Rekayasa Lereng Andesit Menggunakan Metode Finite-Element

  • Ruslan Loilatu Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
  • Andy Erwin Wijaya Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Kata Kunci: Kajian Geoteknik, Stabilitas Lereng Keseluruhan, Faktor Keamanan, FEM, Geometri Lereng Aktual

Abstrak

Pengumpulan data studi geoteknik meliputi pemetaan geoteknik, pengamatan model longsoran yang dapat terjadi, dan melakukan sampling untuk pengujian sifat fisik dan sifat mekanik. Kajian geoteknik yang dilakukan adalah dengan menganalisis kelongsoran pada lereng produksi, metode analisis yang digunakan dalam analisis longsoran pada lereng adalah metode kinematik, analisis dengan metode ini menggunakan input parameter massa batuan, bidang diskontinuitas, dan geometri lereng produksi. Dari hasil analisis longsoran menggunakan metode kinematik didapatkan longsoran yang berpotensi terjadi adalah longsoran bidang sebesar 47,50%.Untuk lereng dengan kondisi yang optimal dibandingkan dua variasi sudut yang lain adalah lereng dengan  kemiringan 50O dan tinggi maksimum 10 m dengan SRF sebesar >1,25 yang bisa dijadikan sebagai rekomendasi lereng yang optimal, lereng dengan kemiringan tersebut jika dimodelkan dengan beberapa variasi ketinggian yaitu 5 m memiliki SRF sebesar 2,02 , ketinggian 10 m memiliki SRF 1,48, dan ketinggian 15 m memiliki SRF sebesar 1,28 ,yang menunjukan ketiga variasi ketinggian dengan menggunakan kemiringan 50O memiliki nilai FK >1,25, sedangkan jika ketinggian dibuat melebihi batas ketinggian 15 m maka lereng akan berpotensi longsor. Analisis kestabilan lereng keseluruhan menggunakan Finite Element Method (FEM) menunjukan lereng keseluruhan dalam kondisi stabil dilihat dari nilai Faktor Keamanan (FK) yang didapatkan sebesar 1,26, untuk analisis kestabilan lereng tunggal lereng dimodelkan dengan tiga variasi kemiringan dan tiga variasi ketinggian untuk mengetahui batas minimum geometri lereng yang optimal, untuk lereng dengan kemiringan 50O nilai SRF yang didapatkan dari hasil pemodelan >1,25 yang menunjukan lereng tersebut dalam kondisi stabil, lereng yang memiliki faktor keamanan <1,25 (tidak stabil) yaitu lereng dengan kemiringan 70O yang menunjukan jika  lereng dibuat semakin tinggi maka dapat terjadi kelongsoran pada lereng tambang.

Kata kunci: Kajian Geoteknik, Stabilitas Lereng Keseluruhan, Faktor Keamanan, FEM, Geometri Lereng Aktual.

Referensi

A. Irwandy, “Geoteknik Tambang: Mewujudkan Produksi Tambang yang Berkelanjutan dengan Menjaga Kestabilan Lereng,” Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2016.

M. A. Azizi, S. Kramadibrata, R. K. Wattimena, I. D. Sidi, S. Basuki, dan Suhedi, “Aplikasi Probabilistik Untuk Analisis Kestabilan Lereng Tunggal (Studi Kasus di PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Tanjung Enim, Sumatera Selatan),” Prosiding TPT XX PERHAPI Mataram 10-12 Oktober 2011, 2011, pp. 511-521.

Brazilian, 1999 dalam Made, dkk, “Mekanika Batuan” Bandung : ITB, 2014.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: BPS Kab. Cianjur, 2018.

Badan Informasi Geospasial (BIS), “Demnas Kabupaten Cianjur,” 2021. [online]. available at: http://geospasial.co.id. [diakses: 16 September 2021].

J. E. Bowles, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah,” Jakarta: Erlangga, 1998.

D. Trisnawati, “Kajian Kekuatan Tanah dan Kestabilan Tubuh Tanggul Pada Rencana Tanggul Wedok Lumpur Sidoarjo,” Repository Teknik Geologi Undip, 2019. [diakses: 9 Mei 2021].

Dawson, W. H. Roth, dan Drescher, “Slope Stability Analysis By Strength Reduction,” UC San Diego, 1999.

G.Lane, “Strength Reduction Stability,” Canada: Geo-Slope International Ltd, 1999.

R. F. Hirnawan, “Peran Faktor-Faktor Penentuan Zona Berpotensi Longsor dalam Mandala Geologi dan Lingkungan Fisiknya di Jawa Barat,” Majalah Ilmiah Universitas Padjajaran, 1994.

Hoek, Evert, dan John Bray, “Rock Slope Engineering,” The Institution Mining and Metallurgy. London, 1995.

R. D. Holtz dan W. D. Kovacs, “An Introduction to Geotechnical Engineering, Prentice Hall Civil Engineering and Engineering Mechanic Series,” 1981.

Instantel, “Minimate Plus Series III,” Canada, 2021.

Krahn dan Jhon, “The Limits of Limit Equilibrium Analysis,” Canada, 2007.

Nuryanto, “Analisis Stabilitas dan Desain Perkuatan Lereng Kawasan Sentul,” Jurnal Teknik Gunadarma, vol. 20, no. 2, 2021.

A. Pramulandani dan I. N. Hamdhan, “Analisis Stabilitas Lereng dengan Perkuatan Geocell Menggunakan Metode Elemen Hingga (PLAXIS 2D),” RekaRacana: Jurmal Teknik Sipil, vol. 6, no. 2, pp. 86-97, 2012.

R. Metriani, Y. M. Anaperta, dan T. G. Saldy, “Analisis Balik Kestabilan Lereng dengan Menggunakan Metode Bishop pada Front II Existing Tambang Quarry PT Semen Padang,” Jurnal Bina Tambang, vol. 4, no. 4, 2019. [online]. [diakses: 21 Maret 2021].

P. P. Hutayan dan T. Trides, “Analisis Pengaruh Air Tanah Terhadap Kestabilan Lereng Menggunakan Finite Element Method pada PT. Bharinto Ekatama, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur,” Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL, vol. 2, no. 2, 2003.

M. Romana, J. B. Seron, dan E. Montalar, “SMR Geomechanics Classification for Slopes: Slope Mass Rating,” Comprehensive Rock Engineering, Editor: Hudson, J.A. Pergamon, 2003.

Sudjatmiko, “Peta Geologi Regional Lembar Cianjur. Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi,” Bandung, 1972.

Suratha Gde, “Kemantapan Lereng,” Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan, Bandung, 1994.

T. Liong, Gouw, dan J. G. H. Dave, “Analisia Stabilitas Lereng Limit Equilibrium vs Finite Element Method,” Jakarta, 2012.

W. Bagus, dkk., “Pengaruh Tinggi Muka Air Tanah terhadap Kestabilan Jenjang pada Dinding Akhir Penambangan,” Jakarta: PERHAPI, 2006.

S. Wibowo, M. Rinaldi, A. M. Azzam, Z. Zakaria, dan I. Sophian, “Kajian Kestabilan Lereng Batuan Menggunakan Klasifikasi Masa Batuan, Metode Elemen Hingga dan Analisis Batuan Jatuh,” Padjajaran Geosience Jurnal. Vol. 2, no. 5, pp. 364-375, 2018.

Diterbitkan
2024-11-13