, serta menghasilkan mutu hasil yang baik. Isolasi kitin dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi. Proses deasetilasi kitin dilakukan dengan menggunakan lama waktu pemanasan yaitu 3, 7, 11, dan 15 menit dan konsentrasi NaOH sebesar 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kitin sebanyak 1:20 (m/v) dicampurkan dengan NaOH pada tahap deasetilasi. Campuran diletakkan dalam oven microwave dan dipanaskan pada suhu 60oC. Kitosan dicuci sampai mencapai pH netral kemudian dikeringkan dalam oven sampai diperoleh massa yang konstan. Karakterisasi dilakukan menggunakan instrumen Fourier Transform Infrared (FTIR) dan kemudian dihitung derajat deasetilasinya. Dari perhitungan diperoleh hasil yang optimal dengan derajat deasetilasi kitosan 69,7954%, kadar air sebesar 1,90%, dan kadar abu 0,163% dengan waktu proses deasetilasi selama 3 menit dan menggunakan konsentrasi NaOH 50%. Kata kunci: Kitin, Kitosan, Gelombang Mikro

Referensi

[1] Suhardi. Kitin dan Kitosan. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi PAU Universitas Gajah Mada. 1992.
[2] Tolaimatea A, Desbrieresb J, Rhazia M, Alaguic A. Contribution to the Preparation of Chitins and Chitosans with Controlled Physico-chemical Properties. Polymer. 2003, 7939–7952.
[3] Rege PR, Lawrence HB. Chitosan Processing: Influence of Process Parameters during Acidic and Alkaline Hydrolysis and Effect of the Processing Sequence on the Resultant Chitosan’s Properties. Carbohydr. Res. 1999. 321: 235-245
[4] Kurniasih M, Kartika D. Sintesis dan Karakterisasi Fisika-Kimia Kitosan. Jurnal Inovasi. 2011. 5 (1): 42-48
[5] Samar M. Physicochemical, Function, Antioxidant, and Antibacterial, Properties of Chitosan Extracted from Shrimp Wastes by Microwave Technique. Annals of Agricultural Science. 2013. 58(1): 33-41.
[6] Lashini A. Eco-friendly Extraction and Characterization of Chitin and Chitosan from the Shrimp Shell Waste via Microwave Irradiation. Process Safety and Environmental Protection. 2016. 395–405.
[7] Ibrahim A. Effect of some Extraction Techniques on Properties and Economic of Chitosan obtained from Shrimp Shells Waste. Egyptian Journal of Aquatic Biology & Fisheries. 2019. 23(2): 123-131.
[8] Zaeni A. Efek Microwave pada Proses Deasetilasi Kitin dari Limbah Cangkang Udang. Jurnal Aplikasi Fisika. 2017. 13(2): 48–53.
[9] Lahsini A. Rapid and Efficient Extraction of Chitin and Chitosan for Scale-up Production: Effect of Process Parameters on Deacetylation Degree and Molecular Weight. International Journal of Biological Macromolecules. 2019. 1092–1102.
[10] Sudarmaji. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty. 1994.
[11] Khan TA. Reporting Degree of Deacetylation Values of Chitosan: The Influence of Analytical Methods. J Pharm Pharmaceut Sci. 2002. 5(3): 205–212.
[12] Lee. How Microwaves Work. Colorado: Colorado University. 2000: 1–3.
[13] Arifin Z. Microwave-Assisted Deacetylation of Chitin from Shrimp Shells. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. 2000: B2-1–B2-5.
Diterbitkan
2021-11-09